Penurunan emisi gas rumah kaca memerlukan kontribusi para pihak, termasuk swasta. Ini di antaranya dilakukan Grab Indonesia dengan mengompensasi polusi yang dihasilkan armadanya melalui penanaman pohon secara terukur.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Upaya penurunan emisi dan penanggulangan perubahan iklim tidak hanya menjadi komitmen pemerintah dan organisasi lingkungan, tetapi juga sektor swasta, salah satunya perusahaan penyedia sarana transportasi Grab Indonesia. Komitmen tersebut dilakukan melalui sejumlah program mulai dari penyediaan moda transportasi ramah lingkungan hingga perimbangan karbon.
Salah satu perusahaan yang berkomitmen dalam menurunkan emisi dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, yakni Grab Indonesia. Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menyampaikan, sering kali masyarakat tidak menyadari bahwa kegiatan kecil yang dilakukan bisa sangat berdampak terhadap lingkungan.
Hal ini juga ditegaskan melalui data Yayasan Institut Sumber Daya Dunia (World Resources Indonesia/WRI) Indonesia yang menyebut 97 persen ahli iklim setuju bahwa polusi yang dibuat manusia sangat berdampak terhadap lingkungan. Polusi yang dibuat manusia tersebut berasal dari kegiatan sehari-hari termasuk makanan, belanja, dan mobilitas transportasi.
Angka ini diprediksi akan tumbuh dan menjadi tantangan besar di seluruh dunia. (Ridzki Kramadibrata)
”Sekitar 24 persen emisi karbon dioksida secara global datang dari transportasi. Emisi itu juga 72 persen datang dari transportasi darat. Angka ini diprediksi akan tumbuh dan menjadi tantangan besar di seluruh dunia,” ujarnya saat konferensi pers secara virtual, Sabtu (28/11/2020).
Guna menanggulangi permasalahan tersebut, sejumlah program ramah lingkungan telah dilakukan Grab, yaitu inisiatif carbon offsetting atau perimbangan atau pertukaran karbon. Sederhananya, mekanisme carbon offsetting ini individu atau korporasi/lembaga mengompensasi emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitasnya kepada penyerapan karbon, utamanya oleh pohon.
Inisiatif yang berkolaborasi dengan BenihBaik.com dan WRI Indonesia ini akan menghadirkan fitur penghitungan karbon (carbon calculator), urun dana (crowdfunding), dan program kampanye di media sosial.
Melalui inisiatif ini, pengguna aplikasi Grab dapat menghitung sendiri donasi perimbangan karbon. Pengguna akan dipandu untuk memahami jejak karbon yang dihasilkan dengan sistem carbon calculator di widget donasi. Nantinya, jejak karbon tersebut akan dikonversi menjadi bentuk donasi yang akan disalurkan kepada mitra penanaman pohon.
Selain melalui donasi langsung, masyarakat juga dapat melakukan donasi melalui media sosial Twitter dengan tagar #LangkahHijau dan menyebut ke akun resmi @GrabID. Setiap unggahan akan dikonversi menjadi donasi sebesar Rp 1.000 dari Grab yang akan dikumpulkan hingga bernilai maksimal Rp 100 juta dan juga akan digabungkan dengan donasi dari pengguna aplikasi Grab.
Keseluruhan donasi yang dihasilkan akan diwujudkan untuk penanaman pohon di taman kota dan lokasi lainnya pada 2021. Penanaman pohon juga akan berkolaborasi dengan sejumlah mitra, yaitu Carbon Ethics (DKI Jakarta), Forum Konservasi Leuser (Aceh), dan Mitra Asri (Jambi). Ke depan, mitra lainnya juga dapat bekerja sama untuk menyediakan fasilitas penanaman pohon.
Emisi transportasi
Direktur WRI Indonesia Nirarta Samadhi mengatakan, transportasi darat memiliki konstribusi yang cukup besar dalam menyumbang emisi karbon. WRI Indonesia mencatat, transportasi menyumbang 14 persen emisi yang ada di Bumi atau terbesar keempat setelah produk listrik dan pemanas (25 persen), hutan dan penggunaan lahan (20,4 persen), serta industri (17,9 persen).
”Langkah yang diambil masyarakat menjadi penting untuk mengurangi polusi. Salah satu langkah awal yang bisa diambil adalah dengan menghitung kontribusi emisi dan polusi kegiatan sehari-hari. Setelah itu setiap orang dapat mengurangi emisi dengan penanaman pohon karena ini solusi termudah dan efektif menyerap karbon,” tuturnya.
Ia menambahkan, WRI sebagai lembaga riset turut membantu menyediakan metode ilmiah yang bsia diimplementasikan dalam penghitungan emisi dan data pohon. WRI juga membantu memfasilitasi agar donasi dari masyarakat dapat langsung diberikan kepada mitra penanaman pohon serta memantau perkembangan pohon yang ditanam.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam sambutannya mengatakan, Kemenhub terus melakukan upaya untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, di antaranya penyediaan armada bus listrik dan program pengembangan angkutan massal. Aksi penanaman pohon juga sangat penting dalam upaya penurunan emisi karena besarnya tingkat polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan berbahan bakar fosil.
”Kementerian Perhubungan menyambut baik atas dioperasikannya 5.000 kendaraan berbasis listrik oleh Grab di seluruh Indonesia serta diresmikannya stasiun penukaran baterai kendaraan listrik bulan lalu. Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden melalui peraturan presiden,” ujarnya.