Timnas basket Indonesia meraih kemenangan perdana di kualifikasi Piala Asia FIBA 2021. Capaian itu berkat debut gemilang duo naturalisasi, Brandon Jawato dan Lester Prosper, saat menghadapi Thailand, Sabtu malam.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
MANAMA, SABTU — Duo pemain naturalisasi, Brandon Jawato dan Lester Prosper, langsung memberikan pengaruh instan dalam debut mereka bersama tim nasional basket Indonesia. Mereka ibarat kepingan terakhir yang selama ini dicari-cari Pelatih Rajko Toroman. Indonesia pun sukses mencuri kemenangan pertamanya sekaligus mengakhiri tren buruk di kualifikasi Grup A Piala Asia FIBA 2021.
Jawato dan Prosper, dengan sumbangan 41 poin, mengantarkan timnas menang telak atas Thailand, 90-76, pada laga Sabtu (28/11/2020) malam WIB di Manama, Bahrain. Sempat kesulitan di awal laga, Indonesia sukses mencuri kemenangan dari sang rival yang tampil tanpa pemain naturalisasi andalan, Tyler Lamb.
”Kami jauh lebih kuat. Jawato dan Prosper, yang sudah mendapatkan paspor Indonesia, sangat penting dalam permainan kami. Ini adalah kemenangan penting bagi kami untuk bisa lolos kualifikasi,” kata Toroman dalam konferensi pers seusai laga itu.
Jawato merupakan pemain terbaik dalam laga ini dengan catatan 22 poin, 8 rebound, dan 8 asis. Forward berdarah campuran Bali dan Amerika Serikat itu begitu dominan lewat permainan satu lawan satu. Selama tampil 31 menit, dia berkali-kali mengoyak pertahanan Thailand dengan penetrasinya yang agresif.
Meredam agresivitas lawan
Performa bagusnya itu ditunjang Prosper yang mendominasi area dalam dengan raihan double-double 19 poin dan 13 rebound. Center tim Indonesia setinggi 2,09 meter yang tampil paling lama, yaitu 34 menit, itu sukses meredam agresivitas rebound lawan. Dia juga membuat center andalan lawan, Chanatip Jakrawan (meraih 15 poin dan 13 rebound), terkena fouled out.
Kehadiran mereka membuat serangan timnas lebih bervariasi. Toroman pun bisa memaksimalkan pola permainan racikannya dengan opsi lebih banyak. Hasilnya, penampilan pemain-pemain lokal pun ikut terdongkrak. Duet guard andalan di jendela pertama kualifikasi, Abraham Damar Grahita dan Andakara Prastawa, turut menjadi mesin skor. Mereka masing-masing menyumbang 22 poin dan 15 poin.
Menurut Toroman, timnya kini punya potensi besar untuk maju. ”Kami punya ukuran yang tidak dimiliki sebelumnya, terutama (berkat) kehadiran Jawato. Ia melengkapi para penembak hebat. Namun, kami masih bisa lebih baik dari ini,” ucap pelatih asal Serbia itu.
Indonesia tim yang berbeda dari jendela (kualifikasi) pertama. Pemain kunci baru mereka membuat kami banyak melakukan pelanggaran. Kami harus membayarnya.
Kemenangan itu membuat kans Indonesia lolos ke babak kedua kualifikasi kian terbuka. Hanya dua, dari empat tim terbaik di grup itu, yang berhak lolos langsung ke putaran final Piala Asia 2021. Adapun tim peringkat ketiga bisa ikut babak kedua kualifikasi.
Kini, Indonesia ada di posisi ketiga, menyalip Thailand. Sebelumnya, Indonesia sempat berada di posisi juru kunci Grup A menyusul dua kekalahan beruntun, yaitu atas Filipina dan Korea Selatan, pada Februari lalu.
Thailand kelelahan
Thailand, dengan tim seadanya, sempat mengancam lewat hujan tiga angka guard Nattakarn Muangboon (32 poin, 8 asis). Pada awal kuarter kedua, mereka unggul dua digit, 34-23.
Namun, Indonesia bangkit jelang akhir paruh pertama. Jawato, yang memimpin serangan tim, membuat Indonesia berbalik unggul 48-47. ”Kami memulai agak lambat. Namun, di kuarter kedua dan ketiga, kami mulai menjalankan arahan pelatih. Permainan pun lebih berkembang,” ujar Prosper seusai laga itu.
Skuad ”Gajah Putih” mulai merasakan efek kelelahan pada kuarter ketiga. Datang hanya dengan 10 pemain, mereka baru saja melewati partai berat saat dikalahkan Filipina, 61-93, sehari sebelumnya.
Alhasil, akibat kelelahan, akurasi tembakan mereka pun menurun. Indonesia memanfaatkan kondisi itu dengan melakukan serangan balik cepat. Keunggulan stamina membuat Indonesia berbalik unggul telak, 70-60, pada akhir kuarter ketiga.
Menurut Pelatih Thailand Manid Niyomyindee, timnya telah bermain maksimal. Namun, perbedaan kualitas pemain menentukan hasil akhir laga. Dia kerepotan harus merotasi para pemain menyusul banyaknya pemainnya yang melakukan pelanggaran.
”Kami tampil lebih baik dari kemarin. Namun, Indonesia tim yang berbeda dari jendela pertama. Pemain kunci baru mereka membuat kami banyak melakukan pelanggaran. Kami harus membayarnya,” ujar pelatih sementara tim Thailand itu.