Hujan lebat disertai angin kencang diperkirakan terjadi sampai sepekan ke depan. Kondisi ini disebabkan adanya sirkulasi siklonik dan gelombang atmosfer Madden-Julian Oscillation.
Oleh
Ahmad Arif
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Banjir telah melanda sebagian wilayah Indonesia bagian barat, tetapi hujan lebat diperkirakan masih akan melanda hingga sepekan mendatang. Cuaca ekstrem ini dipicu adanya sirkulasi siklonik dan gelombang atmosfer Madden-Julian Oscillation yang meningkatkan awan hujan.
”Cuaca ekstrem masih berpeluang terjadi hingga seminggu ke depan,” kata Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Fachri Radjab, di Jakarta, Minggu (22/11/2020).
Menurut dia, gelombang atmosfer Madden-Julian Oscillation (MJO) saat ini berada di kuadran 2 atau sekitar Samudra Hindia dan berdampak pada pertumbuhan awan di sebagian besar Sumatera, Selat Karimata, dan Jawa bagian barat. Selain MJO, potensi cuaca ekstrem di wilayah Indonesia juga dipengaruhi oleh keberadaan gelombang Rossby Ekuatorial dan sirkulasi siklonik.
Radjab menegaskan kembali peringatan dini cuaca ekstrem yang dikeluarkan Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, Sabtu (21/11/2020). Menurut analisis BMKG, kondisi atmosfer yang tidak stabil dalam sepekan ke depan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.
Menurut Guswanto, sirkulasi siklonik terdeteksi di perairan di Samudra Hindia barat Bengkulu dan di Laut Jawa selatan Kalimantan. Itu membentuk daerah pertemuan angin atau konvergensi yang memanjang di perairan utara Aceh, mulai dari Sumatera Utara hingga perairan barat Bengkulu, di Selat Karimata bagian utara, Papua bagian barat hingga Maluku bagian selatan, serta dari Kalimantan Tengah hingga Selat Karimata bagian selatan.
Berdasarkan kondisi itu, BMKG memperkirakan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai kilat dan angin kencang di sejumlah wilayah hingga 27 November 2020. Beberapa wilayah itu meliputi sebagian besar Sumatera, Bangka Belitung, seluruh Jawa, Nusa Tenggara Barat, sebagian besar Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku, Papua, dan Papua Barat.
”Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat, dan hujan es,” katanya.
Peringatan dini gelombang tinggi juga dikeluarkan BMKG. Berdasarkan laporan prakirawan BMKG, tekanan rendah 1008 hPa terpantau di Samudra Hindia barat Aceh dan sirkulasi udara di perairan Kepulauan Mentawai dan Halmahera. Ini menyebabkan pola angin di wilayah Indonesia umumnya bergerak dari timur laut ke tenggara dengan kecepatan berkisar 25 knot.
Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat, dan hujan es.
Sementara itu, kecepatan angin tertinggi terpantau di Kepulauan Nias, Kepulauan Mentawai, perairan Selat Banten, sehingga berpotensi meningkatkan ketinggian gelombang di wilayah tersebut. Berdasarkan kondisi ini, rata-rata tinggi gelombang di perairan Indonesia 1,25-2,5 meter.
Adapun tinggi gelombang 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan utara Sabang, barat Aceh, barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu hingga barat Lampung, Samudra Hindia barat Sumatera, Samudra Hindia selatan Banten hingga Bali.
Bencana hidrometerologis
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati menyebutkan, banjir meluas di sejumlah daerah. Enam kecamatan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, dilanda banjir sejak Selasa (17/11/2020), menyebabkan 5.677 orang mengungsi, 2 orang meninggal, 4 rumah roboh, 12 rumah rusak berat, 5 rumah rusak sedang, dan 44 rumah rusak ringan. Banjir juga menyebabkan 24 tanggul jebol.
Sementara itu, di Kabupaten Aceh Singkil, Aceh, banjir pada Sabtu (21/11/2020) telah menggenangi 10 desa di dua kecamatan, yakni Simpang Kanan dan Gunung Meriah. Banjir ini dipicu hujan berintensitas tinggi dan meluapnya Sungai Lae Cinendang.
Di Sumatera, banjir juga melanda Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, setelah terjadinya hujan lebat sejak Jumat lalu. Banjir ini menyebabkan 25 hektar sawah dan 10 hektar ladang tergenang.