Surabaya Siapkan Tes Usap untuk Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara
›
Surabaya Siapkan Tes Usap...
Iklan
Surabaya Siapkan Tes Usap untuk Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara
Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menyiapkan tes usap untuk kalangan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang hasil tes cepatnya pada 26 November 2020 reaktif.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menyiapkan tes usap untuk anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara. Tes usap ditujukan kepada petugas yang hasil tes cepatnya pada 26 November 2020 reaktif.
”Tes usap dilaksanakan serentak terhadap petugas yang hasil tes cepatnya reaktif,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Selasa (24/11/2020).
Menurut Risma, penyiapan tes usap guna menindaklanjuti hasil reaktif petugas yang mengikuti tes cepat merupakan permintaan Komisi Pemilihan Umum. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan KPU ingin memastikan anggota KPPS yang akan bertugas saat pemungutan dan penghitungan suara dalam kondisi sehat dan tidak terjangkit virus korona jenis baru (SARS-CoV-2).
Sampai saat ini, metode uji paling sahih untuk mengetahui seseorang terjangkit Covid-19 atau tidak adalah dengan tes usap atau PCR. Tes cepat dengan hasil reaktif akan terkonfirmasi dengan tes usap. Jika hasil tes usap positif, menurut anggota KPU Kota Surabaya, Subairi, anggota KPPS harus menjalani isolasi mandiri atau perawatan.
Subairi mengatakan, tes usap bagi 36.288 anggota KPPS di Surabaya akan dilaksanakan pada Kamis (26/11). Yang reaktif diperkenankan mengikuti tes usap atau isolasi mandiri selama dua pekan.
”Tugas-tugas anggota yang kena Covid-19 akan diambil alih oleh petugas lainnya,” kata Subairi.
Risma berharap rencana tes usap bagi KPPS yang reaktif dapat menghapus keraguan pemilih untuk datang ke tempat pemungutan suara. Kontestasi untuk mendapatkan pengganti Risma dibayangi kecemasan terkait wabah Covid-19. Ada keraguan dari pemilih untuk datang menggunakan hak politik apabila TPS dinilai tidak aman atau berisiko menjadi lokasi penularan Covid-19.
Kami juga siapkan baju pelindung bagi KPPS yang membutuhkan dan akan segera disalurkan sesuai permintaan dari KPU.
Nantinya, tes usap dilaksanakan di puskesmas tempat pelaksanaan tes cepat. Dari sana, sampel akan diperiksa di Laboratorium Kesehatan Daerah Surabaya yang berkapasitas 3.000 sampel per hari.
”Kami juga siapkan baju pelindung bagi KPPS yang membutuhkan dan akan segera disalurkan sesuai permintaan dari KPU,” kata Risma.
Subairi mengatakan, penggunaan hak pilih dilaksanakan di 5.184 TPS. Satu TPS berkapasitas maksimal 500 orang. Pemilihan umum dalam masa pagebluk memaksa penyelenggara dan gugus tugas memastikan penerapan protokol kesehatan secara ketat.
Hal itu dilakukan dengan cara, antara lain, warga yang datang harus sesuai rentang waktu dalam surat undangan sehingga tidak terjadi kepadatan manusia yang berpotensi mengurangi disiplin jaga jarak.
Wajib bawa
Pemilih harus membawa cairan pembersih tangan, memakai alat pelindung diri setidaknya bermasker, dan amat disarankan memakai face shield atau plastik pelindung wajah dan sarung tangan. Jika tidak punya sarung tangan, TPS menyediakannya. Jika ingin membawa alat coblos sendiri, akan lebih baik.
Subairi menuturkan, petugas di TPS seluruhnya menerapkan protokol kesehatan dengan memakai alat pelindung diri. Pemilih yang datang akan diperiksa suhu tubuh. Jika suhu tubuhnya di atas 37,5 derajat celsius, pemilih akan diarahkan ke bilik khusus, tempat petugas dengan baju pelindung telah menanti. Sebagai tanda bukti telah memakai hak pilih, seseorang akan ditetesi tinta oleh petugas memakai pipet.
”Pemilih kami sediakan sarung tangan untuk memastikan keamanan. Harapan kami, dengan penerapan protokol yang ketat, warga Surabaya dapat memilih dengan rasa aman dan berpartisipasi,” kata Subairi.
Jabatan wali kota dan wakil wali kota akan diperebutkan oleh dua pasang kandidat. Nomor urut 1 ialah Eri Cahyadi-Armuji yang diusung koalisi PDI-P dan PSI. Nomor urut 2 ialah Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno yang diusung koalisi PKB, Gerindra, PAN, PPP, Demokrat, Nasdem, Golkar, dan PKS.
Eri adalah mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya. Armuji mantan Anggota DPRD Jatim yang pernah menjabat dua kali Ketua DPRD Kota Surabaya. Machfud merupakan mantan Kepala Polda Jatim dan Ketua Tim Kampanye Joko Widodo-Ma’ruf Amin Jatim. Mujiaman mantan Direktur Utama PDAM Surya Sembada Kota Surabaya dan Ketua Rukun Warga.
ErJi dan MaJu akan memperebutkan suara dari masyarakat yang sejauh ini, menurut daftar pemilih tetap, mencakup 2.089.027 jiwa. KPU menargetkan tingkat partisipasi warga dalam kontestasi di Surabaya menembus 70 persen. Namun, untuk diketahui, mengacu pada kontestasi 2010, tingkat partisipasi hanya 44 persen, sedangkan pada 2015 partisipasi cuma 52 persen.