Gunung Ile Lewotolok di NTT Masih Mengeluarkan Gemuruh
›
Gunung Ile Lewotolok di NTT...
Iklan
Gunung Ile Lewotolok di NTT Masih Mengeluarkan Gemuruh
Bunyi gemuruh dan dentuman dari dalam kawah Gunung Ile Lewotolok di Wilayah Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, masih terjadi meski dalam skala kecil atau ringan.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
LEWOLEBA, KOMPAS — Bunyi gemuruh dan dentuman dari dalam kawah Gunung Ile Lewotolok di wilayah Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, masih terjadi meski dalam skala kecil atau ringan. Aktivitas gunung ini mendorong masyarakat terus mengungsi ke Lewoleba, 30 kilometer dari Ile Lewotolok.
Kepala Badan Informasi dan Komunikasi Lembata, Nusa Tenggara Timur, Markus Labi Waleng dihubungi di Lewoleba, Selasa (1/12/2020), mengatakan, sudah lima hari terakhir, aktivitas gunung berapi Ile Lewotolok masih terjadi. Saat ini, masih terjadi dentuman dan gemuruh skala kecil atau ringan dari dalam kawah gunung.
”Pemkab Lembata terus mengingatkan masyarakat agar menjauh dari kawah gunung sejauh 4 km. Pagi tadi sampai pukul 15.00 Wita, sekitar lima kali dentuman ringan dan gemuruh dari dalam kawah gunung. Ini diikuti hujan abu dan pasir ke arah tenggara atau sesuai arah angin,” kata Waleng.
Masyarakat yang masih bertahan di desa-desa tetap diingatkan agar tidak keluar rumah atau segera mencari tempat aman untuk berlindung sambil menunggu evakuasi. Hari ketiga evakuasi masyarakat dari dua kecamatan di lereng Ile Lewotolok mencapai 5.526 jiwa.
Semua pihak khawatir kalau terjadi gempa dahsyat di tengah dentuman atau gemuruh hujan abu. Saat ini saja sudah jutaan metrik kubik material Gunung Ile Lewotolok berjatuhan ke lereng gunung seperti abu, batu-batuan, dan kerikil. (Frans Mitak)
Mereka tersebar di tujuh lokasi di Lewoleba. Jumlah ini bakal terus bertambah karena tim evakuasi, yang terdiri dari pemda, TNI dan Polri, serta perwakilan masyarakat terus membujuk dan meyakinkan masyarakat agar segera mengungsi ke tempat aman.
Penjabat Kepala Desa Aulesa, Kecamatan Ile Ape Timur, Frans Mitak (53) mengatakan, ada ribuan warga yang masih bertahan di rumah-rumah. Mereka beranggapan bahwa desa atau kampung tidak boleh kosong, harus tetap ada penghuni, juga memiliki keyakinan pribadi bahwa gunung itu tidak akan meletus lebih dasyat lagi.
Ia mengatakan, jumlah penduduk Aulesa 580 jiwa atau 180 kepala keluarga (kk). Saat ini sisa 37 kk yang masih bertahan di rumah masing-masing, sementara 143 kk sudah mengungsi ke Lewoleba, termasuk Frans dan keluarganya.
Mereka yang bertahan selalu beranggapan bahwa gunung tidak akan meletus lebih dasyat karena sudah terjadi erupsi pada Minggu (29/11/2020) pukul 09.45 Wita.
Menurut Mitak, erupsi gunung Ile Lewotolok, Minggu (29/11/2020) pukul 09.45 Wita, merupakan erupsi terdasyat sepanjang hidupnya. Hanya saja, dentuman dan gemuruh dasyat itu tidak diikuti gempa tektonik sehingga batu-batuan dan material lain tidak berjatuhan dari puncak atau tubuh gunung.
”Semua pihak khawatir kalau terjadi gempa dahsyat di tengah dentuman atau gemuruh hujan abu. Saat ini saja sudah jutaan metrik kubik material gunung Ile Lewotolok berjatuhan ke lereng gunung seperti abu, batu-batuan, dan kerikil,” kata Mitak.
Hujan abu saat itu tidak hanya menyasar Pulau Lembata, tetapi juga Pulau Adonara, Solor, dan ujung timur Pulau Flores. Desa-desa di Pulau Adonara yang berhadapan langsung dengan Gunung Ile Lewotolok berjarak sekitar 25 mil (sekitar 40 km) mendapatkan hujan abu yang cukup menggangu.
Status siaga
Kepala Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok, Lembata, Stanis Arkian mengatakan, status Gunung Ile Lewotolok dari Waspada menjadi Siaga. Masyarakat lokal, wisatawan, pendaki gunung, dan kelompok masyarakat tertentu yang hendak melakukan kegiatan di sekitar gunung segera menjauh 4 km dari kawah gunung.
Status Siaga itu berarti masyarakat yang berada di dalam radius 4 km harus dievakuasi. Jumlah 27 desa di dua kecamatan itu, sebagian besar berada di dalam kawasan radius 4 km dari kawah gunung sehingga harus dievakuasi ke tempat lebih aman.
Masyarakat harus menaati imbauan dan ajakan pemda untuk mengungsi karena status Siaga ini masih berlangsung. Aktivitas gunung pun terus terjadi sehingga perlu kesiapsiagaan tinggi semua pihak.
Lembata memiliki lima gunung api, selain Ile Lewotolok, ada Batutara, Hobal, Werung, dan Labalekan. Labalekan masih berstatus gunung api tipe B sama seperti gunung Sinabung di Sumatera Utara, tetapi ketika terjadi letusan, Sinabung naik status menjadi gunung api tipe A.
”Agustus 2019, Pemkab Lembata menggelar festival tiga gunung, yakni Ile Lewotolok, Ile Werung, dan Gunung Ile Batutara. Festival untuk mempromosikan pariwisata Lembata ini diadakan di tengah pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengumumkan status Waspada bagi Gunung Ile Lewotolok, 7 Oktober 2017,” kata Arkian.
Humas Basarnas Kupang Nela Amabi mengatakan, kapal negara (KN) Antara 234 milik Basarnas Kupang, Selasa (1/12/2020), bergerak dari Pelabuhan Tenau Kupang menuju Lembata. Kapal ini membawa sekitar 50 personel Basarnas, sarana dan prasarana penanggulangan kebencanaan, serta sejumlah insan pers.
”Perjalanan kapal laut dari Kupang ke Lembata butuh waktu delapan jam sehingga diprediksi kapal tiba di Lewoleba, Lembata, sekitar pukul 20.00 Wita. Kapal akan beroperasi di Lembata seperti mengevakuasi warga dari desa-desa berdampak ke lokasi yang aman seperti Lewoleba, mengangkut bahan-bahan bantuan bagi pengungsi dan kegiatan lain,” kata Nela.
Anggota DPRD Lembata, Yosep Boli Muda, mengatakan, telah memantau kondisi pengungsi di tujuh lokasi. Mereka semua masih dalam kondisi sehat. Dikhawatirkan, terjadi gangguan kesehatan pengungsi satu pekan ke depan, setelah tidur di lantai, dan mengonsumsi makanan seadanya di pengungsian.
Ia mengatakan, pengungsi masih butuh bantuan berupa beras, minyak goreng, telur, susu kaleng cair, pampers, air minum, pembalut, sabun, masker, selimut, dan terpal.
”Belum tahu, sampai kapan masyarakat mengungsi di Lewoleba atau di desa-desa tetangga. Kita harap Ile Lewotolok segera berhenti beraktivitas sehingga masyarakat bisa pulang ke kediaman masing-masing,” kata Yosep Boli.