Aksi Ambil Untung Membuat IHSG Anjlok Nyaris 3 Persen
›
Aksi Ambil Untung Membuat IHSG...
Iklan
Aksi Ambil Untung Membuat IHSG Anjlok Nyaris 3 Persen
Dalam satu hari perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan anjlok 2,96 persen. IHSG yang melorot ini merupakan dampak aksi ambil untung dan sedikit kekhawatiran investor perihal pembatasan sosial berskala besar.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Aksi ambil untung investor asing dan kekhawatiran pelaku pasar jika pembatasan sosial berskala besar diterapkan lagi telah menggoyahkan pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok hampir 3 persen pada perdagangan Senin (30/11/2020).
Pada penutupan perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 2,96 persen ke level 5.612,41. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), aksi jual bersih investor asing di seluruh pasar sebesar Rp 3,27 triliun.
Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai, selain aksi ambil untung, langkah investor keluar dari pasar modal juga dipengaruhi kekhawatiran pemberlakuan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) setelah kasus Covid-19 meningkat.
Jumlah kasus positif Covid-19 memecahkan rekor, yakni 6.267 kasus pada Minggu (29/11/2020). Adapun pada Senin, kasus terkonfirmasi sebanyak 4.617 kasus. Dengan demikian, sejak pertama kali diumumkan di Indonesia pada 2 Maret 2020, hingga kini ada 538.883 kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia.
”Rekor kasus (pada Minggu) tersebut membuat kepanikan di pasar. Mereka khawatir, PSBB ketat kembali dilakukan sehingga memperlambat pemulihan ekonomi,” ujar Hans.
Namun, di luar sentimen tersebut, investor mengambil untung setelah IHSG naik bertahap. Hal ini membuat penurunan IHSG cukup wajar. Dalam sebulan terakhir, IHSG sudah naik sekitar 9,92 persen.
Investor mengambil untung setelah IHSG naik bertahap.
”Harga saham sudah naik banyak, jadi aksi ambil untung wajar terjadi di pasar. Namun, apabila agresivitas pasar berlanjut, IHSG tetap bisa melanjutkan penguatan hingga akhir tahun,” ujarnya.
Analis MNC Sekuritas, Edwin Sebayang, juga menilai IHSG yang anjlok pada perdagangan awal pekan ini disebabkan investor tengah merealisasikan keuntungan. Namun, potensi penguatan indeks hingga akhir tahun masih terbuka seiring optimisme pendistribusian vaksin Covid-19.
”Tingkat efektivitas vaksin Covid-19 yang sudah diumumkan oleh sejumlah produsen lebih tinggi dari prediksi pasar, yaitu 60 persen,v kata Edwin.
Ia menyarankan investor untuk tidak mudah terpapar informasi yang belum akurat terkait aturan PSBB. Dengan demikian, IHSG pada akhir tahun dapat bergerak naik seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya
”Data selama 12 tahun terakhir, pada Desember biasanya IHSG akan naik, dalam berbagai kondisi,” ujarnya.
Ia menyarankan investor untuk tidak mudah terpapar informasi yang belum akurat terkait aturan PSBB.