Tiga seri terakhir Formula 1 menjadi ajang pertarungan para pebalap papan tengah untuk finis keempat, posisi paling realistis yang bisa diraih. Persaingan sangat panas karena ada tiga pebalap dalam rentang empat poin.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
SHAKIR, JUMAT – Balapan seri ke-15 Formula 1 di Sirkuit Internasional Bahrain, Minggu (29/11/2020) akan menjadi awal pertarungan pamungkas para pebalap papan tengah. Hasil positif pada balapan pertama di Bahrain itu akan menjadi modal kuat untuk meraih poin maksimal dalam dua balapan terakhir musim pandemi ini. Saat ini ada enam pebalap yang masih memiliki peluang untuk finis di posisi empat.
Finis di posisi empat menjadi target yang masih realistis bagi Sergio Perez, Charles Leclerc, Daniel Ricciardo, Carlos Sainz Junior, Lando Norris, Alexander Albon, dan Pierre Gasly. Mereka masing-masing mengumpulkan poin 100, 97, 96, 75, 74, 70, dan 63. Secara matematis mereka masih memilki peluang finis keempat, tetapi peluang terbesar dimiliki oleh Perez (Racing Point) yang kini di posisi keempat, Leclerc (Ferrari), Ricciardo (Renault), dan Sainz (McLaren).
Bahkan, Perez bisa menaikan target finis ke posisi tiga jika Max Verstappen (Red Bull) gagal meraih poin di Bahrain akhir pekan ini. Verstappen menjadi favorit terkuat finis ketiga dengan koleksi 170 poin. Dia hanya membutuhkan minimal delapan poin atau finis di posisi enam untuk mengunci posisi tiga. Saat ini dengan sisa tiga balapan, masih ada maksimal 78 poin untuk diraih, 75 poin dari finis terdepan, dan bonus 1 poin sebagai pebalap dengan lap tercepat di setiap balapan.
Perez mengawali akhir pekan ini dengan meyakinkan pada latihan bebas pertama di Bahrain, Jumat (27/11/2020). Dia menempati posisi ketiga dengan selisih waktu 0,967 detik dari pebalap tercepat Lewis Hamilton. Pebalap andalan Mercedes yang baru saja meraih gelar ketujuh juara dunia F1 itu, mengungguli rekan setimnya Valtteri Bottas di posisi kedua dengan selisih 0,449 detik.
Perez yang kontraknya diputus oleh Racing Point akhir musim ini, menjadikan tiga seri ini sebagai pembuktian potensinya. Dia termotivasi melanjutkan pencapaian terbaiknya musim ini saat finis kedua di Turki. Jika mampu mengakhiri musim ini dengan konsisten di podium, ada peluang Perez mendapatkan tim untuk musim depan. Salah satu tim yang sering dikaitkan dengan dirinya adalah Red Bull, karena Albon belum mendapat kepastian perpanjangan kontrak.
Sainz juga meraih hasil bagus dengan berada di posisi empat, terpaut tipis dari Perez. Di bawah pebalap Ferrari musim depan itu, ada pebalap Alpha Tauri, Pierre Gasly yang menggungguli dua pebalap Red Bull, Verstappen dan Albon. Sainz kini fokus mengerahkan usaha dan konsentrasinya untuk bisa finis di empat besar sekaligus membantu timnya meraih posisi tiga konstruktor. Kini McLaren bersaing dengan Racing Point, Renault, dan Ferrari untuk finis di tiga besar klasemen konstruktor.
Sainz menegaskan, dirinya berkomitmen penuh pada McLaren yang akan dia tinggalkan di akhir musim ini. Pebalap asal Spanyol itu, musim depan akan membela Ferrari, tetapi dirinya tidak ingin terpecah fokusnya dan memberikan yang terbaik untuk McLaren. Fokus pebalap yang akan pindah tim memang bisa terusik, karena ada keterbatasan tes dengan mobil baru untuk tahun depan.
Untuk menyiasati itu, Formula 1 memberikan kebebasan bagi tim untuk melakukan tes dengan mobil 2018, dan itu dimanfaatkan oleh Renault yang musim depan akan diperkuat oleh Fernando Alonso. Setelah dua tahun tidak membalap di F1, dua kali juara dunia itu menjalani adaptasi dengan mobil Renault 2018.
Sainz pun berpeluang menjalani adaptasi seperti Alonso, menggunakan mobil Ferrari SF71H. “Begitu saya meninggalkan McLaren untuk menjadi pebalap Ferrari, akan ada banyak pemikiran di balik layar untuk memastikan saya datang ke sesi tes dan balapan pertama sesiap mungkin,” ujar Perez dikutip Crash.
“Tentu saja itu (tes dengan mobil 2018) bisa menjadi opsi, tetapi saya tetap berkomitmen pada McLaren dan saya tidak ingin fokus terpecah terlalu banyak oleh apa yang mungkin terjadi ke depan pada Januari, Februari, dan Maret,” lanjut Sainz.
“Saya bisa mengatakan kepada Anda bahwa satu setengah hari di mobil Formula 1, dalam mobil Formula 1 yang rumit ini, tidak akan cukup untuk menyiapkan musim Formula 1. Anda belum bisa mengetahui trik dari mobil, kemudi, meskipun anda menjalani banyak (latihan) di simulator. Untuk mengenal kru, semua orang, satu setengah hari sangat sedikit dan mungkin tidak cukup,” tegas Sainz yang berharap SF1000 bisa lebih kompetitif musim depan.
Setali tiga uang, Ricciardo yang akan mengisi posisi yang ditinggalkan Sainz, juga bertekad mengakhiri musim ini dengan kenangan yang positif. Dia masih bisa memburu posisi empat sekaligus membantu Renault dalam persaingan konstruktor.
Berdasarkan pengalaman saya beberapa tahun lalu, beranjak dan meninggalkan tim di mana Anda membangun ikatan dan bekerja erat dengan mereka, itu tidak pernah mudah. Keputusan seperti itu tidak mudah dan berpindah itu tidak mudah.
“Berdasarkan pengalaman saya beberapa tahun lalu, beranjak dan meninggalkan tim di mana Anda membangun ikatan dan bekerja erat dengan mereka, itu tidak pernah mudah. Keputusan seperti itu tidak mudah dan berpindah itu tidak mudah,” tegas Ricciardo yang membela Red Bull sebelum pindah ke Renault.
“Saya merasa tahun ini telah memantapkan banyak hal yang ingin saya capai dalam babak ini, dan karier saya bersama Renault, serta Anda tahu tahun lalu masih tahun pemahaman bagi saya dan juga tim,” lanjut pebalap asal Australia itu.
“Tahun ini kami benar-benar mengalami perubahan, dan banyak dari kami di dalam tim bisa secara terbuka mengatakan bahwa kami sesungguhnya melakukan lebih baik dari yang kami perkirakan. Beberapa kali podium adalah sesuatu yag sangat bagus, dan seperti saya katakan ini belum selesai,” lanjut Ricciardo.
“Saya sangat ingin menutup buku ini dengan cara sebaik mungkin. Ini sangat ketat, dan saya terus memikirkan Racing Point dan McLaren, tetapi juga ada Ferrari dalam persaingan. Jadi ini sangat ketat,” jelas Ricciardo terkait persaingan meraih posisi ketiga konstruktor.
“Saya ingin berada di puncak persaingan itu supaya bisa pergi dengan perasaan puas. Itu akan berdampak besar pada perasaan saya saat pergi. Jadi kerahkan semua kemampuan dan melangkah pergi dengan kebahagiaan,” pungkas Ricciardo.