Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengibaratkan pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi sebagai kolam renang. Apa maksud Nadiem?
Oleh
Ester Lince Napitupulu
·2 menit baca
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengibaratkan pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi sebagai kolam renang. Anak-anak muda yang mengenyam pendidikan kelak harus bisa mengarungi lautan terbuka tanpa tenggelam.
”Enggak mau kita kalau anak-anak selesai sekolah berenangnya cipik-cipik. Harus mahir, dalam arti produktivitasnya oke,” kata Nadiem saat tampil secara daring di acara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Mengajar 5, Senin (30/11/2020).
Acara Kemenkeu Mengajar tiap tahunnya melibatkan ribuan aparatur sipil negara di lingkungan Kemenkeu dari seluruh Indonesia sebagai sukarelawan. Tahun 2020, Kemenkeu Mengajar 5 dilakukan secara daring yang diikuti pelajar SD, SMP, dan SMA. Terlibat juga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengajar secara daring soal pengelolaan keuangan negara sebelum Mendikbud.
Nadiem, yang akrab disapa Mas Menteri, mengatakan, jangan sampai anak-anak Indonesia tenggelam di lautan terbuka karena kebingungan. ”Maunya kalau keluar dari sekolah, mereka kekar, kuat, tangguh, dan punya kompetensi sehingga enggak belajar dari nol lagi pas mau kerja,” kata Nadiem.
Menurut Nadiem, dirinya dan tim Kemendikbud punya pekerjaan rumah untuk membenahi sistem pendidikan yang belum menjawab masa depan. Sistem pendidikan diibaratkan tanker, Mas Menteri dan tim harus memindahkan arah tanker ke masa depan.
”Di masa saya selama empat tahun ke depan menyiapkan supaya sistem pendidikan sekarang ganti arah yang cukup sehingga siap untuk masa depan. Perlu penyederhanaan kurikulum dan guru yang berubah supaya hasilnya tidak salah di 10-20 tahun ke depan,” kata Nadiem.
Nadiem mengatakan, banyak pihak yang bertanya Mas Menteri mau membawa pendidikan ke arah mana. Nadiem pun dengan mantap menjelaskan sistem pendidikan disiapkan untuk menghasilkan profil pelajar Pancasila di 10-20 tahun ke depan.
Anak muda bangsa disiapkan untuk berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri. ”Pemuda harus banyak tanya, banyak coba, dan banyak karya,” kata Nadiem.