Protokol Kesehatan Longgar, Jumlah Pasien Wisma Atlet Terus Bertambah
›
Protokol Kesehatan Longgar,...
Iklan
Protokol Kesehatan Longgar, Jumlah Pasien Wisma Atlet Terus Bertambah
Pasien yang dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, sudah mencapai 3.377 orang. Jika protokol kesehatan tak dipatuhi, RSDC Wisma Atlet akan penuh seperti pada September silam yang mencapai 90 persen.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah pasien positif Covid-19 yang dirujuk ke Wisma Atlet terus bertambah sehingga menara 4 Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, kembali diaktifkan. Total pasien di menara 4, 5, 6, dan 7 RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, kini mencapai 3.377 orang.
Komandan Lapangan Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Letnan Kolonel (Mar) drg M Arifin mengatakan, pada Minggu (22/11/2020) pukul 21.15 WIB pihaknya kembali menerima pasien rujukan dari Puskesmas Tanah Abang, Jakarta Pusat, sebanyak 33 orang.
”Dari 30 pasien positif Covid, 29 pasien tanpa gejala (OTG) dan 4 pasien gejala ringan. Yang tanpa gejala kami masukkan ke menara atau tower 4 karena menara 5 sudah lebih 70 persen okupansinya. Sementara yang gejala ringan kami masukkan ke menara 6,” kata Arifin di Jakarta, Senin (23/11).
Selain pasien rujukan dari Puskesmas Tanah Abang, kata Arifin, beberapa hari yang lalu pihaknya juga menerima pasien rujukan dari Puskesmas Jagakarsa, Jakarta Selatan, sebanyak 20 orang dan Puskesmas Duren Sawit, Jakarta Timur, sebanyak 20 orang, serta 12 lainnya dari puskesmas yang tersebar di wilayah Jakarta. Dengan demikian, jumlah total mencapai 52 pasien.
Dari laporan yang Arifin terima, dari 52 pasien rujukan, 20 pasien merupakan wisatawan yang berlibur ke Puncak, Bogor. Total wisatawan yang berlibur menggunakan 3 bus sebanyak 70 orang. Setelah diperiksa tes usap, 20 di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19, sementara 20 pasien lainnya dari Puskesmas Duren Sawit berasal dari kluster pengajian.
Lonjakan kasus positif dan meningkatnya jumlah pasien di RSD Covid-19 Wisma Atlet, kata Arifin, sebagai dampak dari libur panjang dan ada perkumpulan massa. Dalam dua minggu hingga saat ini, kenaikan angka kasus sangat mengkhawatirkan.
”Fakta lainya selain peningkatan jumlah okupansi di RSD Wisma Atlet adalah protokol kesehatan yang sebelumnya sudah baik saat ini sangat longgar. Ini perlu diwaspadai. Mohon hindari bepergian dan berkumpul bersama, apalagi dalam bus tanpa protokol kesehatan. Kegiataan apa pun yang mengumpulkan massa untuk dihindari,” tutur Arifin.
Berdasarkan pembaruan data terakhir pada Senin, tingkat okupansi di menara 4 masih 9,12 persen dengan total 141 pasien. Jumlah tempat tidur yang tersedia sebanyak 1.405. Arifin memperkirakan, angka okupansi akan meningkat dalam beberapa hari ke depan. Dalam waktu 3 hari saja sudah masuk 141 pasien.
Sementara Menara 5 saat ini dinonaktifkan karena okupansinya sudah mencapai lebih dari 70 persen. Dari total 1.570 tempat tidur, keterisiaan mencapai 1.100 pasien. Adapun di Menara 6, tingkat okupansi mencapai 72,23 persen. Total yang mendapat perawat mencapai 939 pasien. Total tempat tidur yang tersedia menyisahkan 361 tempat tidur. Di Menara 7, tingkat okupansi mencapai 75, 86 persen. Total yang dirawat sebanyak 1.197 pasien. Total tempat tidur yang tersedia menyisakan 381 tempat tidur. Total pasien di setiap menara mencapai 3.377 orang.
”Transmisi jadi begitu mudah menular di kerumunan. Masa PSBB transisi ini, senjata kita hanya satu, yaitu protokol kesehatan. Tidak ada senjata lain selagi kita tunggu vaksin,” kata Arifin menegaskan.
Arifin khawatir, jika warga tidak menerapkan protokol kesehatan, RSD Covid-19 Wisma Atlet akan penuh, bahkan melebihi kasus pada akhir September silam yang mencapai sekitar 4.700 pasien atau tingkat okupansi 90 persen.
Jika peristiwa September silam terulang, lanjut Arifin, akan sangat berdampak luas, khususnya dalam penanganan pasien. Tenaga medis yang merawat pasien selama ini tidak pernah pulang dan bertemu keluarga hampir 4-6 bulan. Jika kasus positif tidak mereda, mereka dipastikan semakin panjang tinggal di wisma atlet.
”Kami tentu akan mengabdi. Ini tugas kemanusiaan. Namun, kita semua perlu cerdas dan memikirkan betul dampak dari ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan. Dampak rugi tidak hanya diri sendiri, tetapi juga keluarga, tetangga, hingga tenaga medis. Belum lagi fisik dan psikis yang terus terkuras. Betapa mereka yang dirawat dan merawat di wisma merindukan keluarganya,” tutur Arifin.
Berdasarkan keterangan resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, angka kasus positif Covid-19 pada Senin mencapai 1.009 kasus. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia memaparkan, per Senin ini dilakukan tes PCR sebanyak 9.351 spesimen.
Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 7.574 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 1.009 positif dan 6.565 negatif. ”Untuk rate tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 144.228. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 77.481,” kata Dwi (Kompas, Senin, 23/11/2020).
Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta turun sebanyak 72 kasus sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 8.622 orang yang masih dirawat atau diisolasi. Adapun jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 128.173 kasus.
Dari jumlah tersebut, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 117.003 dengan tingkat kesembuhan 91,3 persen dan total 2.548 orang meninggal dengan tingkat kematian 2 persen, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 3,4 persen.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 9,8 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 8,3 persen. Adapun WHO menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen.