Untuk pertama kali, pilkada di Kabupaten Badung, Bali, hanya diikuti satu pasangan calon. Persaingan antara PDI-P dan Golkar di pilkada sebelumnya di daerah itu berakhir seiring menguatnya PDI-P.
Oleh
Susanti Agustina S
·5 menit baca
Untuk pertama kali, pilkada di Kabupaten Badung, Bali, hanya diikuti satu pasangan calon. Persaingan antara PDI-P dan Golkar dalam pilkada sebelumnya di daerah itu berakhir seiring menguatnya PDI-P. Padahal, dinamika politik di wilayah ini sebelumnya cukup dinamis.
Dinamisnya politik di Badung, Bali, dapat dilihat dari hasil pemilu di daerah itu. Pada Pemilu 1999, PDI-P menguasai DPRD Kabupaten Badung dengan 24 kursi, disusul Golkar 4 kursi, Fraksi TNI-Polri 4 kursi, dan Fraksi Gabungan 3 kursi. Kondisi yang sama terjadi pada Pemilu 2004. Kursi di DPRD Kabupaten Badung masih didominasi PDI-P dengan 21 kursi.
Hasil serupa terjadi pada Pemilu 2009. PDI-P masih mendominasi perolehan kursi di Kabupaten Badung, tetapi mengalami penurunan karena banyak partai baru yang bermunculan dan langsung menggaet kursi wakil rakyat.
PDI-P meraih 14 kursi, Partai Golkar 11 kursi, Partai Demokrat 9 kursi, dan Fraksi Gabungan 6 kursi. Perolehan yang paling signifikan adalah Partai Demokrat yang memperoleh 9 kursi, sedangkan pada 2004 hanya memperoleh 2 kursi.
Tren peningkatan jumlah kursi yang diraih Golkar di DPRD Kabupaten Badung ini berbanding lurus dengan kemampuan partai ini bersaing dengan PDI-P di pilkada. Di Pilkada 2005, misalnya, pasangan calon dari Golkar, Anak Agung Gede Agung-I Ketut Sudikerta, bisa mengalahkan pasangan calon PDI-P, I Made Sumer-I Gusti Ngurah Oka. Di periode kedua pun, AA Gde Agung-I Ketut Sudikarta masih perkasa dan terpilih, kali ini diusung Demokrat dan Golkar.
Namun, kondisi berbalik dengan menguatnya PDI-P pada Pemilu Legislatif 2014. Dalam Pilkada Badung 2015, pasangan calon PDI-P mampu memenangi kontestasi pilkada. I Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa yang diusung PDI-P mengalahkan pasangan I Made Sudiana-I Nyoman Sutrisno yang diajukan Koalisi Bali Mandara (KBM), yakni koalisi Demokrat, Golkar, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Partai Amanat Nasional, dan Partai Keadilan Sejahtera.
Kemenangan pasangan PDI-P ini terus bergulir seiring menguatnya penguasaan kursi di DPRD Badung dari hasil Pemilu 2019.
Kemenangan pasangan PDI-P ini terus bergulir seiring menguatnya penguasaan kursi di DPRD Badung dari hasil Pemilu 2019. Perolehan suara partai banteng moncong putih ini melonjak dari 16 kursi (2014) menjadi 28 kursi, alias 70 persen kursi DPRD. Melonjaknya perolehan suara PDI-P berakibat menyusutnya suara partai politik nasionalis lainnya, yaitu Golkar, Gerindra, dan Demokrat, termasuk suara parpol berbasis massa Islam yang gagal meraih kursi di parlemen lokal.
Mendukung petahana
Di Pilkada 2020, pasangan petahana, I Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa, kembali berlaga, tetapi kali ini sebagai calon tunggal. Sebelumnya, pasangan Gusti Ngurah Agung Diatmika-I Wayan Muntra sempat disebut akan bersaing menghadapi petahana yang diusung Golkar. Namun, hingga akhir masa pendaftaran, tidak satu pun pasangan calon penantang mendaftar.
Harapan koalisi yang dibangun Golkar, Demokrat, dan Nasdem di tingkat provinsi untuk bisa bekerja sama menghadapi pilkada di enam kabupaten/kota tidak terwujud setelah rekomendasi DPP Partai Golkar di Kabupaten Badung justru berbalik mendukung petahana. Akibatnya, I Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa mendapatkan mayoritas dukungan dengan total 37 kursi (28 kursi PDI-P, 7 kursi Partai Golkar, dan 2 kursi Partai Demokrat) dari 40 kursi di DPRD Kabupaten Badung. Pupuslah kemampuan memenuhi syarat minimal jumlah delapan kursi parlemen (20 persen) untuk pasangan lain.
Kini, upaya tambahan untuk mendorong partisipasi publik di Kabupaten Badung untuk memilih dengan datang ke tempat pemungutan suara (TPS) kian penting untuk mencegah berlanjutnya penurunan partisipasi pilkada. Hal itu karena data Komisi Pemilihan Umum Daerah Badung menunjukkan tingkat partisipasi yang secara konsisten terus menurun. Pada Pilkada 2005, partisipasi pemilih mencapai 83 persen, kemudian turun pada Pilkada 2010 menjadi 78 persen. Partisipasi kembali menurun pada Pilkada 2015 dengan angka 68 persen.
Sektor pariwisata
Pilkada 2020 akan menjadi momentum bagi petahana untuk membuktikan bahwa kinerja mereka sepanjang lima tahun terakhir ini layak untuk dilanjutkan. Salah satunya adalah bagaimana meyakinkan kepada pemilih bahwa sektor pariwisata yang selama ini menjadi andalan Badung bisa kembali bergeliat pascapandemi Covid-19 ini.
Kabupaten Badung selama ini dikenal sebagai wilayah terkaya di Bali dengan pendapatan asli daerah (PAD) sekitar Rp 4,83 triliun pada 2019, yang mayoritas bersumber dari sektor pariwisata. Pandemi telah meluluhlantakkan pariwisata Badung yang berdampak pada penurunan pendapatan daerah. Hingga Agustus 2020 saja diperkirakan PAD Badung sudah terkoreksi 49,0 persen.
Meskipun kini kunjungan wisatawan domestik di Bali sudah dibuka, tingkat kunjungan masih tergolong rendah bahkan minus. Dinas Pariwisata Kabupaten Badung mencatat bahwa tingkat kunjungan wisatawan domestik hingga September 2020 masih minus 81 persen sejak dibuka pada 31 Juli 2020.
Merujuk visi misi mereka, pasangan calon I Nyoman Giri Prasta-I Ketut Suiasa ingin mewujudkan pariwisata pedesaan atau desa wisata yang berkualitas dan ramah lingkungan. Upaya menaikkan merek pariwisata Badung juga dijanjikan pasangan ini, dengan memperkuat citra dan positioning kepariwisataan Kabupaten Badung, termasuk mengoptimalkan media sosial dalam pemasaran pariwisata
Kepala daerah harus memiliki skenario lain dengan tidak lagi hanya mengandalkan sektor pariwisata.
Bagaimanapun, calon kepala daerah harus memiliki skenario lain dengan tidak lagi hanya mengandalkan sektor pariwisata. Sektor pertanian dan kerajinan dapat menjadi sektor alternatif yang dapat dikembangkan saat pariwisata belum pulih. Tawaran program yang riil sangat dinantikan warga Badung.
Pada akhirnya, tugas besar untuk membangkitkan kembali aktivitas ekonomi masyarakat, menanti pemimpin terpilih di Kabupaten Badung. Pasangan calon tunggal yang notabene petahana ini akan ditantang terkait apa saja langkah-langkah mereka jika terpilih, terkait pemulihan ekonomi di Badung sebagai dampak dari pandemi ini. (Litbang Kompas)