KPK Juga Tangkap Anggota Staf KKP dan Keluarga Edhy Prabowo
›
KPK Juga Tangkap Anggota Staf ...
Iklan
KPK Juga Tangkap Anggota Staf KKP dan Keluarga Edhy Prabowo
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo pada Rabu dini hari tadi ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi. KPK juga menangkap sejumlah orang lainnya, seperti anggota staf KKP dan keluarga Edhy.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang diduga terkait dengan ekspor benih lobster atau benur, Rabu dini hari tadi. Penangkapan itu dipimpin oleh penyidik senior KPK Novel Baswedan. Dalam penangkapan itu, sejumlah orang, di antaranya anggota staf Kementerian Kelautan dan Perikanan dan keluarga Edhy Prabowo, juga ditangkap.
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan, Rabu (25/11/2020), Edhy ditangkap pada pukul 01.23 di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. ”KPK tangkap (Edhy) terkait ekspor benur. Beberapa (yang ditangkap) dari KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) dan keluarga yang bersangkutan,” kata Ghufron.
Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Banyuwangi, Jawa Timur, pada Juli lalu, Edhy menegaskan, ekspor benur terbuka untuk siapa pun dan tak ada batasan atau kuota tertentu. ”Ekspor benur sudah bisa jalan. Tidak ada kuota ekspor dalam setahun. Siapa saja boleh melakukan usaha itu, dalam perjalanan akan kami kawal,” kata Edhy (Kompas, 11/7/2020).
KPK tangkap (Edhy) terkait ekspor benur. Beberapa (yang ditangkap) dari KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) dan keluarga yang bersangkutan.
Pernyataan Edhy tersebut bertentangan dengan Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor 51/Kep-DJPT/2020 yang menyebutkan, kuota penangkapan benih bening lobster 139,475 juta ekor per tahun.
Menurut Edhy, keputusan membuka keran ekspor benih lobster telah diputuskan bersama para ahli. KKP akan mengevaluasi sejauh mana kuota ekspor benih lobster perlu diatur kembali.
Keputusan KKP mengekspor bibit lobster sebelumnya telah menuai berbagai kritikan. Kemarin, Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019 Susi Pudjiastuti juga menyampaikan kritikan soal bisnis benur lobster melalui Twitter. ”Harga tak menentu, bisnis ilegal benur lobster di pesisir barat Lampung rugikan nelayan”, tulis Susi dengan menautkan sebuah artikel media daring.
Sementara itu, Juru bicara Partai Gerindra Habiburokhman belum memberikan tanggapan saat dikonfirmasi. Adapun Edhy merupakan politikus Gerindra.
Novel Baswedan
Novel sebelumnya juga memimpin penangkapan terhadap bekas Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi yang sempat menjadi buron KPK sejak Februari 2020.
Sumber internal KPK menyebutkan, penangkapan terhadap Edhy dipimpin oleh Novel Baswedan. Penyidik senior KPK tersebut berada di KPK sampai larut malam.
Sebelum menangkap Edhy, pada Juni lalu Novel juga memimpin penangkapan terhadap bekas Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi yang sempat menjadi buron KPK sejak Februari 2020. Padahal, Novel telah mengalami gangguan pada penglihatannya akibat disiram air keras oleh dua polisi, yakni Rahmat Kadir Mahulette dan Ronny Bugis.