Iming-iming sembako tidak menggerakkan warga Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, bersedia menjalani tes Covid-19. Hanya ratusan warga dari ribuan warga yang bersedia menjalani tes.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tes Covid-19 untuk melacak kluster penularan di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, tidak banyak dimanfaatkan warga setempat. Banyak warga yang enggan tes karena tidak siap untuk melakukan isolasi. Kondisi tersebut menyulitkan upaya antisipasi kluster penularan yang terjadi di sana.
Tes Covid-19 di Petamburan terselenggara selama 22-24 November 2020 dengan persediaan sebanyak 1.000 alat tes. Berdasarkan rekapitulasi bersama Puskesmas Kecamatan Tanah Abang serta tim Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Metro Jaya, tercatat bahwa hanya ada 276 orang yang ikut tes.
Jumlah tes itu sangat sedikit apabila membandingkan jumlah penduduk per RW yang berkisar 1.000 penduduk. Bahkan, jumlah tes juga kurang dari 1 persen total jumlah penduduk yang sebanyak 32.946 jiwa per 2019 menurut Badan Pusat Statistik.
Pada hari terakhir, Selasa (24/11/2020), rangkaian tes lebih banyak diikuti warga RW 004 Petamburan. Sekretaris RW 004 Petamburan Lina Martini membenarkan bahwa masih banyak warga yang enggan ikut tes. ”Dari sekitar 1.900-an warga di RW 004, cuma 100-an orang yang bersedia ikut,” ujarnya, Selasa siang.
Lina mengakui, banyak warga yang takut dan enggan menjalani tes. Dia harus membujuk warga dengan iming-iming sembako apabila ikut tes. Meski begitu, total peserta selama tiga hari tersebut masih relatif sedikit.
Yushia (40) dan Ara (63), misalnya, mula-mula enggan karena mendengar obrolan warga tentang tes yang membuat hidung dan tenggorokan pedih. Belum lagi apabila ketahuan positif, mereka akan diangkut paksa oleh petugas kesehatan di lokasi. Warga RT 009 RW 004 ini baru bersedia ikut tes setelah dibujuk oleh pengurus RW.
Ibu dan anak ini sempat tegang karena dinyatakan reaktif saat tes cepat antibodi (rapid test). Namun, mereka kemudian berstatus negatif saat tes usap antigen. ”Saya sangat takut kalau langsung dibawa oleh petugas. Belum bilang apa-apa dengan keluarga di rumah,” ujar Ara.
Pani (64), warga RT 006 RW 004 Petamburan, juga mulanya enggan turut dalam tes karena alasan takut isolasi. Padahal, dia termasuk orang yang kontak erat dengan kerumunan kegiatan keagamaan di Petamburan, 14 November lalu. Dia akhirnya mau berpartisipasi setelah mendapat kabar adanya imbalan sembako untuk warga.
Sementara sebagian warga lain, seperti Maisarah (39), masih enggan untuk tes karena merasa sehat. Dirinya justru khawatir, apabila ikut tes dan ternyata positif, justru muncul stigma buruk dari tetangga sekitar.
Koordinator tes Covid-19 dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya Inspektur Dua Risniani menyampaikan, keengganan warga untuk ikut tes menjadi tantangan tersendiri. Para petugas pun akhirnya bersiasat menenangkan warga agar tidak panik saat menjalani tes.
”Seperti pada hari ini, ada lima warga yang reaktif rapid test. Kami tidak beri tahu mereka, tetapi kami ajak duduk, diberi minum dulu. Baru setelah itu kami kasih tahu kalau mereka reaktif dan harus lanjut tes usap antigen,” ucap Risniani.
Kepala Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Sari Ulfa memandang warga saat ini masih salah paham dengan status positif Covid-19. Dia menegaskan bahwa orang-orang yang berstatus positif justru disehatkan melalui proses isolasi. Mereka pun tidak perlu mengeluarkan dana pribadi selama perawatan kesehatan.
”Warga salah paham dengan proses isolasi warga di Wisma Atlet. Mereka yang berstatus positif justru dipantau kesehatannya dan diobati. Kami enggak kurang-kurang mengedukasi warga lewat RT dan RW, juga berbagai publikasi kesehatan secara langsung lewat Whatsapp dan media sosial,” ucapnya.
Sari menilai kondisi di Petamburan saat ini cukup urgen setelah situasi kerumunan di Petamburan, 14 November silam. Dia mengimbau warga setempat untuk memanfaatkan fasilitas tes selagi ada.
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Muhammad Budi Hidayat meminta kerelaan semua orang untuk ikut tes Covid-19. ”Kemenkes mengimbau semua orang yang mengikuti acara tersebut dan siapa pun yang merasa telah kontak erat dengan orang yang hadir agar melakukan isolasi mandiri selama 14 hari,” kata Budi lewat keterangan resmi, Minggu (22/11/2020).