Timnas basket Indonesia tidak boleh meremehkan Thailand pada lanjutan kualifikasi Piala Asia 2021 di Bahrain, Sabtu (28/11/2020) malam ini. Meskipun tengah terluka dan ”pincang”, Thailand tetaplah agresif.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
MANAMA, JUMAT - Tim nasional basket Indonesia berada di atas angin jelang melawan Thailand pada jendela kedua kualifikasi grup A Piala Asia FIBA 2021 di Manama, Bahrain, Sabtu (28/11/2020) malam. Indonesia dapat menurunkan skuad terbaiknya, sementara Thailand datang tanpa pelatih asing dan pemain naturalisasi andalannya.
Namun, itu bukan jaminan kemenangan Indonesia. Tim ”Gajah Putih”, yang tengah terluka setelah dilumat Filipina, 61-93, kemarin malam, masih berpotensi mengancam lewat agresivitas para pemain nasionalnya.
Indonesia terbang ke Bahrain dengan dua pemain yang baru selesai dinaturalisasi, yaitu Brandon Jawato dan Lester Prosper. Mereka merupakan kepingan terpenting yang sudah lama dinanti pelatih kepala timnas basket Indonesia, Rajko Toroman.
Adapun Thailand hadir dengan skuad seadanya. Peraih medali perak SEA Games Manila 2019 itu hanya membawa 10 dari kuota 12 pemain, tanpa bintang naturalisasinya, Tyler Lamb. Pelatih asing mereka, Chris Daleo, digantikan asistennya, Manid Niyomyindee.
Maka, di atas kertas, Indonesia bisa mudah menang. Tanpa Lamb, Thailand terancam kehilangan efisiensi serangannya. Ia menyumbang 28 poin dan 12 rebound pada jendela pertama kualifikasi.
Merepotkan tim kuat
Namun, jika lengah, skuad ”Gajah Putih” dapat menjadi ancaman lewat agresivitasnya. Permainan agresif itulah yang membuat Indonesia takluk di SEA Games 2019. Mereka juga sempat merepotkan tim kuat, Korea Selatan, pada jendela pertama kualifikasi.
Kala itu, Februari lalu, Thailand hanya kalah dengan selisih tujuh poin di kandang Korsel. Adapun Indonesia kalah 33 poin dari lawan yang sama di markas sendiri.
Meskipun skuad inti Thailand kalah tinggi, yaitu rata-rata 10 sentimeter dari papemain raksasa Korsel, mereka menang rebound, 53-39. Thailand juga mencatatkan offensive rebound sebanyak 17 kali. Data statistik itu menunjukkan tingginya agresivitas para pemain Thailand.
Tanpa pemain naturalisasi, Thailand masih tetap berbahaya dengan hadirnya guard veteran, Wattana Suttisin (35), dan center muda, Chanatip Jakrawan (23). Kedua pemain itu akan menjadi motor permainan agresif ”Gajah Putih”.
Diakui Rastafari Horongbala, mantan pelatih timnas, pertahanan Indonesia belum solid. Hal itu terlihat pada dua laga uji coba timnas ketika menghadapi klub asuhannya, Amartha Hangtuah, pada pertengahan November lalu.
”Serangannya sudah baik, tetapi pertahanannya kurang greget. Mereka (timnas) perlu lebih berjuang,” kata Rastafari saat dihubungi kemarin.
Maka itu, peranan dua pemain naturalisasi, Prosper dan Jawato, sangat penting. Prosper, pemain paling tinggi di timnas (2,09 meter), misalnya, diharapkan bisa meredam agresivitas Thailand dengan keunggulan fisik dan postur tubuhnya.
Adapun energi ekstra besar Jawato, pebasket berdarah Indonesia dan Amerika Serikat, bisa menjadi senjata untuk membongkar pertahanan sekaligus menahan serangan lawan.
Abraham Damar, guard andalan Indonesia, berkata, sikap pantang meremehkan lawan menjadi kunci untuk bisa mengalahkan Thailand. ”Jika meremehkan (lawan) saat punya naturalisasi, itu hal bodoh. Kami harus tetap main maksimal, meski nanti hanya satu gim (di Bahrain),” katanya.
Indonesia sudah lama tidak menjalani laga kompetitif. Namun, menurut Abraham, itu bukanlah masalah. ”Tidak ada alasan. Sebagai (pemain) profesional, kami harus bisa menyesuaikan diri. Kami sudah berlatih tiga bulan,” ucapnya.
Kami sudah mengenal dan siap menghadapi Thailand. Dengan skuad terbaik, terutama ada Brandon dan Lester, kami punya kesempatan lebih besar untuk menang.
Menurut Manajer Timnas Basket Indonesia Fareza Tamrella, skuad di Bahrain adalah pilihan terbaik. Mereka bisa diperkuat para naturaliasi dan pemain pilihan yang sempat absen pada laga-laga sebelumnya karena membela klubnya masing-masing di Liga Basket Indonesia (IBL).
Para tenaga baru itu antara lain Juan Laurent, Govinda Saputra, Widyanta Putra Teja, dan Agassi Yeshe Goantara. Mereka tengah naik daun.
”Kami sudah mengenal dan siap menghadapi Thailand. Dengan skuad terbaik, terutama ada Brandon dan Lester, kami punya kesempatan lebih besar untuk menang. Ini laga wajib menang,” kata Fareza.
Di Bahrain, Indonesia hanya akan sekali berlaga, yaitu melawan Thailand. Adapun laga lainnya, versus Korsel, dibatalkan karena sang lawan khawatir tertular Covid-19.