Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh, Teheran Tuding Israel dan Janji Akan Balas
›
Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh,...
Iklan
Ilmuwan Nuklir Iran Dibunuh, Teheran Tuding Israel dan Janji Akan Balas
Teheran menuduh Israel sebagai dalang pembunuhan terhadap ilmuwan terkemuka nuklir Iran dan berjanji akan membalas dendam.
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
TEHERAN, SABTU — Sehari setelah ilmuwan terkemuka nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh (59), dibunuh dalam penyergapan di dekat Teheran, Presiden Iran Hassan Rouhani bersumpah akan membalasnya dengan cara menyakitkan ”pada waktu yang tepat”.
Teheran menuduh Israel sebagai dalang pembunuhan itu. ”Rakyat lebih bijak dan tidak akan mudah masuk perangkap rezim zionis (Israel). Iran pasti akan membalas kematian ilmuwan kami,” kata Rouhani saat berpidato dan disiarkan televisi nasional Iran, Sabtu (28/11/2020).
Rouhani juga menegaskan pembunuhan Fakhrizadeh ini tidak akan menghentikan program nuklir Iran.
Program nuklir sipil Iran masih melanjutkan uji coba dan kini sudah berhasil memperkaya uranium hingga 4,5 persen, jauh di bawah tingkat uranium untuk persenjataan yang standarnya 90 persen.
Kasus pembunuhan tersebut dikhawatirkan akan membuat situasi semakin tegang antara Iran, Amerika Serikat (AS), dan Israel, sekutu AS. Banyak pihak juga mengkhawatirkan terjadinya konflik sengit di Timur Tengah.
Fakhrizadeh terluka parah setelah mobilnya diserang orang tak dikenal yang terlibat baku tembak dengan pengawal Fakhrizadeh. Saat itu ia sedang dalam perjalanan ke kementerian penelitian dan inovasi, tempatnya bekerja di kota Absard, Damavand. Nyawanya tak tertolong meski sudah ditangani tim medis.
AS pernah menjatuhkan sanksi kepada Fakhrizadeh pada 2008 karena beraktivitas dan melakukan transaksi yang berkontribusi pada pengembangan program nuklir Iran. Saking pentingnya posisi dan peran Fakhrizadeh, PM Israel Benjamin Netanyahu pernah menyebutnya sebagai bapak program persenjataan nuklir Iran.
Berbagai media setempat menyebutkan, sebelum mobil Fakhrizadeh ditembaki, ada truk terbuka bermuatan bahan peledak yang disembunyikan di bawah tumpukan kayu yang meledak di depan mobilnya. Dari rekaman video terlihat, sedan berwarna hitam yang kacanya penuh dengan lubang bekas peluru.
Indikasi keterlibatan Israel
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif meyakini ada indikasi serius keterlibatan Israel dalam peristiwa ini. ”Terorislah yang membunuh ilmuwan terkemuka Iran hari ini. Ada indikasi kuat keterlibatan Israel dalam tindakan pengecut ini. Para penghasut dan pengecut itu sudah putus asa,” tulisnya di akun media twitter.
Zarif mengajak komunitas internasional untuk mengecam tindakan negara peneror itu. Harian The New York Times mengutip pejabat AS dan dua anggota intelijen lain yang mengonfirmasi dugaan Israel yang berada di balik pembunuhan itu.
Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami mengatakan, Fakhrizadeh memegang peran penting dalam inovasi pertahanan dan selama ini sudah sering menerima ancaman pembunuhan. Karya-karyanya selama ini dinilai berhasil dalam mendorong sistem pertahanan nuklir.
Hatami menghubungkan pembunuhan Fakhrizadeh dengan pembunuhan pimpinan Garda Revolusioner Pasukan Quds, Qasem Soleimani. Ia terbunuh dalam serangan udara AS di dekat bandara Baghdad, Irak, Januari lalu.
Beberapa hari kemudian, Iran lalu meluncurkan serangkaian rudal ke arah kawasan permukiman AS di pangkalan militer Irak dan pasukan koalisi asing.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mohammad Bagheri, menilai kematian Fakhrizdeh menyakitkan dan sangat merugikan sistem pertahanan Iran. Seperti Rouhani, ia pun berjanji akan membalas dendam kepada siapa pun pelakunya.
Picu konflik
Pembunuhan Fakhrizadeh terjadi sekitar dua bulan sebelum pelantikan Presiden AS, Joe Biden, yang berjanji akan kembali duduk bersama Iran untuk merundingkan program nuklir Iran. AS mundur dari perjanjian nuklir Iran pada 2018 dan memberlakukan sanksi-sanksi yang melemahkan Iran.
Pada waktu itu, Presiden AS Donald Trump beralasan kesepakatan nuklir itu tidak memberikan jaminan kuat bahwa Iran tidak akan membuat bom atom. Namun, Iran selalu membantah kecurigaan AS.
Penasihat militer Iran dan mantan pejabat senior di Korps Garda Revolusioner Islam, Hossein Dehghan, menuding Israel berusaha memprovokasi perang dengan membunuh ilmuwan sepenting itu.
”Pada hari-hari terakhir Trump, Israel masih berusaha memicu perang. Kami akan balas secepat kilat,” ujarnya.
Mantan Direktur CIA, John Brennan, memperingatkan kasus pembunuhan ini berisiko memicu konflik lebih besar di Timteng. ”Ini tindak kejahatan yang sangat berisiko memunculkan konflik regional yang baru dan lebih dahsyat,” ujarnya.
Pembunuhan Fakhrizadeh terjadi hanya beberapa hari sebelum peringatan 10 tahun terbunuhnya ilmuwan nuklir Iran, Majid Shahriari. Iran juga menuduh Israel dalangnya.
Pada saat yang bersamaan Iran meyakini ada virus Stuxnet buatan Israel dan AS yang merusak mesin sentrifugal Iran. Kini, peristiwa serupa terulang kembali. (REUTERS/AFP/AP)