Pembelajaran Tatap Muka Diperlukan agar Siswa SMK Tak Kaget Saat Magang di Industri
›
Pembelajaran Tatap Muka...
Iklan
Pembelajaran Tatap Muka Diperlukan agar Siswa SMK Tak Kaget Saat Magang di Industri
Pihak sekolah menengah kejuruan berupaya mencari cara untuk tetap memberikan materi keahlian terapan bagi siswa di masa pandemi ini. Protokol kesehatan tetap diutamakan.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sekolah menengah kejuruan dengan program studi teknik tetap melakukan pembelajaran tatap muka secara terbatas selama pandemi. Ini untuk mempersiapkan siswa yang akan magang di industri. Sementara itu, SMK yang memiliki program studi ilmu sosial menyiapkan kegiatan magang melalui daring.
Wakil Kepala Bidang Humas SMKN 6 Malang, Jawa Timur, Fatah Nasikh Aryawan, Selasa (24/11/2020), menjelaskan, pembelajaran tatap muka sudah dimulai sejak 1 September. Ini khusus untuk siswa kelas XI yang akan berangkat praktik kerja lapangan (PKL) ke industri.
”Apabila tidak ada pelajaran praktik sama sekali, kami khawatir para peserta didik nanti kaget saat terjun di industri untuk melaksanakan PKL. Selain itu, citra sekolah di dunia usaha dan dunia industri juga sangat ditentukan oleh kinerja dan keterampilan para siswa saat praktik,” ujarnya ketika dihubungi.
SMKN 6 Malang merupakan SMK teknik. Program studinya antara lain Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Alat Berat, Teknik Gambar Bangunan, dan Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik. Siswa kelas XI SMKN 6 Malang yang akan mengikuti PKL berjumlah 387 orang. Mereka terbagi dalam 12 rombongan belajar.
Sebelum pembelajaran tatap muka, menurut Fatah, semua tenaga pengajar melakukan tes serologi. Biaya tes untuk guru pegawai negeri sipil (PNS) ditanggung sendiri, sedangkan biaya tes guru non-PNS ditanggung sekolah.
Semua siswa kelas XI yang akan menjalani PKL diwajibkan melampirkan hasil tes Covid-19. Biaya tes itu ditanggung siswa. Tes Covid-19 diwajibkan untuk memastikan agar dunia usaha dan dunia industri (DUDI) menerima siswa tanpa waswas.
Dari pengalaman semester ini, kata Fatah, ada dua siswa PKL dikembalikan ke sekolah karena dicurigai terpapar Covid-19. Namun, setelah menjalani tes cepat, dua siswa tersebut berstatus nonreaktif dan kembali diterima oleh DUDI.
”Beberapa DUDI besar juga untuk sementara ada yang tidak menerima siswa PKL selama pandemi, seperti beberapa kantor cabang PLN dan beberapa instansi di bawah Kementerian PUPR. Akan tetapi, kami tetap memiliki banyak mitra lainnya dengan grade di bawahnya (DUDI berskala sedang dan mini). Yang penting, DUDI memiliki komitmen kuat bersedia membimbing siswa,” tambahnya.
Dia melanjutkan, siswa selain kelas XI tetap menjalani pembelajaran jarak jauh. Muatan materi pelajaran produktif atau praktik diganti. Guru mata pelajaran produktif fokus mengajarkan teori, sementara materi praktik diundur semester depan.
Di Jember, Jawa Timur, SMK Perikanan dan Kelautan Puger mengombinasikan belajar daring dan belajar tatap muka. Kepala SMK Perikanan dan Kelautan Puger Kuntjoro Basuki Dhiya’uddin menjelaskan, sebelum PKL, siswa kelas XII dibekali teori lewat belajar daring. Untuk mata pelajaran produktif atau praktik tetap di sekolah.
Siswa yang praktik di sekolah dibatasi jumlahnya lima anak setiap sesi mata pelajaran. Mereka juga diatur agar tak bergerombol. ”Jadi, begitu masuk ke industri sudah tak canggung lagi,” jelasnya.
Saat ini, lanjutnya, ada 179 siswa kelas XII yang sedang menjalani PKL di berbagai industri. Mereka tersebar di beberapa industri. Ada yang sedang berlayar, bekerja di galangan kapal, dan industri pengolahan ikan. Respons industri sejauh ini cukup menggembirakan. Tidak ada keluhan tentang kinerja siswa selama magang.
”SMK Perikanan dan Kelautan Puger termasuk sekolah yang diapresiasi Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wikan Sakarinto karena bisa mempersiapkan siswa magang dalam pandemi Covid-19. Kami awalnya menyakinkan orangtua dahulu untuk melepas anaknya PKL. Ternyata, orangtua malah mendukung karena mereka sadar betul anaknya bersekolah di SMK. Praktik adalah tujuan utamanya,” tambah Kuntjoro.
Menurut Kuntjoro, SMK tidak mungkin berjalan dengan metode pembelajaran daring sepenuhnya, terutama SMK teknik. ”Misalnya, untuk berenang, bagaimana caranya berenang secara daring? Jadi memang harus dibarengi dengan pembelajaran tatap muka,” katanya.
Tetap daring
Sebaliknya, SMKN 1 Subang, Jawa Barat, hingga saat ini masih melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk semua kelas dan program studi. Sekolah ini memiliki program studi ilmu sosial (Akuntansi dan Keuangan Lembaga, Bisnis Daring dan Pemasaran) dan program studi teknik (Teknik Pemesinan, Teknik Bisnis dan Sepeda Motor, Teknik Komputer dan Jaringan).
Berhubung sekolah masih melakukan PJJ, kata Wakil Kepala Kurikulum SMKN 1 Subang Dedi, siswa kelas XI yang dipersiapkan untuk PKL di semester depan adalah siswa program studi sosial. Adapun siswa kelas XI program studi teknik menunggu giliran PKL untuk semester berikutnya.
”Siswa dengan program studi akuntansi dan bisnis ini tidak terlalu terganggu materi belajarnya selama pandemi. Makanya, mereka siap untuk PKL. Nanti menjelang PKL, ada pembekalan dari sekolah dengan jumlah dibatasi 16 siswa per kelas,” ujarnya.
Siswa kelas XI di SMKN 1 Subang berjumlah sekitar 700 orang. Sebagian di antara mereka berasal dari program studi ilmu sosial. Para siswa ini akan menjalani PKL di semester depan.
Sementara itu, siswa non-PKL belajar secara daring. Untuk mata pelajaran produktif, menurut Dedi, guru memberikan materi aplikatif. Guru menayangkan video pembelajaran yang peralatan praktiknya bisa diakses siswa di lingkungan tempat tinggal.
”Misalnya, materi pembubutan untuk siswa Pemesinan. Nanti mereka cari bengkel bubut di dekat rumah dan praktik di situ. Kegiatannya didokumentasikan lalu dikirim ke guru. Bagi siswa yang tidak bisa mengakses bengkel atau tempat praktik, ya tidak bisa dipaksakan,” ujarnya.
Perubahan ini, tambah Dedi, membuat administrasi pembelajaran berubah. Di saat satu anak praktikum dan yang lain tidak, tentu tak adil memberi indikator penilaian sama. Untuk itu, guru hanya menilai penguasaan teori untuk semester ini.
Siswa yang sudah praktikum di lingkungan rumah nilainya tidak dimasukkan dulu pada semester ini. ”Nanti nilainya sama-sama dimasukkan dengan siswa lain yang praktikum di sekolah saat pembelajaran tatap muka dimulai,” katanya.