Penyidik KPK Mendatangi Rumah Dinas Menteri Edhy Prabowo
›
Penyidik KPK Mendatangi Rumah ...
Iklan
Penyidik KPK Mendatangi Rumah Dinas Menteri Edhy Prabowo
Selama satu jam penyidik dari Komisi Pemberantasan Korupsi berada di rumah dinas Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo pasca-operasi tangkap tangan, Rabu (25/11/2020).
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyidik dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendatangi rumah dinas Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo di kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Rabu (25/11/2020). Selama satu jam mereka berada di tempat itu untuk kepentingan penyidikan.
Kedatangan penyidik KPK di rumah dinas itu sempat tertahan sejenak. Penyidik dan petugas keamanan terlibat perbincangan sebelum tim KPK diizinkan memasuki rumah dinas Menteri Edhy Prabowo. Penyidik KPK tiba sekitar pukul 14.55 dengan menggunakan dua mobil berwarna silver dan hitam.
Sebelum memasuki area rumah dinas itu, penyidik membunyikan klakson di depan gerbang. Sejurus kemudian, empat petugas keamanan meminta pengemudi memarkirkan mobil di pinggir jalan depan rumah. Akan tetapi, permintaan ditolak oleh penyidik di dalam mobil. Mereka ingin parkir di halaman rumah.
Penyidik pun diperbolehkan memarkirkan mobil di dalam rumah. Dua petugas memandu mobil masuk, dua orang lain menjaga gerbang untuk menjaga pihak yang tidak berkepentingan masuk ke dalam.
Selanjutnya, pintu gerbang kembali tertutup rapat seusai kedua mobil masuk ke halaman rumah. Dari celah-celah pagar, tampak setidaknya empat penyidik berbincang dengan petugas keamanan di teras rumah. Penyidik mengeluarkan amplop berwarna cokelat dan kertas-kertas. Terjadi perbincangan beberapa saat sebelum mereka masuk ke dalam rumah.
Hujan mengguyur ketika penyidik berada di dalam rumah. Mereka meninggalkan kediaman Edhy sekitar pukul 15.00 tanpa banyak berbicara. Sebelumnya rumah dinas salah satu politisi Partai Gerindra itu lengang. Dari balik pagar, petugas keamanan rumah mencegah awak media supaya tidak mendekat untuk melihat dan mengambil gambar.
Tidak banyak aktivitas di rumah dinas. Tampak petugas keamanan beberapa kali keluar-masuk rumah, termasuk meminta awak media tidak mendekat ke gerbang masuk dan tidak mengambil gambar.
KPK menangkap 17 orang terkait operasi tangkap tangan Edhy. KPK menyita kartu debit ATM yang diduga terkait dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan Edhy.
Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan, KPK mengamankan sejumlah pihak di beberapa lokasi, di antaranya Jakarta, Depok (Jawa Barat), serta Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, sekitar pukul 00.30. ”Jumlah yang diamankan petugas KPK seluruhnya saat ini 17 orang, di antaranya Menteri Kelautan dan Perikanan (Edhy) beserta istri dan beberapa pejabat di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Di samping itu juga beberapa orang pihak swasta,” kata Ali, tak merinci.
Ali menjelaskan, kasus ini diduga terkait dengan proses penetapan calon eksportir benih lobster. Saat ini, KPK masih memeriksa secara intensif terhadap 17 orang tersebut selama 1 kali 24 jam. Perkembangan informasi akan disampaikan lebih lanjut.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengaku baru mendengar mengenai informasi penangkapan Edhy Prabowo dan saat ini menunggu informasi yang valid dari KPK.
”Kami baru mendengar kader kami yang menjadi Menteri KKP (ditangkap KPK) dari media cetak, online, dan televisi. Karena itu, kami dari Partai Gerindra belum bisa berkomentar lebih jauh. Kami masih menunggu informasi yang valid dari KPK tentang itu. Kami minta rekan media bersabar untuk menunggu kabar lebih lanjut,” katanya.
Dasco mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan Edhy sekitar dua minggu lalu sebelum Edhy berangkat ke Amerika Serikat. Komunikasi itu berlangsung singkat karena Edhy hanya berpamitan untuk berangkat ke AS.