AS Bantu Perkuat Pertahanan Filipina dengan Rudal dan Bom
›
AS Bantu Perkuat Pertahanan...
Iklan
AS Bantu Perkuat Pertahanan Filipina dengan Rudal dan Bom
AS memperbarui komitmennya untuk membantu pertahanan Filipina apabila diserang di wilayah perairan Laut China Selatan.
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
MANILA, SENIN — Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyediakan rudal dan persenjataan lainnya untuk membantu Filipina. Senjata itu untuk memerangi kelompok-kelompok militan yang berafiliasi dengan dan mendukung Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) di Filipina selatan.
AS juga sekaligus memperbarui komitmennya untuk membantu pertahanan Filipina apabila diserang di wilayah perairan Laut China Selatan.
Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O’Brien, mewakili Trump, datang ke Kementerian Luar Negeri Filipina, Manila, Senin (23/11/2020). Ia lalu mengumumkan pengiriman rudal dan bom untuk militer Filipina.
O’Brien datang untuk menindaklanjuti janji Trump. Ketika menelepon Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, April lalu, Trump berjanji akan menyediakan rudal senilai 18 juta dollar AS.
O’Brien juga menyinggung peran pemerintahan Trump dalam mengalahkan kelompok NIIS di Timur Tengah dan tahun lalu membunuh pemimpinnya, Abu Bakr al-Baghdadi, di Suriah.
Dia juga menekankan komitmen AS dalam membantu mengalahkan kelompok-kelompok militan yang terkait dengan NIIS di wilayah Filipina selatan.
”Presiden Trump akan mendampingi Presiden Duterte melawan NIIS di Asia Tenggara. Penyediaan persenjataan ini menekankan kuatnya komitmen kami pada aliansi yang penting ini,” kata O’Brien.
O’Brien berharap perjanjian keamanan kedua negara tetap berlanjut untuk memungkinkan pasukan keamanan AS bisa berlatih bersama dalam latihan tempur berskala besar di Filipina.
Duterte sempat memutuskan membatalkan Perjanjian Pasukan Kunjungan dengan AS pada awal tahun. Namun, Duterte kemudian menunda keputusannya itu hingga tahun depan.
O’Brien juga menegaskan, AS akan mendukung Filipina dalam upayanya melindungi hak kedaulatannya di wilayah Laut China Selatan.
Bulan lalu, Filipina mengumumkan akan melanjutkan eksplorasi minyak dan gas di dekat Reed Bank yang terletak di lepas pantai barat Filipina. Area itu juga diperebutkan China.
”Wilayah itu milik rakyat Filipina. Bukan negara lain. Jangan karena merasa lebih besar dari Filipina maka mereka bisa datang begitu saja dan mengambil kekayaan rakyat Filipina. Tidak bisa begitu,” kata O’Brien.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada awal tahun ini juga mengatakan, jika ada pesawat tempur atau kapal milik Filipina yang diserang di wilayah Laut China Selatan, AS wajib membantu Filipina. Kedua negara ini mempunyai perjanjian pertahanan selama 69 tahun.
Pada Juli lalu, Pompeo membuat marah China dengan mengatakan klaim China terhadap wilayah perairan itu tidak sah. China menuding AS telah dengan sengaja menyebarkan perselisihan antara China dan negara-negara tetangganya di Asia. (AP)