Pemerintah Pusat Siapkan Alat PCR untuk Rumah Sakit di Papua
›
Pemerintah Pusat Siapkan Alat ...
Iklan
Pemerintah Pusat Siapkan Alat PCR untuk Rumah Sakit di Papua
Pemerintah pusat akan menyediakan fasilitas alat PCR untuk sejumlah rumah sakit di Provinsi Papua. Upaya ini untuk mempercepat pemeriksaan sampel sehingga penanganan Covid-19 di Papua lebih optimal.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pemerintah pusat akan menyiapkan mesin tes usap dengan metode reaksi rantai polimerase atau PCR untuk sejumlah rumah sakit di Provinsi Papua. Upaya ini demi mempercepat diagnosis virus korona jenis baru penyebab Covid-19 sehingga diharapkan menekan laju penularan di masyarakat.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy di Jayapura, Selasa (24/11/2020). Muhadjir mengaku dirinya terkejut melihat RSUD Dok II Jayapura belum memiliki mesin PCR. Padahal, di RSUD itu sudah memiliki Laboratorium BSL-2 dan melayani pasien Covid-19.
RSUD Dok II Jayapura merupakan rumah sakit rujukan utama Provinsi Papua dalam penanganan Covid-19 di wilayah Jayapura. Berdasarkan data dari pihak RSUD Dok II Jayapura, saat ini jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit tersebut sebanyak 13 orang.
Untuk melakukan pengujian sampel usap, pihak RSUD Dok II Jayapura masih harus mengirimkan ke laboratorium Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua. Akibatnya, pengujian spesimen memakan waktu lama dan tidak efisien.
”Saya kaget rumah sakit ini belum punya (alat tes) PCR, padahal sebagai rujukan utama penanganan Covid-19. Karena itu, saya sudah meminta pengadaan alat PCR ke RSUD Dok II dipercepat, paling lambat Desember sudah bisa digunakan,” kata Muhadjir.
Muhadjir menuturkan, pemerintah pusat juga akan mempercepat pengadaan empat alat PCR untuk beberapa rumah sakit di Papua. ”Saya mengusahakan akan ada penambahan alat PCR lain di beberapa rumah sakit di Papua. Tujuannya agar pemeriksaan spesimen dapat menjangkau semua kabupaten dan kota di Papua,” ujarnya.
Ia pun meminta pemerintah daerah di Papua menyediakan sarana dan prasarana, seperti laboratorium BSL-2, untuk mesin PCR dan data lokasi fasilitas kesehatan yang memerlukan fasilitas PCR.
”Saya juga meminta pemda setempat dan rumah sakit untuk menyediakan tenaga kesehatan yang akan mengoperasikan fasilitas PCR tersebut. Mereka dapat mengikuti pelatihan di Jakarta sebelum mengoperasikan alat itu, ” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Balai Litbangkes Papua Antonius Oktavian memaparkan, pihaknya hanya mampu memeriksa 300-350 sampel usap per hari. Padahal, jumlah sampel yang masuk ke Laboratorium Balai Litbangkes Papua bisa mencapai 400-600 sampel usap per hari. Kini, Laboratorium Balai Litbangkes Papua hanya diperkuat 12 orang.
Ia menuturkan, penumpukan sampel juga menyebabkan hasil pengumuman status warga terpapar Covid-19 memakan waktu hingga sepekan setelah pemeriksaan. ”Keterlambatan pengumuman berdampak pada upaya pencegahan. Proses penelusuran kontak erat seseorang yang diduga terpapar belum dapat terlaksana,” kata Antonius.
Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano mengatakan, pihaknya kewalahan melaksanakan pemeriksaan Covid-19 secara masif. Sebab, Pemerintah Kota Jayapura belum memiliki fasilitas pemeriksaan sampel usap hingga kini.