Perawat Kembali Terpapar Covid-19, Empat Puskesmas di Kolaka Ditutup
›
Perawat Kembali Terpapar...
Iklan
Perawat Kembali Terpapar Covid-19, Empat Puskesmas di Kolaka Ditutup
Empat puskesmas di Kolaka, Sulawesi Tenggara, ditutup sementara seiring sejumlah tenaga kesehatannya terpapar Covid-19. Satu puskesmas, yaitu Puskesmas Pomalaa, bahkan sudah tiga kali ditutup selama masa pandemi.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Empat puskesmas di Kolaka, Sulawesi Tenggara, ditutup sementara seiring sejumlah tenaga kesehatannya terpapar Covid-19. Satu puskesmas, yaitu Puskesmas Pomalaa, bahkan sudah tiga kali ditutup selama masa pandemi. Selain perlindungan kepada tenaga kesehatan, pemeriksaan ketat mendesak dilakukan.
Empat puskesmas di Kolaka tersebut adalah Puskesmas Latambaga, Kolaka, Pomalaa, dan Polinggona. Sejumlah perawat, bidan, hingga petugas promosi kesehatan terpapar Covid-19 dan puluhan orang lainnya masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kolaka M Aris menyebutkan, empat puskesmas ini ditutup bertahap seiring ditemukannya petugas yang positif Covid-19. Kasus terakhir, dua hari lalu, Puskesmas Polinggona ditutup untuk sementara waktu seiring penemuan kasus.
”Total ada sembilan tenaga kesehatan, baik perawat, bidan, maupun petugas lainnya yang positif Covid-19. Satu orang di antaranya telah sembuh. Namun, kami masih menunggu hasil uji puluhan orang lainnya,” kata Aris dihubungi dari Kendari, Sultra, Rabu (25/11/2020).
Transmisi kasus, kata Aris, sebagian berasal dari pasien, keluarga, atau kasus sporadis. Sejak adanya temuan kasus di empat puskesmas ini, penelusuran lalu dilakukan. Kontak erat dari adanya kasus di puskesmas-puskesmas tersebut dites dengan uji cepat. Hasilnya, sejumlah orang ditemukan reaktif Covid-19.
Adanya temuan ini, ia melanjutkan, pihak pemerintah kabupaten mengambil langkah melakukan penutupan sementara layanan kesehatan tersebut. Pelayanan dialihkan ke puskesmas terdekat agar masyarakat masih bisa mendapatkan pemeriksaan kesehatan.
Sementara itu, petugas yang reaktif Covid-19 diambil spesimen untuk diuji di laboratorium. Lebih dari 50 tenaga kesehatan diuji spesimen hingga awal pekan ini.
”Sebanyak 36 spesimen sudah keluar dan diketahui sembilan orang positif. Kami masih menunggu hasil lainnya, tetapi tiap hari juga ada penambahan sampel dari kontak erat yang positif,” ujar Aris.
Dari empat puskesmas yang ditutup sementara, diketahui beberapa di antaranya telah ditutup lebih dari satu kali selama pandemi. Puskesmas Pomalaa bahkan terhitung telah tiga kali ditutup sementara. Daerah Pomalaa merupakan daerah tempat sejumlah perusahaan nikel, seperti PT Antam (Tbk), dan perusahaan lain.
Pomalaa menjadi daerah dengan kasus positif yang cukup banyak. Hal ini kemungkinan besar terjadi karena penduduk yang padat dan mobilitas tinggi di daerah ini.
Menurut Aris, Pomalaa menjadi daerah dengan kasus positif yang cukup banyak. Hal ini kemungkinan besar terjadi karena penduduk yang padat dan mobilitas tinggi di daerah ini. ”Seperti diketahui, di daerah Pomalaa banyak perusahaan tambang. Banyak kapal keluar masuk dan ramai dikunjungi orang luar,” katanya.
Oleh sebab itu, pemerintah bersama sejumlah instansi terkait terus melakukan upaya pencegahan baik di pelabuhan maupun di tempat keramaian lainnya. Ke depan, pelabuhan-pelabuhan perusahaan diupayakan untuk dilakukan pengujian bagi para pendatang.
Seperti diketahui, pada pertengahan Oktober lalu, diketahui kasus Covid-19 di Kolaka melejit ratusan kasus. Selama beberapa waktu, ada tambahan 106 kasus dengan sebagian besar merupakan kluster kasus di PT Antam (Tbk) UBPN Sultra di Pomalaa. Penelusuran kasus dilakukan hingga mencapai 3.000 orang.
Di Pelabuhan Kolaka, uji cepat juga dilakukan terhadap buruh, pedagang asongan, dan pekerja kasar lainnya. Dari 41 orang yang diuji cepat, 15 orang di antaranya diketahui reaktif Covid-19.
”Dari hasil uji cepat tadi pagi ditemukan 15 orang yang reaktif. Mereka semua adalah pedagang asongan yang biasanya berdagang di kapal. Selanjutnya akan kami teruskan ke dinas kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan,” kata dr Dwiyantari, koordinator kesehatan di pelabuhan tersebut.
Menurut Dwiyantari, pemeriksaan akan terus dilakukan. Rencana paling dekat adalah pemeriksaan lanjutan bagi pegawai dan petugas yang berjaga di Pelabuhan Kolaka.
Total kasus di Kolaka mencapai 464 kasus. Sebanyak tiga orang meninggal, 63 orang masih dalam perawatan, dan 398 orang telah sembuh. Sementara itu, jumlah total kasus di Sultra mencapai 6.165 kasus, total 96 orang meninggal, dan 1.302 orang masih dalam perawatan.