Pemerintah Provinsi Jabar menawarkan 76 proyek investasi pariwisata. Jabar mempunyai destinasi wisata beragam, mulai dari pegunungan, hutan, perkebunan, pantai, hingga bangunan bersejarah.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat minus 5,98 persen pada triwulan II dan minus 4,08 persen pada triwulan III-2020. Pariwisata dinilai salah satu sektor paling potensial untuk mendongkrak perekonomian lokal.
Oleh sebab itu, dalam West Java Investment Summit (WJIS) 2020, pekan lalu, Pemerintah Provinsi Jabar menawarkan 76 proyek investasi pariwisata. Jabar mempunyai destinasi wisata beragam, mulai dari pegunungan, hutan, perkebunan, pantai, hingga bangunan bersejarah.
”Ada banyak titik dan tempat wisata baru yang dilelang untuk investasi pariwisata,” ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Kota Bandung, pekan lalu.
Salah satu proyek yang ditawarkan adalah ekowisata di Ciater, Kabupaten Subang. Kawasan ini berada di perkebunan teh milik PT Perkebunan Nusantara VIII.
Total investasi 76 proyek pariwisata itu sebesar Rp 5,8 triliun. Investasi ini diharapkan turut berdampak pada pelaku usaha lokal, khususnya sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19. Sebab, banyak destinasi wisata ditutup demi menghindari kerumunan yang dapat memicu penularan virus korona baru.
Di masa adaptasi kebiasaan baru, sektor pariwisata kembali dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan. Hal ini diharapkan berkontribusi positif terhadap pemulihan ekonomi.
Menurut data Badan Pusat Statistik, Jabar dikunjungi 46,72 juta wisatawan Nusantara pada 2019. Sementara jumlah wisatawan mancanegara 543.000 orang.
Selain itu, Jabar juga dapat memaksimalkan pengunjung antardaerah. Sebab, provinsi itu mempunyai sekitar 49 juta penduduk yang berpotensi menjadi wisatawan.
Salah satu tujuan wisata favorit di Jabar adalah Kabupaten Pangandaran yang menawarkan wisata pantai. Pada 2019, Pangandaran dikunjungi 3,2 juta wisatawan. Jumlah itu menjadi yang tertinggi di kawasan Jabar selatan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Herawanto mengatakan, selain industri pengolahan, perdagangan, pertanian, dan konstruksi, pariwisata juga menjadi salah satu sektor utama untuk mendongkrak ekonomi Jabar. Oleh sebab itu, dia berharap, investasi tidak hanya berhenti di komitmen, tetapi juga dapat direalisasikan untuk menggerakkan perekonomian.
”Pengembangan pariwisata akan berdampak langsung pada masyarakat. Ini dapat mengakselerasi pemulihan ekonomi di tengah pandemi,” ujarnya.
Akan tetapi, penerapan protokol kesehatan yang ketat wajib diterapkan. Sebab, jika terjadi penularan Covid-19, destinasi wisata terancam ditutup sehingga dapat menghambat aktivitas ekonomi.