Antusiasme Warga Akhiri Festival Film Europe on Screen
›
Antusiasme Warga Akhiri...
Iklan
Antusiasme Warga Akhiri Festival Film Europe on Screen
Festival film Eropa, Europe on Screen, berakhir hari ini setelah berlangsung selama 15 hari. Festival film ini menerima respons positif dari publik Indonesia meski tahun ini digelar secara daring karena pandemi Covid-19.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Festival film Eropa, Europe on Screen, resmi berakhir hari ini, Senin (30/11/2020), setelah berlangsung selama 15 hari. Kendati festival diadakan secara virtual, antusiasme warga tidak surut.
”Kami telah menyajikan kepada warga Indonesia keragaman benua dan kreativitas sektor audio-visual kami. Festival ini telah menampilkan keunikan Eropa melalui cerita yang menarik dan dengan pesan yang relevan,” kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket pada konferensi pers virtual.
Ada 40 film dari 25 negara Eropa yang diputar selama festival berlangsung. Film-film tersebut dibagi dalam dua kategori, yakni Festivities dan Realities. Ada 30 film panjang bergenre fiksi di kategori Festivities dan 10 film panjang dokumenter di Realities.
Ada lagi satu film yang merupakan kompilasi tiga film pendek buatan sineas Indonesia. Film pendek itu diproduksi oleh pemenang Short Film Pitching Project 2019, bagian dari rangkaian acara Europe on Screen (EoS). Total ada 41 film yang ditayangkan di EoS 2020.
Masyarakat menyambut hangat festival film tersebut. Menurut Festival Co-director EoS 2020 Meninaputri Wismurti, dari 41 film, sebanyak 30 film di antaranya sold out atau habis dipesan audiens.
Audiens bisa memesan film untuk ditonton secara daring atau streaming di jadwal yang sudah ditentukan. Kuota pemesan pada setiap film terbatas.
”Respons penonton untuk festival daring pertama kami sejujurnya melebihi ekspektasi,” kata Meninaputri. ”Ada 12 film yang akan kami putar ulang mulai hari ini hingga 5 Desember 2020. Ini berdasarkan permintaan penonton dan tingkat popularitas filmnya,” tambahnya.
Kami telah menyajikan kepada warga Indonesia keragaman benua dan kreativitas sektor audio-visual kami. Festival ini telah menampilkan keunikan Eropa melalui cerita yang menarik dan dengan pesan yang relevan.
Salah satu film yang dapat ditonton hingga Desember ialah How About Adolf?. Film dari Jerman ini digarap oleh sutradara Sönke Wortmann. Film tersebut bercerita tentang pasangan yang ingin menamai bayi calon bayi mereka Adolf.
”Film ini punya narasi yang jenaka dan dialog yang kritis. Film Jerman tahun 2018 ini dinominasikan sebagai Film Terbaik di Festival Film Cologne 2018,” kata Duta Besar Jerman untuk Indonesia Peter Schoof.
Festival Co-director EoS 2020 Nauval Yazid berterima kasih kepada semua pihak, baik panitia, mitra, maupun publik atas pelaksanaan festival virtual yang dinilai sukses. ”Butuh langkah besar dari kita semua untuk menerima hal baru, termasuk EoS tahun ini,” ucapnya.
Kegiatan lain
Selain menayangkan film, ada pula 19 sesi diskusi film dan 33 siaran langsung di Instagram mengenai film. Diskusi ini melibatkan para sutradara luar dan dalam negeri. Kegiatan ini—dan penayangan film—ditonton oleh masyarakat dari sejumlah provinsi.
”Kami membangun hubungan di antara tokoh-tokoh besar dari industri film Eropa dan mahasiswa film di Indonesia. Saya harap berbagi pengalaman dan pengetahuan akan membantu mereka di perjalanan kreatifnya,” kata Vincent Piket.
EoS turut menggelar program presentasi ide film pendek atau pitching khusus untuk sineas pemula dan profesional Indonesia. Panitia menerima 170 proposal ide pendek. Proposal yang masuk kemudian disaring menjadi sembilan finalis. Para finalis kemudian mempresentasikan idenya di hadapan para juri.
Ada tiga pemenang. Para pemenang akan menerima dana parsial untuk memproduksi film pendek. Film itu akan ditayangkan di EoS 2021.
Film yang jadi juara pertama berjudul Seseorang yang Menutupi Layar oleh sutradara Nashiru Setiawan dari Malang. Film pemenang kedua adalah Bicycle with Thief karya sutradara Vicky Sumbodo dari Tangerang. Film pemenang ketiga adalah Kepada Istriku oleh sutradara Patrick Warmanda dari Jakarta.
”Terus terang kami tidak menduga akan menang. Terima kasih atas kepercayaan kepada kami. Kami akan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan film pendek ini,” kata Arfan, produser film Seseorang yang Menutupi Layar.