Di tengah penambahan kasus Covid-19 yang tak kunjung mereda, Presiden Joko Widodo mengingatkan pemimpin di daerah untuk mengendalikan penanganan pandemi sebaik mungkin.
Oleh
Anita Yossihara/Haris Firdaus
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejak kasus positif Covid-19 pertama kali diumumkan ada di Indonesia pada 2 Maret 2020 oleh Presiden Joko Widodo, penambahan kasus harian memperlihatkan tren meningkat. Bahkan, pada Minggu (29/11/2020), kasus baru Covid-19 mencapai 6.267, yang merupakan penambahan kasus harian tertinggi untuk saat ini.
Terkait dengan hal itu, dalam rapat membahas laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Merdeka, Senin (30/11/2020), Presiden menyebut penanganan Covid-19 memburuk, terutama pada satu pekan terakhir. ”Semuanya memburuk, semuanya karena adanya tadi, kasus yang memang meningkat lebih banyak di minggu-minggu kemarin,” tuturnya.
Karena itu, Presiden mengingatkan kepala daerah—gubernur, bupati, dan wali kota—untuk memegang penuh kendali penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi di wilayah masing-masing. Kebijakan yang diambil harus didasarkan pada keselamatan rakyat sebagai pertimbangan utama.
”Tugas kepala daerah melindungi keselamatan warganya dan sudah saya sampaikan, keselamatan rakyat hukum tertinggi,” kata Presiden.
Senin kemarin, ada 4.617 kasus baru positif Covid-19 sehingga secara akumulatif ada 538.883 kasus. Di sisi lain, 4.725 pasien sembuh sehingga total terdapat 450.518 orang yang sembuh.
Seiring dengan penambahan kasus yang tak mereda, jumlah warga yang dirawat di rumah sakit membesar. Hal ini menyebabkan keterisian tempat tidur rumah sakit meningkat.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kemarin, sekitar 95 persen tempat tidur rumah sakit untuk pasien Covid-19 sudah terisi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan DIY, ada 463 tempat tidur yang disiapkan untuk merawat pasien Covid-19 yang tersebar di 27 rumah sakit rujukan. Dari jumlah itu, hingga Senin, 442 tempat tidur sudah terisi.
Selama beberapa pekan terakhir, keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di DIY meningkat. Pada 12 November, keterisiannya 50 persen, lalu menjadi 68 persen pada 19 November. Pada 26-28 November, keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di DIY mencapai 89 persen. Angkanya naik menjadi 95 persen pada 29 November.
Butuh tambahan tenaga
Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie menyatakan, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RSPAU) Hardjolukito membutuhkan tambahan tenaga kesehatan untuk bisa meningkatkan kapasitas pelayanan.
Tenaga kesehatan yang dibutuhkan meliputi dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis paru, dokter umum, perawat, ahli teknologi laboratorium medik, dan tenaga radiografer. Total tenaga kesehatan tambahan 257 orang.
Di Jawa Tengah, kasus positif Covid-19 melonjak signifikan dalam empat minggu terakhir atau setelah libur panjang akhir Oktober. Pada 1 Oktober-30 November, menurut data corona.jatengprov.go.id, ada penambahan 33.098 kasus positif. Jumlah itu lebih dari separuh angka kumulatif kasus positif Covid-19 di Jateng.
Berdasarkan data pada laman informasi Covid-19 Pemprov Jateng yang dimutakhirkan Senin pukul 12.00, angka kumulatif kasus positif Covid-19 ialah 55.803, dengan 8.730 orang dirawat, 43.383 orang sembuh, dan 3.690 orang meninggal.
Pada Senin, Pemprov Jateng menyanggah ada penambahan 2.036 kasus positif Covid-19 di provinsi itu, seperti yang dilaporkan Satgas Penanganan Covid-19 pusat, Minggu. Setelah ditelusuri, ada 519 data ganda.
”Selain itu, 75 orang yang minggu sebelumnya sudah dirilis, kemarin dirilis lagi. Untuk 519 data ganda itu, satu nama ditulis sampai 4-5 kali sehingga total data ganda 694 kasus,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo.
Di Sulawesi Tenggara yang memiliki 17 kota/kabupaten, mesin tes spesimen berbasis reaksi berantai polimerase (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM) hanya dipunyai lima wilayah. Sebagian besar daerah mengirim spesimen ke RS Bahteramas, Kendari.
Alat tes rusak
Namun, beberapa waktu lalu, alat PCR di RS Bahteramas rusak lebih dari sebulan. Akibatnya, spesimen dari daerah yang tak memiliki alat itu dikirim ke Makassar, Sulawesi Selatan.
Di Balikpapan, Kalimantan Timur, pelacakan kontak erat orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 ditargetkan 30 orang per hari. ”Dari target
itu, kita hanya bisa melacak 10-15 orang kontak erat,” ujar Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi.
Ia menjelaskan, hal itu terjadi karena ada penghematan anggaran Covid-19, mengingat setiap dijalankan uji laboratorium PCR di Balikpapan, pemerintah kota harus mengeluarkan biaya dari APBD. Alat PCR di Balikpapan memang bukan milik Dinas Kesehatan Kaltim sehinga biaya tes tak ditanggung pemerintah pusat.
Karena itu, menurut Rizal, sebagian besar sampel tes usap dari Balikpapan dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah Kaltim di Samarinda, berjarak 130 kilometer. Pengujian sampel di laboratorium ini dibiayai APBN. Namun, hasil uji laboratorium baru diterima Pemkot Balikpapan 3-4 hari kemudian.
Untuk menekan penularan Covid-19, pembatasan sosial berskala besar proporsional di wilayah Bogor-Depok-Bekasi diperpanjang hingga 23 Desember 2020. Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Daerah Provinsi Jabar Daud Achmad menyatakan, perpanjangan ini menyesuaikan dengan level kewaspadaan daerah.
Sementara itu, komisioner Komisi Informasi Pusat yang juga Ketua Bidang Penyelesaian Sengketa Informasi Arif Adi Kuswardono mengapresiasi pejabat publik yang proaktif mengumumkan dirinya positif terinfeksi Covid-19 dan segera melakukan isolasi. Hal itu penting guna memberikan contoh kepada publik. Sikap proaktif juga akan membantu pencegahan dan mitigasi pandemi.