Pertarungan Dua Ratu Lari Jarak Jauh Dunia di India
›
Pertarungan Dua Ratu Lari...
Iklan
Pertarungan Dua Ratu Lari Jarak Jauh Dunia di India
Dua ratu lari dunia, Brigid Kosgei dari Kenya dan Ababel Yeshaneh asal Ethiophia, akan kembali bersaing. Mereka akan berjumpa dalam Kejuaraan Delhi Half Marathon 2020 di India, Minggu (29/11/2020) mendatang.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
NEW DELHI, SELASA – Kejuaraan Delhi Half Marathon 2020 di New Delhi, India, Minggu (29/11/2020) mendatang akan menjadi ajang pertarungan dua ratu lari jarak jauh dunia setelah terakhir bersaing Februari lalu. Kedua ratu lari itu adalah pemegang rekor dunia maraton putri asal Kenya, Brigid Kosgei, dan pemegang rekor dunia setengah maraton asal Ethiopia, Ababel Yeshaneh. Mereka telah mengonfirmasi keikutsertaan dalam kejuaraan tahunan tersebut.
Kedua pelari putri itu mulai bersaing sengit sejak tahun lalu. Dalam Chicago Marathon di Amerika Serikat pada Oktober 2019, Kosgei mengejutkan dunia. Pelari berusia 26 tahun itu berhasil memecahkan rekor dunia maraton dengan waktu 2 jam 14 menit 4 detik. Ia mematahkan rekor sebelumnya dipegang pelari Inggris, Paula Radcliffe, dengan 2 jam 15 menit 25 detik sejak 13 April 2003. Saat itu, Yeshaneh harus puas finis di urutan kedua dengan 2 jam 20 menit 51 detik.
Namun, Yeshaneh berhasil berbalik unggul atas Kosgei di Ras Al Khaima Half Marathon, Uni Emirat Arab pada Februari 2020. Bahkan, pelari berusia 29 tahun itu berhasil memecahkan rekor dunia setengah maraton dengan waktu 1 jam 4 menit 31 detik yang sebelumnya dipegang pelari Kenya, Joyciline Jepkosgei, dengan 1 jam 4 menit 51 detik sejak 22 Oktober 2017. Adapun Kosgei berbalik harus puas di tempat kedua dengan 1 jam 4 detik 29 detik.
Tak pelak, pertemuan kedua pelari itu di Delhi Half Marathon 2020 akan berlangsung sengit. Bahkan, gelaran HM kali ini dianggap sebagai salah satu pentas tersengit sepanjang tahun ini dan menjadi penutup tahun yang elegan. ”Kehadiran Kosgei dan Yeshaneh membuat Delhi Half Marathon kali ini sebagai yang tersengit dalam sejarah kejuaraan itu dan salah satu yang terketat pada tahun ini,” bunyi keterangan Federasi Atletik Dunia (World Athletics) dalam laman resminya.
Delhi Half Marathon 2020 akan menghadirkan sejumlah bintang lari dunia. Selain Kosgei dan Yeshaneh, perlombaan berlabel emas dunia itu bakal diikuti pula pelari putri elite Ethiopia lainnya, Tsehay Gemechu, yang merupakan juara dalam dua edisi terakhir kejuaraan tersebut. Pelari berusia 21 tahun itu menatap gelar juara ketiga beruntunnya tahun ini. Ada pula dua pelari muda Ethiopia lainnya, yakni Yalemzef Yehualaw dan Netsanet Gudeta.
Tantangan cuaca
Persaingan Kosgei dan Yeshaneh tidak hanya mengenai daya tahan dan kecepatan kedua pelari itu, melainkan pula dipengaruhi faktor lingkungan. Selain hantu Covid-19, mereka akan menghadapi potensi gelombang dingin yang sedang menerpa New Delhi beberapa hari terakhir.
Menurut Departemen Meteorologi India dikutip Zee5.com, Minggu (22/11/2020), suhu ibukota India telah menurun hingga suhu minimum 7 derajat Celcius dan maksimum 24 derajat Celcius sejak Minggu pagi. Kondisi itu diprediksi akan terjadi hingga beberapa hari ke depan.
Kondisi itu akibat faktor fenomena La Nina di India yang memicu suhu musim dingin lebih rendah dibanding tahun lalu dan berpotensi menimbulkan banyak topan. Kondisi semakin parah karena kualitas udara New Delhi yang tetap tercatat sebagai salah satu terburuk di dunia.
Bagi Kosgei, suhu dingin adalah tantangan berat. Setidaknya, dia gagal menunjukkan performa optimal walaupun berhasil menjuarai London Marathon di Inggris pada 4 Oktober 2020 lalu. Dalam kejuaraan itu, dirinya mencatat waktu 2 jam 18 menit 58 detik atau terpaut sekitar empat menit di bawah rekor dunianya.
”Cuacanya tidak bagus, hujan dan dingin. Jadi, kami kesulitan, apalagi belum mempersiapakan diri dengan baik karena pandemi Covid-19. Saya harus berjuang hingga finis dalam kejuaraan ini,” kata Kosgei dikutip BBC sesuai London Marathon kala itu.
Maka itu, persaingan antar kedua pelari kemungkinan akan tetap ketat dalam Delhi Half Marathon 2020. Akan tetapi, sulit untuk memunculkan rekor dunia baru. ”Saya akan lebih siap untuk hasil lebih baik di tahun depan,” tutur Kosgei yang tidak muluk-muluk dengan tahun ini karena latihan yang tidak optimal akibat pandemi sepanjang tahun.
Di lain pihak, Yeshaneh sedang tidak dalam performa terbaik. Dalam Kejuaraan Dunia Setengah Maraton di Polandia pada 17 Oktober 2020, dia sempat jatuh tiga kilometer sebelum finis. Insiden itu membuat dirinya hanya finis kelima dengan waktu 1 jam 5 menit 41 detik.
Persiapan matang
Dengan segala tantangannya, panitia Delhi Half Marathon 2020 berupaya melakukan persiapan matang. Lokasi perlombaan memang tidak berubah, yakni masih tetap start dan finis secara tradisional di Stadion Jawaharlal Nehru. Akan tetapi, mereka meningkatkan standar keamanan jauh lebih tinggi, terutama untuk mengantisipasi potensi penyebaran virus Covid-19.
Panitia membatasi peserta hanya diikuti oleh 60 pelari elite dunia, sedangkan pelari non-elite akan memiliki kesempatan berpartisipasi secara virtual dengan aplikasi ADHM 2020 dari lokasi mana pun yang berlangsung selama 25-29 November 2020. Semua pelari elite akan menjalani tes RT-PCR (real time polymerase chain reaction) sebelum berangkat dan saat tiba di New Delhi. Pada Jumat (27/11), mereka akan dites kembali.
Bila tak ada hambatan, Delhi Half Marathon 2020 bakal menjadi kejuaraan lari maupun olahraga besar pertama di India setelah negara itu sempat terkunci oleh pandemi sepanjang tahun ini.
Selama di New Delhi, para pelari akan masuk tempat karantina dengan pengawasan medis ketat. Ketika perlombaan, dua kategori lomba berjarak 21 kilometer itu akan dilakukan dengan selang waktu agak berjauhan, yakni putra pada pukul 07.10 dan putri pukul 08.40.
Bila tak ada hambatan, Delhi Half Marathon 2020 bakal menjadi kejuaraan lari maupun olahraga besar pertama di India setelah negara itu sempat terkunci oleh pandemi sepanjang tahun ini. Bahkan, kesuksesan ajang itu bakal menjadi tolok ukur penyelenggaraan gelaran olahraga lain di kemudian hari.
”Kami telah kalah sepanjang musim ini karena pembatasan pandemi. Penting bagi atlet elite untuk berpartisipasi dalam kompetisi kali ini. Saya senang ini bakal menjadi titik awal normal baru olahraga India,” ujar Presiden Federasi Atletik India Adille Sumariwalla dikutip Hindustan Times beberapa hari lalu. (AFP/REUTERS)