Timnas basket mempunyai misi mencuri kemenangan atas Thailand di Kualifikasi Piala Asia 2021. Misi itu yakin bisa dicapai dengan wajah-wajah baru dalam skuad asuhan Rajko Toroman.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim nasional basket tampil dengan wajah baru di jendela kedua Kualifikasi Piala Asia 2021. Pelatih kepala Rajko Toroman mengganti separuh skuad dari jendela pertama untuk berhadapan dengan Thailand. Wajah baru, termasuk dengan kedatangan duo naturalisasi Brandon Jawato dan Lester Prosper, diharapkan besar bisa membawa pulang kemenangan.
Indonesia akan menghadapi Thailand pada Sabtu (28/11/2020) pukul 20.00 WIB di tempat netral, ”gelembung” Manama, Bahrain. Laga ini menjadi satu-satunya yang akan dilakoni timnas setelah Korea Selatan memutuskan tidak datang dengan alasan kesehatan.
Kemarin malam, timnas telah memberangkatkan 12 pemain dari Jakarta ke Bahrain. Dari skuad yang berangkat, sebanyak enam pemain merupakan nama baru yang tidak ada di jendela pertama pada Februari lalu di Jakarta.
Nama-nama baru itu adalah pemain naturalisasi Jawato dan Prosper, serta pemain muda yang sedang naik daun, yaitu Juan Laurent, Govinda Saputra, Widyanta Putra Teja, dan Agassi Yeshe Goantara. Mereka akan bergabung dengan andalan timnas sebelumnya, seperti Abraham Damar Grahita dan Andakara Prastawa.
Menurut manajer timnas Fareza Tamrella, skuad ini merupakan pilihan terbaik untuk Indonesia saat ini. Pelatih Toroman bisa bebas memilih pemain karena kelanjutan kompetisi IBL tak digulirkan. Sebelumnya, Juan, Govinda, dan Widy membela klubnya masing-masing di IBL.
”Kemarin itu, jendela pertama ada keterbatasan memilih pemain. Sekarang bebas. Tidak ada batasan lagi. Jadi, kita bisa memilih semua yang terbaik. Ini yang terbaik untuk kita,” kata Fareza saat dihubungi pada hari Jumat dari Jakarta.
Jawato dan Prosper akhirnya bisa membela timnas setelah resmi menjadi warga negara Indonesia pada pertengahan November. Mereka sebenarnya dijadwalkan tampil sejak jendela pertama, tetapi terganjal proses berliku naturalisasi.
Sementara itu, Jawato dan Prosper akhirnya bisa membela timnas setelah resmi menjadi warga negara Indonesia pada pertengahan November. Mereka sebenarnya dijadwalkan tampil sejak jendela pertama, tetapi terganjal proses berliku naturalisasi.
Kehadiran wajah baru ini akan sangat berarti bagi timnas. Duet naturalisasi menjadi yang paling krusial. Prosper sebagai center atletis setinggi 2,09 meter akan menyelesaikan problem ukuran di skuad Toroman. Dia merupakan pemain tertinggi dalam tim.
Bergabungnya Jawato merupakan bonus. Dalam peraturan FIBA, setiap negara hanya boleh memakai satu pemain naturalisasi. Namun, FIBA pada detik-detik terakhir pendafataran skuad memutuskan sang forward sebagai pemain lokal. Hal itu dengan pertimbangan ayahnya adalah WNI, dari Bali.
Karena itu, kekuatan timnas otomatis meningkat signifikan. Prosper akan memperkuat area dalam, sedangkan Jawato menjadi motor serangan dan bertahan dari posisi sayap.
Situasi timnas akan berbanding terbalik dengan Thailand. Tim lawan hanya mengirim 10 pemain ke Bahrain. Mereka juga tidak datang dengan pemain naturalisasi andalan keturunan Amerika Serikat, Tyler Lamb.
Empat pemain lokal baru juga menjadi tambahan krusial untuk timnas. Mereka menggantikan posisi yang sebelumnya ditempati oleh pemain-pemain yunior, seperti Derrick Michael dan Muhamad Arighi.
Wajah-wajah baru tersebut sedang naik daun. Di IBL musim lalu, Widy (23) yang bermain untuk NSH Jakarta merupakan nominasi Most Valuable Player musim ini dan Govinda (24) yang tampil bersama Pelita Jaya adalah nominasi 6th Man of The Year.
Govinda, pemain yang bisa bermain di 4 posisi kecuali center, mengatakan siap ditugaskan dalam peran apa pun. Debutan timnas ini tidak masalah jika mendapat tugas sama dengan di klub, yaitu untuk mengejutkan lawan dari bangku cadangan.
”Dari cadangan ada keuntungannya. Sebab, kita bisa mengamati permainan dulu. Nanti setelah masuk, kita bisa langsung mengetahui harus main seperti apa,” kata pemain setinggi 1,94 meter yang mempunyai kelebihan lemparan tiga angka tersebut.
Kekurangan timnas hanyalah absennya forward andalan, Kaleb Ramot Gemilang. MVP IBL 2019 bersama Stapac Jakarta yang tampil di jendela pertama ini sedang dalam pemulihan cedera.
Indonesia saat ini belum mampu mengoleksi satu kemenangan pun di babak grup. Ketika jendela pertama, timnas takluk di kandang dari Korsel, 76-109, dan Filipina, 70-100.