Di tengah krisis akibat pandemi Covid-19, Wapres Ma’ruf Amin melihat sektor keuangan tidak dapat menjadi akselerator pemulihan ekonomi karena korporasi mengurangi produksi dan investasi. Maka, UMKM jadi pendorong utama.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah krisis akibat pandemi Covid-19, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM diharapkan menjadi akselerator untuk pemulihan ekonomi. Karena itu, fasilitasi supaya produksi berlanjut, perluasan pangsa pasar, dan pemasaran yang lebih efisien perlu dilakukan. Salah satunya dengan mendorong pemanfaatan teknologi untuk pemasaran produk UMKM.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengingatkan salah satu karakteristik utama ekonomi Indonesia adalah besarnya peran UMKM. UMKM mencakup 99 persen dari jumlah unit usaha di Indonesia. UMKM juga berkontribusi 97 persen pada penyerapan tenaga kerja, 60 persen terhadap PDB nasional, penyumbang 58 persen dari total investasi, dan 14 persen dari total ekspor.
”Dalam kondisi krisis seperti saat ini, sektor keuangan tidak dapat menjadi akselerator pemulihan ekonomi karena korporasi mengurangi aktivitas produksi dan investasi, maka sektor UMK-lah yang menjadi salah satu pendorong utama,” kata Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin dalam pembukaan Webinar Series Indonesia Islamic Festival (IIFEST) 2020 melalui konferensi video dari kediaman resmi Wapres, Jakarta, Kamis (26/11/2020).
Dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, UMKM juga menjadi salah satu prioritas. Karena itu, penguatan kapasitas pelaku usaha skala mikro, kecil, dan menengah harus terus diperkuat.
Penguatan kapasitas tersebut bisa dengan memfasilitasi pelaku UMKM agar dapat melanjutkan produksi, memperluas pangsa pasar, dan memasarkan produknya secara efisien. Karena itu, pemanfaatan teknologi digital menjadi perlu.
”Hasil survei Bank Dunia menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi digital ini atau melakukan aktivitas pemasaran secara online, mengalami penurunan lebih kecil dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukan pemasaran secara online,” tambah Wapres Amin.
Industri halal global
Tak hanya itu, pelaku usaha syariah skala mikro dan kecil bisa didorong menjadi bagian dari rantai nilai industri halal global. Dengan demikian, UMKM di Indonesia bisa ikut menjadi pemain global di industri halal. Selain itu, Indonesia diharap tak hanya menjadi konsumen produk halal terbesar, tapi juga menjadi produsen produk halal terbesar.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pada pertengahan Agustus lalu pernah menyebutkan, banyak program di Pemulihan Ekonomi Nasional yang ditujukan untuk UMKM. Bantuan restrukturisasi utang, subsidi bunga, subsidi pajak, sampai pemberian pembiayaan baru dengan bunga 3 persen dan masa tenggang enam bulan diberikan dengan alokasi Rp 123,4 triliun.
Pembiayaan untuk UMKM melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi UMKM (LPDB KUMKM) juga disiapkan. Selain itu, masih ada Bantuan Sosial Presiden (Banpres) Produktif untuk usaha mikro yang belum bisa mengakses perbankan dengan alokasi 12 juta pengusaha mikro. Mereka mendapatkan bantuan modal Rp 2,4 juta.
Dalam peluncuran Gerakan Bangga Produk Indonesia Mei lalu, Teten juga menyebutkan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah memoderasi baik pada sisi supply maupun demand. Pelatihan-pelatihan di berbagai sektor, termasuk pemasaran digital, disiapkan supaya UMKM bisa menangkap peluang-peluang baru. Promosi dilakukan baik melalui gerakan #BanggaBuatanIndonesia maupun melalui katalog di Kemenkop dan UKM.
Upaya mendorong UMKM ini perlu dilakukan secara optimal. Sebab, pandemi Covid-19 yang memukul di sisi supply dan demand menunjukkan UMKM mengalami posisi sangat rentan.