Bisnis Kesehatan
Setiap pebisnis berhak mendapat keuntungan. Namun, hendaknya para pebisnis juga memperhatikan masyarakat yang sedang menghadapi penyakit.
Saya alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat, tetapi sudah hampir sepuluh tahun ini saya mengelola hotel kecil kepunyaan ayah saya. Ayah saya sudah berumur dan kesehatannya kurang baik. Sebenarnya, adik saya lulusan fakultas ekonomi, tetapi dia bekerja di sebuah perusahaan besar yang berkantor di luar Pulau Jawa. Dia sudah senang bekerja di sana dan tidak tertarik mengelola hotel.
Selama sepuluh tahun ini, hotel kami mengalami kemajuan sehingga kamarnya yang hanya 23 ditambah hingga sekarang berjumlah 60 kamar. Di bagian depan hotel ada restoran yang cukup ramai didatangi penghuni hotel ataupun pengunjung umum.
Sejak bulan April praktis kegiatan hotel dan restoran terhenti. Kami terpaksa hanya mengaktifkan sepertiga jumlah pegawai. Hotel sepi, kadang-kadang tidak ada pengunjung. Restoran juga jauh berkurang pengunjungnya. Saya berharap suasana akan berubah pada tahun depan karena jika keadaan tetap seperti sekarang, kemungkinan hotel kami akan bangkrut.
Saya sedang memikirkan menjalankan bisnis di bidang kesehatan. Suasana pandemi Covid-19 ternyata meningkatkan kegiatan bisnis kesehatan. Teman saya yang bergerak dalam bidang obat bebas dan obat herbal selama pandemi ini boleh dikatakan panen, untung besar. Memang, saya perhatikan harga masker yang biasanya satu boks sekitar Rp 100.000 menjadi Rp 400.000, untunglah sekarang sudah hampir kembali ke harga semula Rp 125.000.
Banyak orang sekarang yang peduli pada kesehatan, melindungi diri dari penularan Covid-19 dan berusaha meningkatkan kekebalan tubuh mereka.
Tampaknya dalam satu dua tahun ke depan bisnis di bidang kesehatan masih akan meningkat. Kita masih harus memakai masker, sering mencuci tangan, berolahraga, dan minum vitamin. Termometer banyak terjual, begitu juga alat pelindung diri yang harus digunakan tenaga kesehatan. Saya rasa kita masih membutuhkan lebih banyak produsen dan pebisnis kesehatan.
Saya juga tertarik pada perlombaan pengembangan vaksin Covid-19. Ternyata hampir 200 perusahaan berusaha mengembangkan vaksin. Mereka berlomba untuk menjadi yang pertama dengan manfaat yang tinggi serta aman digunakan. Semula vaksin Sinovac banyak diunggulkan dan telah diuji coba di sejumlah negara, tinggal menunggu hasil uji klinik tahap tiga yang mungkin akan selesai sekitar akhir tahun ini.
Namun, tiba-tiba vaksin RNA Pfizer serta Moderna menyusul. Kedua vaksin RNA ini menunjukkan hasil sementara efektivitasnya melebihi 90 persen. Harganya juga bersaing. Kita baca di media harga saham kedua perusahaan vaksin tersebut ikut melonjak.
Menurut pemahaman saya, vaksin Covid-19 sebenarnya harus merupakan bahan kebutuhan publik dan tidak wajar diberlakukan sebagai barang komersial biasa. Vaksin Covid-19 ini jika terbukti ampuh dibutuhkan oleh miliaran orang di seluruh dunia, baik yang kaya maupun yang miskin. Saya mendengar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga sudah menyiapkan agar vaksin Covid-19 ini jangan hanya dinikmati oleh negara kaya.
Mereka menghimpun dana dan tenaga ahli dan bermaksud menyediakan vaksin bagi sekitar 20 persen masyarakat di negara yang mempunyai dana terbatas. Harga vaksinnya konon hanya sekitar 2 dollar Amerika Serikat (sekitar Rp 30.000). Amat murah dibandingkan dengan harga vaksin yang ditawarkan di pasar saat ini.
Apakah pemerintah kita akan menyediakan vaksin Covid-19 bagi seluruh warga Indonesia? Mungkinkah semua rakyat yang membutuhkan dapat menikmati vaksin ini? Saya berharap seperti itu, tetapi saya dengar pemerintah juga akan memfasilitasi layanan vaksin Covid-19 melalui jalur swasta. Apakah Dokter dapat menjelaskan bagaimana nanti pelaksanaan imunisasi Covid-19 ini? Terima kasih atas penjelasan Dokter.
M di J
Wah, ternyata Anda masih mengikuti perkembangan di bidang kesehatan. Anda masih mengikuti berita-berita mengenai vaksin Covid-19. Memang, pemerintah kita berusaha untuk menekan penularan Covid-19 di negeri kita agar jumlah orang yang terinfeksi sesedikit mungkin. Selain anjuran menerapkan protokol kesehatan, pemerintah juga melakukan testing, tracking, dan tracing (3T). Jika sudah tersedia vaksin, akan dilengkapi upaya imunisasi Covid-19.
Dengan demikian diharapkan penularan Covid-19 dapat dicegah sehingga secara berangsur kegiatan masyarakat dapat hidup kembali. Ekonomi kita akan bergerak cepat dan pemutusan hubungan kerja (PHK) dapat dicegah.
Namun, untuk menyimpulkan manfaat dan keamanan vaksin Covid-19, kita perlu bersabar. Data yang ada sebagian besar masih merupakan data sementara. Perlu waktu untuk menunggu hasil yang lengkap yang dapat menggambarkan manfaat serta keamanan vaksin ini. Presiden sendiri sudah berpesan agar kita tidak terburu-buru dalam melaksanakan imunisasi ini.
Kita harus hati-hati agar masyarakat benar-benar terlindungi. Kita menyaksikan pemerintah mempunyai komitmen yang kuat untuk melaksanakan protokol kesehatan dan nanti akan ditambah dengan imunisasi. Imunisasi Covid-19 merupakan program pemerintah. Konon, menurut media, pemerintah sudah menyiapkan 34 triliun rupiah untuk program imunisasi Covid-19 ini.
Kita berharap semua orang di Indonesia yang memerlukan akan dapat menikmati vaksin ini. Pemerintah sedang mengatur pengadaan vaksin serta bagaimana pelaksanaan imunisasi nanti. Kabarnya, teman-teman di garda depan, seperti tenaga kesehatan, mereka yang kontak langsung dengan publik, seperti petugas keamanan, transportasi, serta petugas layanan publik lain, akan mendapat prioritas. Selanjutnya, secara bertahap akan dilanjutkan dengan imunisasi kelompok-kelompok lain.
Saya setuju dengan Anda, vaksin Covid-19 adalah kebutuhan publik dan sudah sewajarnya pemerintah memikul biayanya sehingga semua yang memerlukan mendapat imunisasi. Kemungkinan, pemerintah juga akan membuka jalur partisipasi swasta, mereka yang ingin menjalani imunisasi dengan biaya sendiri juga akan dilayani. Namun, semuanya di bawah kendali pemerintah, perencanaan serta pencatatannya semua menjadi kewajiban pemerintah.
Jadi apa yang harus dikerjakan? Kita berdoa agar vaksin yang ampuh dan aman akan tersedia tidak lama lagi. Kita menunggu kapan imunisasi akan dimulai dan dengan tertib kita mengikuti rencana pemerintah untuk melakukan imunisasi bagi masyarakat yang dibutuhkan. Anak-anak dan orang usia lanjut mungkin harus menunggu karena uji klinik untuk anak dan orang usia lanjut masih dilakukan. Sementara itu, kita tetap menjalankan protokol kesehatan serta menjaga kesehatan kita agar imunitas kita baik.
Nah, kembali ke niat Anda untuk memulai bisnis kesehatan, saya rasa bisnis tersebut memang lebih menjanjikan dalam masa pandemi ini. Masyarakat membutuhkan banyak sekali obat, tes diagnosis, peralatan kedokteran yang diperlukan untuk memelihara kesehatan termasuk untuk mencegah penularan Covid-19 ini.
Dunia bisnis membutuhkan pebisnis yang andal, tetapi sekaligus mempunyai etika bisnis yang baik. Setiap pebisnis berhak mendapat keuntungan, tetapi hendaknya para pebisnis juga memperhatikan masyarakat yang sedang menghadapi penyakit. Sebagian mereka bahkan penghasilannya menurun tajam, bahkan ada yang sudah kehilangan pekerjaan. Jadi, para pebisnis hendaklah juga memperhatikan saudara-saudara kita yang kurang mampu. Jangan mengambil keuntungan terlalu besar, menimbun barang tanpa peduli ada kesulitan orang lain.
Saya berharap bisnis hotel juga akan hidup kembali. Kita dapat berwisata dengan keluarga, menikmati keindahan pemandangan alam Indonesia. Kita juga dapat menikmati berbagai hidangan makanan Nusantara. Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu.