Pada Masa Sulit, Summarecon Kian Gencar Membidik Konsumen
›
Pada Masa Sulit, Summarecon...
Iklan
Pada Masa Sulit, Summarecon Kian Gencar Membidik Konsumen
Klaster Baroni garapan pengembang terkemuka PT Summarecon Agung Tbk sekali lagi membidik pasar milenial atau pasangan muda. Kluster rumah tapak ini mengandalkan desain alami dan lokasi strategis.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Pengembang PT Summarecon Agung Tbk melalui unit usahanya Summarecon Serpong semakin gencar membidik konsumen pada masa sulit. Summarecon memanfaatkan momentum akhir tahun di tengah pandemi ini untuk mengembangkan kluster hunian sehat dan alami.
Pada 5 Desember 2020 nanti, kluster Baroni akan diluncurkan di kawasan Symphonia yang memiliki dua distrik di Serpong, Tangerang, Banten. Ini adalah kluster rumah tapak ketujuh setelah dua kluster di Distrik Melody yang telah dipasarkan sebelumnya, yaitu Martinez dan Agnesi, serta melengkapi kluster pada Distrik Harmony, yaitu Verdi, Vivaldi, Rossini hingga hunian premium Mozart.
Berdasarkan catatan Kompas, baru beberapa bulan lalu rumah tapak premium Mozart diluncurkan dan disusul dengan Rainbow Springs Condovillas yang terletak di area The Springs. Kemudian, Summarecon pun bergerak ke arah Kota Hujan membangun proyek Summarecon Bogor.
Magdalena Juliati, Executive Director Summarecon Serpong, Kamis (26/11/2020), mengatakan, ”Kluster Baroni menjadi pilihan yang tepat untuk milenial atau pasangan muda. Kluster ini menjadi jawaban untuk konsumen yang sebelumnya tidak berkesempatan mendapatkan unit di Kluster Agnesi yang telah terjual habis.”
Menurut Magdalena, hunian berlantai dua dengan luas tanah yang ideal dan harga terbaik tentunya semakin hari nilainya akan terus meningkat. Tata ruang didesain minimalis dengan kualitas bangunan yang terjamin, memanfaatkan sumber daya alam, yaitu pencahayaan dan sirkulasi udara alami yang tentunya menjadi kebutuhan setiap orang dalam kondisi saat ini.
Kluster Baroni dibangun dalam tiga tipe dengan luas tanah 60 meter persegi, 72 meter persegi, dan 84 meter persegi. Juga tersedia pilihan tipe deluxe dan luxury dengan ukuran tanah hingga 102 meter persegi. Hanya 76 unit yang bakal dijual perdana pada awal Desember itu dengan sistem penjualan online untuk menjaga kenyamanan calon konsumen.
”Keistimewaan rumah ini adalah ukuran setiap ruang yang memenuhi standar kenyamanan sehingga konsumen dapat mengisi rumahnya dengan berbagai furnitur yang biasa dijual di pasaran atau toko furnitur. Bahkan, sebelumnya, para konsumen yang mendaftar lebih awal diberikan benefit spesial berupa voucer IKEA senilai Rp 10 juta,” kata Magdalena.
Dibanderol mulai dari harga Rp 1,1 miliar, Kluster Baroni memiliki desain arsitektur modern dan tata ruang dan fungsi ruang yang fleksibel. Selain itu, seperti pada klaster-klaster lainnya di kawasan Symphonia, Klaster Baroni juga dilengkapi kecanggihan sistem rumah pintar (smart home system) mulai dari kunci pintu pintar, soket pintar, saklar pintar, sensor pintu, hingga CCTV di dalam dan luar ruang.
Kawasan strategis
Kluster ini juga dijamin keamanannya karena terintegrasi dalam sistem satu gerbang, pengamanan 24 jam, pantauan CCTV, dan didukung dengan Club House yang dilengkapi kolam renang, arena bermain anak,dan ruang multifungsi. Manajemen kawasan yang profesional dengan standar kualitas Summarecon juga turut disediakan.
Dilihat dari lokasinya, Kluster Baroni juga memiliki nilai yang tinggi karena lokasinya strategis di kawasan Symphonia, yang merupakan area penghubung kota Summarecon Serpong dengan pengembangan kota lain. Kawasan ini berdampingan langsung dengan Symphonia Urban Lake Park, salah satu destinasi wisata alam di tengah kota mandiri ini.
Para penghuni akan mudah menjangkau berbagai fasilitas publik, seperti pusat bisnis, pusat pendidikan dan juga kesehatan serta pusat-pusat gaya hidup dan hiburan. Kawasan ini juga dilengkapi trek jogging dan jalur sepeda untuk menyusuri kawasan dan danau, lokasi fitness luar ruang, dan paviliun barbeque terapung.
Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Lukas Bong secara terpisah menyatakan, dirinya tidak heran akan gencarnya sejumlah pengembang menawarkan proyek-proyek prestisius. Uniknya, proyek-proyek ini ditawarkan di masa pandemi Covid-19 yang tentunya sangat menantang dari segi digitalisasi pemasarannya.
”Saya kira, properti ini tetap menjadi kebutuhan utama. Kalau dibilang properti itu nyungsep akibat pandemi, pandangan itu tidaklah benar. Properti tetap menjadi salah satu instrumen investasi,” ujar Lukas.