Sempat Melandai, Kasus Kematian di Kota Bekasi Bertambah 16 Orang
›
Sempat Melandai, Kasus...
Iklan
Sempat Melandai, Kasus Kematian di Kota Bekasi Bertambah 16 Orang
Kota Bekasi kembali mencatat kasus kematian akibat Covid-19 setelah hampir tiga minggu tanpa kematian. Warga diimbau menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Selama satu minggu terakhir ada penambahan 1.069 kasus baru Covid-19 di Kota Bekasi, Jawa Barat. Daerah itu juga mencatatkan 16 kasus kematian baru Covid-19 setelah sekitar tiga minggu tanpa kasus kematian.
Berdasarkan data Satuan Tugas Covid-19 Kota Bekasi, Senin (23/11/2020), akumulasi kasus Covid-19 di daerah itu mencapai 9.122 kasus. Rinciannya, 8.384 kasus sembuh, 159 orang meninggal dunia, dan 579 orang masih dirawat atau isolasi mandiri.
Di Kota Bekasi, warga yang terpapar Covid-19 didominasi mereka yang berusia produktif, yaitu mencapai 72 persen. Artinya, warga yang terinfeksi rata-rata masyarakat yang banyak beraktivitas di luar rumah. (Dezy Syukrawati)
Adapun berdasarkan data pada 16 November 2020, akumulasi kasus Covid-19 di daerah itu 8.936 kasus. Artinya, dalam kurun waktu seminggu terakhir, ada penambahan 1.069 kasus baru. Selain itu, Kota Bekasi juga kembali mencatat 16 kasus kematian baru setelah sekitar tiga minggu tanpa kasus kematian. Akibat penambahan tersebut, kasus kematian dari semula 143 kasus bertambah menjadi 159 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bekasi Dezy Syukrawati mengatakan, penambahan 16 kasus kematian akibat Covid-19 di daerah itu tak semua merupakan kasus kematian baru. Penambahan angka itu merupakan hasil pengecekan dan sinkronisasi untuk menyamakan data dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat.
”Kematian baru hanya sekitar lima atau enam kasus. Setelah kami konfirmasi dari pusat dan provinsi ada data tambahan. Jadi, ini bukan kematian baru sebenarnya,” kata Dezy, Senin, di Bekasi.
Ia menambahkan, kasus Covid-19 yang masih terus bertambah itu menunjukkan kalau risiko penularan Covid-19 di kota tersebut masih ada. Tren penularan di daerah itu juga belum stabil atau masih fluktuatif. Oleh karena itu, masyarakat diingatkan untuk selalu patuh pada protokol kesehatan.
Di Kota Bekasi, warga yang terpapar Covid-19 didominasi mereka yang berusia produktif, yaitu mencapai 72 persen. Artinya, warga yang terinfeksi rata-rata masyarakat yang banyak beraktivitas di luar rumah.
”Kasus dari anak-anak juga bertambah. Mereka tertular dari orangtua yang bekerja atau kakak-kakaknya yang berkegiatan di luar rumah,” kata Dezy.
Dari data Satgas Covid-19 daerah setempat, akumulasi kasus usia anak atau usia nol tahun sampai 19 tahun mencapai 1.430 kasus. Sementara untuk usia dewasa, mulai dari 20 tahun sampai 59 tahun sebanyak 6.536 kasus.
Selain kasus yang terus bertambah, tingkat keterisian pasien di seluruh rumah sakit di Kota Bekasi juga meningkat. Hingga Senin, jumlah tempat tidur perawatan atau isolasi di seluruh rumah sakit sudah terpakai 797 tempat tidur. Jumlah tempat tidur yang belum terpakai masih ada 381 tempat tidur.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bekasi Rina Oktavia mengatakan, jumlah pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri atau perawatan paling banyak berada di rumah sakit swasta, yaitu mencapai 621 pasien. Sementara di rumah sakit pemerintah ada 114 pasien yang sementara dirawat di RSUD Kota Bekasi. Sisanya dirawat di RSUD Kelas D dan Rumah Sakit Darurat Stadion Patriot Candrabhaga.
Dezy menambahkan, untuk meminimalisasi penularan kasus positif dan kematian akibat Covid-19, pelacakan kasus di daerah itu terus digencarkan di tingkat kelurahan. Di setiap kelurahan ditargetkan memeriksa 20 orang setiap minggu.
Di Kota Bekasi, jumlah alat tes PCR yang sudah dihabiskan untuk melacak dan mengetes kasus Covid-19 mencapai 78.000 PCR. Artinya, dari populasi 2,4 juta penduduk, jumlah warga yang dites PCR 3,8 persen.
”Jumlah pemeriksaan PCR kami di minggu ini sudah di atas standar WHO. Sesuai rumus WHO, Kota Bekasi setiap minggu minimal 2.400 pemeriksaan (spesimen). Kami sudah sekitar 4.000 pemeriksaan setiap minggu,” katanya.