KPU Sidoarjo Distribusikan Logistik APD Lebih Dahulu
›
KPU Sidoarjo Distribusikan...
Iklan
KPU Sidoarjo Distribusikan Logistik APD Lebih Dahulu
KPU Sidoarjo mendistribusikan logistik berupa alat pelindung diri pencegahan Covid-19 terlebih dahulu ketimbang logistik berupa perlengkapan pencoblosan pilkada. Itu agar penanganan bisa lebih fokus dan efisien.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Komisi Pemilihan Umum Sidoarjo mendistribusikan logistik alat pelindung diri pencegahan Covid-19 terlebih dahulu ketimbang logistik berupa perlengkapan pencoblosan. Alasannya, logistik alat pelindung diri risiko keamanannya kecil sehingga tidak memerlukan pengamanan dari aparat kepolisian.
Ketua KPU Sidoarjo Muhammad Iskak mengatakan, pendistribusian logistik alat pelindung diri (APD) ditargetkan tuntas pada Senin (23/11/2020). Pendistribusian logistik APD ini diprediksi hanya memerlukan waktu tiga hari untuk menjangkau 18 kecamatan di Sidoarjo.
”Logistik APD sengaja didistibusikan lebih awal untuk meringankan pekerjaan panitia penyelenggara pemilu di tingkat kecamatan dan desa. Selain itu, supaya penanganan lebih fokus,” ujar Iskak.
Dia mengatakan, ada 10 jenis alat pelindung diri yang didistritusikan oleh KPU Sidoarjo untuk keperluan penyelenggaraan tahapan pencoblosan 9 Desember nanti. Dari 10 jenis APD itu, di antaranya ada pembekalan kesehatan rumah tangga, seperti pembersih tangan, sabun cuci tangan, dan disinfektan.
Selain itu, ada APD kategori barang umum, seperti masker, sarung tangan plastik, tisu, kantong plastik untuk sampah, pelindung wajah (faceshield), dan tempat cuci tangan. Pendistribusian logistik APD mulai dilakukan Sabtu (21/11/2020) setelah rapat koordinasi persiapan distribusi selesai digelar.
Rapat yang berlangsung di Kantor KPU Sidoarjo itu menghadirkan semua ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Logistik APD ini didistribusikan dari KPU Sidoarjo ke kecamatan agar bisa langsung disalurkan ke desa atau kelurahan masing-masing.
Logistik APD sengaja didistibusikan lebih awal untuk meringankan pekerjaan panitia penyelenggara pemilu di tingkat kecamatan dan desa. Selain itu, supaya penanganan lebih fokus. (Muhammad Iskak)
Penyimpanan logistik APD dilakukan oleh KPPS dan PPS di desa dan kelurahan masing-masing. Menurut Iskak, pengiriman logistik pilkada berupa APD tidak dapat dilakukan bersamaan dengan logistik untuk pencoblosan. Alasannya, jumlahnya banyak, rata-rata setiap kecamatan logistiknya mencapai 2-3 truk.
Sementara itu, logistik untuk pencoblosan, menurut rencana, mulai didistribusikan pada 2 Desember mendatang. Adapun barangnya, antara lain, berupa surat suara, bilik suara, dan kotak suara. Pendistribusian dari KPU Sidoarjo ke 18 kecamatan.
Namun, karena logistik pencoblosan ini rawan disalahgunakan, penyimpanan dilakukan di gudang di kantor kecamatan. Selama tersimpan di gudang, logistik akan dijaga ketat oleh aparat kepolisian dari kepolisian sektor setempat. Logistik pencoblosan baru didistribusikan ke desa pada H-1 pencoblosan.
Iskak menambahkan, saat ini pihaknya tengah mengecek proses pencetakan surat suara di perusahaan percetakan. Tujuannya memastikan surat suara yang akan dicetak tersebut sudah sesuai dengan desain yang disepakati dan tidak melanggar aturan perundangan.
Daerah pinggiran
Dia memprediksi tidak ada kendala berarti dalam pendistribusian logistik Pilkada Sidoarjo saat ini. Alasannya, seluruh daerah relatif bisa dijangkau kecuali sebagian Desa Sawohan, Kecamatan Buduran; Desa Gebang, Kecamatan Sidoarjo; dan Desa Kalikajang, Kecamatan Jabon.
”Di tiga desa pinggiran itu, distribusinya memerlukan perhatian khusus karena harus menggunakan perahu. Meski demikian, diprediksi distribusinya bakal berjalan lancar,” kata Iskak.
Selain terus menyiapkan kebutuhan logistik pilkada, KPU Sidoarjo juga terus menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat, terutama pemegang hak pilih. Sosialisasi ini diharapkan mampu mendorong tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam pesta demokrasi lima tahunan meski kondisinya masih pandemi Covid-19.
Ketua Divisi Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih KPU Sidoarjo Fauzan Adim mengatakan, akhir pekan lalu pihaknya menggelar sosialisasi di Desa Sawohan. Menurut dia, respons masyarakat cukup bagus, bahkan masyarakat di sana memahami setiap pasangan calon yang berkontestasi di pilkada kali ini.
”Harapannya, masyarakat bisa 100 persen datang ke tempat pemungutan suara untuk menyalurkan aspirasinya,” ucap Fauzan.
Menurut Fauzan, selain menyosialisasikan paslon, pihaknya juga menjelaskan tentang protokol kesehatan yang harus diperhatikan oleh masyarakat pemilih dan penyelenggara di tingkat desa. Ada 12 hal yang ditekankan, antara lain kewajiban memakai masker, menjaga jarak aman, mencuci tangan, mengecek suhu tubuh, dan memakai alat pelindung diri.
Ketua Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Sidoarjo Ana Aziza menambahkan, Pilkada Sidoarjo diikuti tiga pasangan calon. Mereka adalah paslon nomor urut satu, yakni Bambang Haryo Soekartiono dan Taufiqulbar. Paslon dengan nomor urut dua, Ahmad Mudhlor dan Subandi.
Adapun paslon dengan nomor urut tiga adalah Kelana Aprilianto dan Dwi Astutik. Ketiga paslon saat ini fokus berkampanye untuk meraih simpati masyarakat Sidoarjo. KPU Sidoarjo menetapkan 1.404.887 orang masuk dalam daftar pemilih tetap.