Kasus Positif Covid-19 di Kota Bekasi Tembus 10.000 Orang
›
Kasus Positif Covid-19 di Kota...
Iklan
Kasus Positif Covid-19 di Kota Bekasi Tembus 10.000 Orang
Kasus Covid-19 di Kota Bekasi yang melonjak tajam tidak terlepas dari tes masif yang terus berjalan. Kebijakan itu harus diimbangi dengan sosialisasi kepatuhan protokol kesehatan agar mampu dikendalikan.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Kasus Covid-19 di Kota Bekasi, Jawa Barat, melonjak tajam. Dalam kurun waktu satu hari, ada penambahan 524 kasus baru. Akumulasi kasus Covid-19 di Kota Bekasi kini menyentuh 10.095 orang.
Data Satuan Tugas Covid-19 Kota Bekasi, Senin (30/11/2020), menyebutkan, ada penambahan 524 kasus baru dalam waktu satu hari. Penambahan ratusan kasus itu mengakibatkan keseluruhan kasus Covid-19 di Bekasi mencapai 10.095 kasus. Dari jumlah itu, 850 kasus masih dirawat, 170 kasus meninggal, dan 9.075 kasus sembuh.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, kasus Covid-19 di daerah itu tinggi karena pemerintah daerah terus melacak kasus. Pihaknya juga berpatokan pada angka kesembuhan yang tinggi dan kasus kematian rendah, yaitu hanya 1,2 persen.
”Angka kesembuhan 93 persen. Itu yang membuat kami yakin mampu mengendalikan dengan fasilitas yang ada,” kata Rahmat, Senin, di Bekasi.
Rahmat menambahkan, meski kasus tinggi, pemerintah daerah belum memikirkan opsi untuk membatasi atau mengevaluasi berbagai aktivitas usaha atau aktivitas sosial kemasyarakatan yang sudah dilonggarkan di daerah itu.
Di Kota Bekasi, hingga saat ini, sebagian besar aktivitas usaha dan aktivitas warga sudah diperbolehkan dengan ketentuan patuh pada protokol kesehatan. Aktivitas yang belum berjalan di daerah itu hanya kegiatan belajar tatap muka dan hari bebas kendaraan bermotor.
”Kami tidak ada masalah, yang penting pengendalian agar angka kematian rendah dan kesembuhan tinggi. Kalau kita takut dengan orang yang terkonfirmasi, kita lupa dengan angka kesembuhan,” ucap Rahmat.
Pemerintah Kota Bekasi, kata Rahmat, saat ini sedang berencana untuk memperluas fasilitas perawatan pasien di Rumah Sakit Darurat Stadion Patriot Candrabhaga. Dari jumlah 55 tempat tidur yang ada, direncanakan ditambah hingga 100 tempat tidur.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati menambahkan, kasus di daerah itu tinggi karena pemerintah daerah tengah menggencarkan tes usap masif. Dalam tes masif itu, temuan kasus baru Covid-19 cukup besar.
”Oleh karena itu, kami mengajak masyarakat untuk bersama-sama melaksanakan 3M. Kami sosialisasi, punya buku saku. Itu dipegang oleh kader atau siapa pun untuk menyampaikan ke masyarakat yang belum tahu terkait Covid-19,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bekasi Abi Hurairah menambahkan, pihaknya terus berupaya mengingatkan warga untuk patuh pada protokol kesehatan. Pengawasan penerapan protokol kesehatan di berbagai tempat yang berpotensi menimbulkan kerumunan juga masih rutin dilakukan.
Tak cukup dengan tes
Pengamat kebijakan publik Universitas Islam 45 Bekasi, Adi Susila, mengatakan, pengendalian Covid-19 di Kota Bekasi tak cukup hanya dengan memperbanyak tes. Sebanyak apa pun tes itu dilakukan, jika tanpa diimbangi dengan kepatuhan warga pada protokol kesehatan, kasus Covid-19 masih akan terus bermunculan. Kasus yang terus terkonfirmasi dikhawatirkan lebih banyak dari ketersediaan tenaga kesehatan dan fasilitas perawatan.
”Intinya pada perubahan perilaku. Kalau masyarakat tidak mengubah perilaku untuk mematuhi protokol kesehatan, berarti ada yang salah. Entah sosialisasi yang kurang atau penegakan aturan yang kurang tegas,” kata Adi.
Ia menambahkan, hingga saat ini, persepsi masyarakat tentang Covid-19 masih bercabang. Ada warga yang percaya dengan Covid-19 dan ada juga yang menganggap Covid-19 itu tak ada. Persepsi ini muncul akibat inkonsistensi pemerintah dalam memutuskan kebijakan pengendalian Covid-19.
”Ada diskiriminasi. Ada kerumunan yang dipersoalkan, tetapi ada juga yang kesannya dibiarkan,” kata Adi.