Warga Jakarta bersuka cita memanen hasil budidaya pertanian, peternakan, dan perikanan. Panen di tengah pandemi Covid-19 ini membawa harapan menguatnya ketahanan pangan untuk warga di kawasan perkotaan.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Layar gawai Tumiyanti (51) terlihat riuh oleh kegembiraan warga dalam video telekonferensi, Senin (30/11/2020) siang. Dalam layar aplikasi Zoom di ponselnya, sejumlah orang memamerkan sayuran yang dipanen dari lokasi taman terdekat dan sekitar rumah. Mereka semua terlihat antusias menunjukkan hasil panen sayuran ke arah layar.
Tumiyanti pun tak ingin kalah ramai. Dia ikut memamerkan hasil panen sayuran bersama warga di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Siang itu dia menunjukkan sayur pakcoy dan kangkung yang baru selesai dipetik dan diletakkan dalam keranjang besar.
”Ya, semuanya, kami warga dan perkumpulan ibu pengurus RPTRA Sungai Bambu baru saja panen sayur pakcoy dan kangkung hasil sendiri. Ada yang dari media tanam hidroponik, ada juga yang dari lahan garapan warga sekitar,” ujar perempuan ini melalui layar aplikasi telekonferensi Zoom, Senin.
Hiruk pikuk keriaan Tumiyanti dan warga lain itu adalah bagian dari pergelaran panen hasil pertanian, perikanan, dan peternakan secara serentak di seluruh wilayah DKI Jakarta. Tumiyanti bersama sejumlah warga di RPTRA Sungai Bambu hanyalah sebagian kecil dari ribuan peserta yang panen serentak siang itu.
Kegiatan warga bersama Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta ini dilakukan secara virtual karena pandemi Covid-19. Sejak pagi, para peserta memastikan diri terlihat dalam gawai selama acara panen serentak. Catatan Dinas KPKP, sebanyak 1.135 warga Jakarta di 228 lokasi bergabung dalam kegiatan itu.
Aryanto (51), perwakilan peserta dari RT 013 RW 006 Kelurahan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, memanen enam kilogram (kg) sayur kangkung, bayam, dan cabai. Begitu pula Tumiyanti yang memanen 3 kg sayur di RPTRA Sungai Bambu siang itu.
Sejumlah warga di RW 006 Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, juga melaporkan panen pepaya 15 kg , terong 3 kg, dan ikan nila 15 kg. Hasil panen tidak hanya sayur dan buah-buahan, sebagian lainnya adalah budidaya perikanan melalui keramba jaring apung.
Sejumlah wilayah di Jakarta Utara, misalnya, siang itu memanen lele hingga 600 kg. Sebagian warga Pulau Panggang di Kepulauan Seribu juga memanen sekitar 5 ton rumput laut.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Suharini Eliawati menyebutkan, acara ini digelar untuk mewujudkan ketahanan pangan di kalangan warga selama pandemi. Dari panen serentak, diperoleh hasil pertanian 62,3 ton, perikanan 0,7 ton, dan peternakan 160 ekor. Dia berharap panen kali ini bisa memenuhi permintaan pasar secara luas.
”Selain untuk ketahanan pangan warga sendiri, kami juga berharap hobi urban farming turut meningkatkan perekonomian warga dalam lingkup kecil. Dalam arti, bagus kalau hasil pertanian, peternakan, dan perikanan itu bisa bermanfaat untuk sesama warga,” tuturnya.
Antusiasme keikutsertaan warga juga amat tinggi. Suharini menyatakan, lokasi panen terbanyak ada di Jakarta Timur, yakni 57 titik. Adapun Jakarta Utara sebanyak 52 titik, Jakarta Selatan 42 titik, Jakarta Barat 40 titik, Jakarta Pusat 31 titik, dan Kepulauan Seribu sebanyak 6 titik.
Deputi Gubernur untuk Bidang Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta Dadang Solihin menilai, potensi di kalangan warga setempat mestinya bisa lebih maksimal. Sebab, selama pandemi kebutuhan pangan untuk konsumsi rumah tangga, restoran, dan lain-lain meningkat. Perlu dipikirkan bagaimana cara menyalurkan hasil budidaya warga untuk berbagai permintaan pangan di Jakarta.
”Panen kali ini menunjukkan bahwa di tengah pandemi, warga DKI dapat tetap produktif walau dalam berbagai kondisi keterbatasan. Panen sektor pertanian kota memiliki arti penting dan bisa menjadi tradisi yang sangat baik untuk memenuhi berbagai kebutuhan warga,” jelas Dadang.
Dalam kesempatan panen serentak, Dinas KPKP DKI Jakarta juga tengah menjalin kerja sama dengan sejumlah instansi agar hasil panen memiliki jalur pemasaran yang jelas. ”Baik hasil pertanian maupun perikanan dari warga, pasti ada segmen pasar tersendiri. Tinggal nanti kita mau memenuhi pasar yang mana,” ujar Suharini dalam telekonferensi, Senin siang.
Dadang juga menyebut kemungkinan bahwa hasil panen warga dapat terdistribusi melalui platform kolaborasi sosial berskala besar (KSBB). Hal tersebut membutuhkan pemetaan lebih lanjut di setiap lokasi, hasil panen apa saja yang dapat sesuai dengan kebutuhan warga.
Dadang juga meminta warga untuk mengembangkan hobi pertanian di kota. ”Jangan biarkan lahan ruang kosong tanpa tanaman. Manfaatkan lahan apa pun di rumah, sekolah, apartemen, bahkan perkantoran. Sekecil apa pun, kalau masif, akan sangat berarti untuk menjaga ketahanan pangan dan kelestarian kota Jakarta,” ungkapnya.