Warga Menjaga Jarak dari Kluster Penularan Petamburan
›
Warga Menjaga Jarak dari...
Iklan
Warga Menjaga Jarak dari Kluster Penularan Petamburan
Warga berupaya menjaga jarak dari kerawanan kluster penularan Covid-19 di kawasan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Mereka tidak ingin ikut terpapar virus korona penyebab pandemi.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Warga berusaha menjaga jarak dari lingkungan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, setelah kemunculan kluster penularan Covid-19 setelah kerumunan massa. Mereka membatasi kegiatan luar rumah sampai jumlah pasien positif dari kluster tersebut mereda.
Tindakan warga itu merespons kabar puluhan orang yang dinyatakan positif Covid-19 di Petamburan dan Tebet, DKI Jakarta, serta di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (21/11/2020). Merujuk data Kementerian Kesehatan, total ada 80 orang yang terkonfirmasi positif di DKI Jakarta hingga Sabtu.
Sejumlah warga yang berada di dekat kluster penularan Petamburan memilih tetap di rumah masing-masing pada Senin (23/11/2020). Sunarno (63), Ketua RT 014 RW 004 Petamburan, meminta warga tetap di rumah apabila tidak ada kesibukan mendesak. Sementara sebagian warga pada Senin ini juga menjalani tes cepat antibodi (rapid test) di Puskesmas Petamburan.
Sunarno mengatakan, permintaan agar warga tetap di rumah menjadi urgen setelah sejumlah pegawai Kelurahan Petamburan positif Covid-19. Lurah serta Sekretaris Lurah Petamburan diketahui kini masih berstatus positif.
”Informasi sudah sampai secara berantai dari pengurus warga bahwa lurah dan sekretaris sedang positif Covid-19. Saya pun sudah meminta warga untuk ikut rapid test dan mengurangi pergi-pergi yang tidak perlu. Situasi di sini bisa dibilang zona merahlah,” ucap Sunarno, Senin siang.
Pantauan Kompas, sebagian warga di lingkungan RW 003 dan RW 004 Petamburan lebih banyak beraktivitas di sekitar rumah, Senin siang. Meski begitu, tidak semua dari mereka cukup patuh untuk tetap bermasker. Maisarah (39), misalnya, tidak mengenakan masker saat pergi menitipkan baju-bajunya ke tempat pencucian.
Warga RT 012 RW 004 Petamburan itu memandang kondisi di sekitar rumahnya cukup aman. Menurut dia, warga di RW 004 hampir tidak ada yang turut dalam kegiatan kerumunan di Jalan KS Tubun dan Jalan Raya Petamburan pada 14 November. ”Saya cuma beraktivitas dekat rumah saja, enggak terlalu jauh sampai keluar ke jalan raya,” ucapnya.
Sebagian warga yang tinggal di sekitar Jalan KS Tubun, Kelurahan Slipi, Palmerah, Jakarta Barat, juga mengurangi aktivitas bepergian setelah ada informasi pasien positif Covid-19. Lokasi mereka terhitung cukup dekat dengan kluster penularan Covid-19 di Petamburan.
Enung (74), Ketua RT 009 RW 005 Slipi, menyebutkan warga kini berinisiatif menghindari Covid-19. Seperti saat dikunjungi siang itu, sebagian wilayah RW 005 Slipi tampak sepi dari aktivitas warga. ”Sebenarnya sejak ramai-ramai kerumunan di Petamburan waktu malam Minggu itu, warga sudah waspada dan enggak ke mana-mana,” ungkapnya.
Andriani (42), warga RT 009 RW 005 Slipi, mengaku telah mengurangi bepergian sejak pekan kemarin. Dia hanya sibuk mengurusi usaha toko kelontongnya di rumah. ”Beberapa warga di sini sudah jarang sekali keluar sejak pandemi. Ditambah lagi kasus acara kumpul-kumpul di Petamburan, warga sini makin takut kalau pergi malah ketularan Covid-19,” ucap perempuan ini.
Musabab dari kluster penularan di Petamburan adalah kerumunan yang terjadi pada 14 November 2020. Terkait kerumunan itu, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Muhammad Budi Hidayat meminta kerelaan semua orang dalam acara itu untuk ikut tes Covid-19.
”Kemenkes mengimbau semua orang yang mengikuti acara tersebut dan siapa pun yang merasa telah kontak erat dengan orang yang hadir agar melakukan isolasi mandiri selama 14 hari,” kata Budi lewat keterangan resmi, Minggu (22/11/2020).
Seiring terungkapnya kluster penularan di Petamburan, Pemprov DKI Jakarta mencatat lonjakan kasus aktif sebesar 4,95 persen selama 14 hari terakhir, yakni 8.026 kasus pada 7 November menjadi 8.444 kasus pada 21 November. Adapun kasus aktif di Jakarta setiap dua pekan sebelumnya mengalami tren penurunan, yaitu 13.155 kasus (26/9), 13.253 kasus (10/10), 12.481 kasus (24/10), dan 8.026 kasus (7/11).
Karena situasi itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan perpanjangan masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi selama 23 November sampai 6 Desember mendatang. Kondisi itu juga menimbang jumlah kasus positif harian di Jakarta yang kembali mencapai angka ribuan, yakni 1.009 kasus per 23 November ini.
”Perlu diketahui bahwa laporan harian kasus positif di Jakarta mencapai rekor baru, yaitu 1.579 kasus hari Sabtu (21/11/2020) kemarin. Kondisi tersebut jangan sampai membuat kita semakin abai dan tidak disiplin. Ingat, masih terjadi penularan meskipun melambat,” ungkap Anies dalam keterangan resmi, Minggu kemarin.
Pemprov DKI Jakarta juga mencatat persentase keterpakaian tempat tidur isolasi harian (ruang rawat inap) ataupun ruang ICU di 98 rumah sakit rujukan Covid-19 di DKI Jakarta mulai terjadi peningkatan selama sepekan terakhir. ”Tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit untuk perawatan pasien kasus terkait Covid-19 di DKI Jakarta mulai meningkat selama dua pekan terakhir. Saat ini, dari 6.012 tempat tidur isolasi, sebanyak 4.417 atau 73 persen sudah terisi. Di sisi lain, keterpakaian ruang ICU sudah mencapai 70 persen atau 591 sudah terisi dari 841 kapasitas maksimalnya,” tuturnya.