Ilmuwan Sains Halal Indonesia Mendapat Penghargaan Internasional
›
Ilmuwan Sains Halal Indonesia ...
Iklan
Ilmuwan Sains Halal Indonesia Mendapat Penghargaan Internasional
Ilmuwan Indonesia Irwandi Jaswir kembali meraih Outstanding Personal Achiement in Halal Industry di ajang iHalal Awards 2020.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Penghargaan demi penghargaan internasional diraih ilmuwan Indonesia yang bergelut di bidang sains halal Irwandi Jaswir (49). Ilmuwan Indonesia yang berkarier sebagai akademisi dan ilmuwan internasional di Malaysia lebih dari seperempat abad yang dikenal sebagai salah satu pionir sains halal dunia, kembali meraih penghargaan Outstanding Personal Achiement in Halal Industry berskala internasional di ajang iHalal Awards 2020.
Penghargaan internasional di bidang industri halal ini untuk mengakui organisasi yang juara dalam menerapkan halal, etika, tanggung jawab sosial, dan bisnis berkelanjutan di dunia industri halal global. Penghargaan ini didukung Dr Ihsan Ovut, Sekretaris Jenderal Standars and Meteorology Institute For Islamic Countries) dari Badan Standar Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
“Tentu saya bersyukur menerima penghargaan internasional di industri halal global ini. Saya yakin, sains halal juga harus mulai kuat dikembangkan di Indonesia,” kata Irwandi yang dihubungi dari Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (30/11/2020).
Irwandi yang merupakan profesor senior di International Islamic University Malaysia (IIUM) dinilai berkontribusi bagi umat Muslim. Dia melakukan kajian dan penelitian yang berkaitan dengan isu halal. Hasilnya dikembalikan kepada komunitas lewat publikasi riset, buku, bab buku, pelatihan yang terkait dengan halal, pendidikan, dan pengabdian masyarakat.
Riset yang dilakukan Irwandi untuk mendukung industri halal, seperti material dan bahan-bahan halal sebagai alternatif, aplikasi halal, pengembangan metode cepat untuk kontaminasi nonhalal, makanan halal dan kosmetik, hingga pengembangan standar halal. Hasil riset dari sains halal ini tidak hanya jadi kunci penting untuk melindungi umat Muslim dari konsumsi produk modern yang lebih kompleks dan rentan terkontaminasi nonhalal, tapi juga komponen penting yang mensyaratkan untuk membangun industri halal yang dapat berkontribusi pada ekonomi umat Muslim.
Pasar dari industri halal sekarang menerima lebih dari 3 triliun dolar Amerika Serikat. Sayangnya, umat Muslim tidak berperan penting dan tidak menikmati pasar besar ini. Untuk itu, Irwandi melakukan riset yang yang sudah menghasilkan lebih dari 190 paper ilmiah yang dipublikasikan di jurnal internasional, kontribusi 35 bab buku, presentasi lebih dari 250 penelitian paper di konferensi internasional dan dosen tamu.
Dedikasi Irwandi di penelitian sains halal menghasilkan enam paten atas namanya. Selain itu, Irwandi mendapatkan pengakuan di local dan internasional dengan lebih dari 50 penghargaan ilmiah, termasuk the King Faisal International Prize 2018.
Irwandi mengatakan, meskipun dirinya ilmuwan di Malaysia, namun dia juga membantu pengembangan industri halal di Indonesia. “Saya hanya sedikit membantu Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah. Kecil-kecil saja, tidak banyak,” kata Irwandi.
Irwandi masih terus setia mengembangkan riset terkait sains halal. Terbaru, Irwandi mengembangkan aplikasi big data untuk penelusuran halal (halal traceability).
Peluang ekonomi
Pengembangan sains halal dan industri halal mulai dinikmati banyak negara muslim maupun nonmuslim. Salah satunya Malaysia, tempat yang mendukung Irwandi mengembangkan sains halal, di ajang iHalal Award 2020 menerima sejumlah penghargaan. Salah seorang ilmuwan Malaysia juga menerima penghargaan outdstanding personal achievement in the halal industry bersama Irwandi. Selain itu, Malasyia menerima penghargaan di kategori inovasi industri halal terbaik, negara tujuan yang bersahabat bagi Muslim terbaik, merk personal care dan hygiene halal, serta layanan finansial atau produk Islami terbaik.
Ada pula negara non-Muslim seperti Amerika Serikat yang unggul di pengemasan produk makanan halal, produk kosmetik halal, suplemen halal, kampanye pemasaran kreatif, hingga layanan keunagan dan produk halal. Negara Kanada juga menerima penghargaan di layanan media halal lewat Muslim Kids TV.
Irwandi yang di tahun 2019 mendapat penghargaan untuk menyampaikan orasi ilmiah Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture XIX oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menyampaikan Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim dunia terbanyak dapat menjadi pemain utama dalam industri halal dunia.
“Sertifikasi halal sungguh sangat penting, namun hendaknya tidak dijadikan fokus utama. Justru membangun industri halal itu sendiri yang patut diutamakam untuk membuat Indonesia menjadi pemain di industri halal dunia.
Pengembangan sains halal merupakan kata kunci untuk negara kita mendapat peluang ekonomi yang luar biasa lebih dari 3 triliun dollar AS,” papar Irwandi yang jadi konsultan industri halal di sejumlah negara.
Irwandi menjelaskan, prioritas dalam pengembangan riset sains halal, yang pertama yakni pengembangan metode autentikasi kehalalan makanan yang cepat dan ampuh, termasuk pengembangan metode-metode baru yang lebih sensitif dan bisa dihandalkan untuk menganalisa komponen tidak halal. Kedua, pengembangan bahan-bahan mentah serta bahan tambahan makanan yang terjamin kehalalannya dari sumber lokal. .
Kepala LIPI Tri Handoko mengatakan, Irwandi telah terbukti dedikasinya sebagai salah satu pionir dalam bidang sains halal. Ilmuwan diaspora Indonesia ini memiliki reputasi internasional di bidangnya yang dapat menginspirasi Indonesia untuk mengembangkan sains halal guna mendukung indisutri halal Indonesia juga mendunia.