Tol Trans-Sumatera Ciptakan Peradaban Baru dan Bangun Daerah
›
Tol Trans-Sumatera Ciptakan...
Iklan
Tol Trans-Sumatera Ciptakan Peradaban Baru dan Bangun Daerah
Jalan Tol Trans-Sumatera yang telah beroperasi sepanjang 513 kilometer membawa peradaban dan budaya baru bagi masyarakat. Perekonomian daerah bangkit, biaya logistik turun, gerakan barang dan jasa lebih mudah.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Jalan Tol Trans-Sumatera yang telah beroperasi sepanjang 513 kilometer membawa peradaban dan budaya baru bagi masyarakat. Perekonomian daerah bangkit, biaya logistik turun, gerakan barang dan jasa lebih mudah, serta tercipta suasana rekreasi dalam perjalanan antardaerah.
”Tol Trans-Sumatera pun menghasilkan pertumbuhan dan kesejahteraan bagi masyarakat,” kata Direktur Utama PT Hutama Karya Budi Harto dalam webinar Kompas Talks, Rabu (25/11/2020).
Webinar bertema ”Jalan Tol Trans-Sumatera Membawa Peradaban dan Perilaku Baru” itu tersambung dengan pembicara Direktur Lalu Lintas Jalan Direktorat Jalan Kementerian Perhubungan Suharto, Kepala Bagian Umum Badan Pengatur Jalan Tol Mahbullah Nurdin, dan Kepala Subdirektorat Pendidikan Masyarakat Korps Lalu Lintas Polri Komisaris Besar Arman Achdiat.
Pembicara lain adalah Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia Gemilang Tarigan dan Ketua Bidang Angkutan Penumpang Organisasi Angkutan Darat Kurnia Lesani Adnan.
Budi mengatakan, saat ini sudah tujuh ruas Jalan Tol Trans-Sumatera yang beroperasi, yakni ruas Medan-Binjai sepanjang 15 kilometer, Bakauheni-Terbanggi Besar 141 km, Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung 189 km, Palembang-Indralaya 22 km, Pekanbaru-Dumai 132 km, dan Sigli-Banda Aceh 14 km.
Ruas tol yang dibangun dan dioperasikan Hutama Karya itu di luar Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (61,8 km) dan Belawan-Medan-Tanjung Morawa (34,4 km) yang masing-masing dikelola PT Jasa Marga Kualanamu Tol dan PT Jasa Marga.
Saat ini sepanjang 614 kilometer ruas Tol Trans-Sumatera lainnya sedang tahap konstruksi dan ditargetkan selesai pada 2022.
Budi mengatakan, Jalan Tol Trans-Sumatera dari Banda Aceh sampai Lampung sepanjang 2.828 km ditargetkan tersambung seluruhnya pada 2024. ”Adanya jalan tol ini akan membangun peradaban baru bagi masyarakat di Sumatera,” katanya.
Budi mengatakan, pembangunan Tol Trans-Sumatera menghadapi sejumlah tantangan, yakni pembebasan lahan, faktor geologi, dan cuaca. Dari sisi operasional, jalan tol juga menghadapi faktor keselamatan, kendaraan yang kelebihan dimensi dan muatan, serta kejahatan.
Lalu lintas harian rata-rata di sepanjang Tol Trans-Sumatera yang dikelola Hutama Karya juga masih sepi, yakni 46.849 kendaraan per hari.
Menciptakan peluang usaha
Suharto mengatakan, adanya Jalan Tol Trans-Sumatera akan meningkatkan mobilitas orang dan barang. Hal ini akan menciptakan peluang untuk menciptakan pelayanan angkutan umum antarkota antarprovinsi yang lebih efisien, waktu tempuh lebih cepat, layanan yang lebih baik, dan berdaya saing.
”Jalan tol juga akan membuka peluang angkutan perintis untuk rute-rute baru, baik oleh Damri maupun operator angkutan umum lainnya,” kata Suharto.
Nurdin mengatakan, mereka telah menginstruksikan agar operator Tol Trans-Sumatera melengkapi fasilitas keselamatan maupun fasilitas umum. Mereka juga mendorong penertiban kendaraan yang kelebihan dimensi dan muatan untuk menekan angka kecelakaan dan kerusakan jalan tol.
Menurut Kurnia, angkutan umum antarkota antarprovinsi sudah mulai menikmati kenaikan jumlah penumpang. Terpangkasnya waktu tempuh membuat semakin banyak penumpang yang memilih transportasi darat.
”Beberapa rute yang mengalami peningkatan cukup tinggi adalah Padang, Bukit Tinggi, Palembang, dan Jambi dengan relasi ke beberapa kota di Jawa,” kata Kurnia.
Gemilang mengatakan, produktivitas angkutan barang semakin tinggi dengan beroperasinya sejumlah ruas Jalan Tol Trans-Sumatera. ”Jakarta-Palembang yang sebelumnya ditempuh angkutan barang dalam 3-4 hari kini bisa dipangkas hanya dua hari saja,” katanya.
Satu kendaraan truk yang sebelumnya hanya bisa beroperasi empat kali dalam sebulan kini meningkat hingga delapan kali. Biaya pembayaran tol juga bisa ditutupi dari penghematan bahan bakar.
Tol Trans-Sumatera juga sangat membantu mobilitas barang mengingat 90 persen pengiriman logistik antardaerah masih menggunakan jalur darat.