Maradona "Hadir" dalam Kemenangan Napoli
Meninggalnya legenda besarnya, Diego Maradona, menjadi awan mendung sekaligus motivasi untuk skuad Napoli. Hal itu mereka buktikan dengan kemenangan 2-0 atas Rijeka dalam pekan keempat Liga Europa, Jumat.
NAPOLI, JUMAT – Setelah menuai hasil buruk kalah 1-3 dari tamunya AC Milan pada pekan kedelapan Liga Italia, Serie A, Senin (23/11/2020), Napoli tampil mengkilap dan menang 2-0 atas tamunya, Rijeka, dalam pekan keempat Liga Europa, Jumat (27/11/2020) dini hari WIB. Kemenangan Napoli tidak lepas dari "hadirnya" legenda klub itu, Diego Maradona, yang baru saja meninggal.
Suasana haru nampak menyelimuti Stadion San Paolo, stadion Napoli, menjelang laga tersebut. Wajah legenda sepak bola Argentina yang pernah mengantarkan Napoli meraih dua gelar juara Liga Italia pada akhir 1980-an itu terpampang di segala sudut San Paolo, mulai dari spanduk, papan iklan elektronik, hingga layar televisi raksasa.
Maradona bahkan "hadir" pada diri setiap pemain Napoli jelang kick off laga itu. Seluruh pemain Napoli kompak mengenakan jersei bernomor punggung 10 dan nama Maradona. Di luar stadion, para pendukung Naoli berkumpul dan meneriakkan nama Maradona. Itu semua adalah bentuk penghormatan terakhir Napoli dan para penggemarnya terhadap mantan pemainnya pada 1984-1991 itu.
”Ini malam yang menyedihkan, tidak mudah untuk bermain. Ada atmosfer yang mengharukan, pikiran kami tertuju pada Diego. Kami pergi ke lapangan dengan sedikit melankolis," ujar gelandang Napoli, Matteo Politano, yang mencetak salah satu gol kemenangan timnya dalam laga tersebut seperti dikutip laman resmi Napoli.
Baca juga : Vardy Pastikan Leicester Tembus Babak Gugur
Skuad Napoli tampil di tengah awan mendung yang memayungi Kota Napoli karena meninggalnya pahlawan besar untuk kota di selatan Italia itu, Maradona dua hari silam. Maradona adalah bintang sepak bola dunia yang menghabiskan sebagian besar karirnya di Napoli medio 1984-1991.
Mengangkat derajat
Pesepak bola berjuluk ”Si Tangan Tuhan” itu mengangkat derajat Napoli dari klub yang tidak diperhitungkan menjadi salah satu raksasa sepak bola Italia hingga Eropa. Bersama klub berjersei biru muda itu, legenda kelahiran Lanus, Argentina, 30 Oktober 1960, tersebut mempersembahkan gelar juara Liga Italia Serie A 1986-1987 dan 1989-1990, Piala Italia 1986-1987, Piala UEFA (Liga Europa) 1988-1989, dan Piala Super Italia 1990.
Berkat itu, Maradona dianggap sebagai ”dewa” bagi warga Napoli. Penghormatan besar pun digelar di penjuru kota itu untuk mengenang jasa-jasa Maradona bagi kota terbesar ketiga di Italia tersebut. Hal itu juga dilakukan Napoli saat menghadapi Rijeka.
Nuansa mengenang Maradona itu ternyata memberika semangat luar biasa untuk para pemain Napoli. Mereka bermain penuh energi, cepat, dan terus menekan lawan dari awal hingga akhir laga. Sayangnya, karena ketangguhan penjaga gawang Rijeka, Ivan Nevistic, Lorenzo Insigne dan kawan-kawan hanya membukukan dua gol, yakni lewat Politano pada menit ke-41 dan penyerang pengganti, Hirving Lozano, pada menit ke-75.
”Maradona adalah simbol kota ini. Kami akan melakukan yang terbaik untuknya. Saya pernah bertemu dengannya dan saya minta maaf karena saya tidak bisa berdiri di sisinya saat ini,” kata penyerang Napoli, Dries Mertens.
Baca juga : Kemanusiaan "Si Tangan Tuhan"
Dengan kemenangan itu, Napoli bertengger di puncak klasemen grup F Liga Europa dengan sembilan poin dari empat laga. Mereka menjaga peluang lolos ke babak selanjutnya dengan selisih dua poin, masing-masing atas Real Sociedad di urutan kedua dan AZ Alkmaar di peringkat ketiga. Dari dua laga penyisihan grup tersisa, mereka harus mengunci satu kemenangan lagi jika ingin meraih tiket ke babak 32 besar.
Maradona adalah simbol kota ini. Kami akan melakukan yang terbaik untuknya.(Dries Mertens)
Menatap Serigala Roma
Pada laga itu, Pelatih Napoli Gennaro Gattuso mengistirahatkan sebagian pemain intinya, antara lain bek Kostas Manolas, Mario Rui, gelandang Insigne, penyerang Lozano, dan Mertens. Rotasi pemain itu tidak terlepas dari persiapan laga penting versus AS Roma pada pekan kesembilan Liga Italia, Senin (30/11/2020).
”Tidak mudah malam ini. Kami bermain setiap tiga hari dan kami akan bermain lagi terus menerus. Para pemain tahu apa yang saya inginkan dari mereka (melakukan rotasi pemain) dan hari ini saya melihat banyak indikasi bagus,” ujar Gattuso.
Semua klub sepak bola Eropa memang menghadapi jadwal padat sebagai dampak molornya kompetisi pada musim lalu akibat pandemi Covid-19. Klub-klub yang bermain di kompetisi lokal dan Eropa paling tersiksa. Mereka harus bermain rata-rata dua hingga tiga kali dalam sepekan.
Kalau tidak pandai-pandai menjaga kebugaran pemain dengan strategi rotasi, klub akan kehabisan "bensin" sebelum akhir musim. Jika tidak menerapkan rotasi, pemain rentan cedera atau gagal tampil optimal.
Menghadapi AS Roma tidak akan mudah. Saat ini, selain kekalahan walked out 0-3 dari Hellas Verona di pekan pertama Liga Italia, "Serigala Roma" merupakan satu-satunya klub Italia yang belum kalah di kompetisi domestik maupun Eropa. Grafik permainan Edin Dzeko dan kawan-kawan terus menanjak beberapa pekan terakhir.
Baca juga : Ancaman "Wabah" Cedera
Terbukti, di Liga Italia, AS Roma berhasil merangsek ke tempat ketiga klasemen dengan 17 poin dari delapan laga. Mereka juga memimpin klasemen grup A Liga Europa dengan 10 poin dari empat laga. Mereka unggul tiga poin atas Young Boys di urutan kedua dan enam poin atas CFR Cluj di peringkat ketiga grup itu.
Dalam laga pekan keempat, Jumat dini hari, AS Roma berhasil meraih poin penuh berkat kemenangan 2-0 atas tuan rumah CFR Cluj. Kemenangan itu membuat mereka hanya butuh satu poin dari dua laga tersisa untuk meraih tiket ke babak 32 besar.
”Kami belum selesai. Kami ingin finis (menyelesaikan penyisihan grup) di puncak grup,” tegas Pelatih AS Roma Paulo Fonseca dikutip laman resmi klub itu seusai laga tersebut.
Sama halnya dengan Gattuso, Fonseca juga menerapkan rotasi pemain dalam pekan keempat Liga Europa ini. Bahkan, pelatih asal Portugal itu menurunkan sejumlah pemain belia dari tim muda klub itu, seperti bek kiri Riccardo Calafiori, Filippo Tripi, dan gelandang Tommaso Milanese.
”Minggu (nanti) akan menjadi pertandingan yang sangat sulit melawan tim yang sangat bagus (Napoli),” pungkas Fonseca.