Terminal Bus Tipe A Bisa Bantu Geliatkan Ekonomi Lokal
›
Terminal Bus Tipe A Bisa Bantu...
Iklan
Terminal Bus Tipe A Bisa Bantu Geliatkan Ekonomi Lokal
Pelaku usaha ditawari berkegiatan ekonomi di terminal penumpang tipe A. Langkah ini dilakukan pemerintah untuk mengoptimalkan layanan terminal demi mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Revitalisasi enam terminal tipe A di sejumlah daerah di Indonesia dirancang untuk menggerakkan ekonomi lokal. Kementerian Perhubungan memberi kesempatan pelaku usaha berkegiatan komersial di enam terminal yang telah rampung dibenahi tersebut.
Tahun ini, ada enam terminal tipe A yang selesai direvitalisasi dan siap dikerjasamakan dengan pelaku usaha. Terminal tersebut adalah Terminal Anak Air di Padang, Sumatera Barat; Terminal Guntur Melati, Garut, Jawa Barat; dan Terminal Entrop, Jayapura, Papua. Tiga terminal lainnya ada di Jawa Tengah, yakni Terminal Mangkang (Semarang), Terminal Tirtonadi (Solo), dan Terminal Bulupitu (Purwokerto).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Selasa (1/12/2020), mengatakan, fungsi terminal sebagai tempat perjumpaan antarmoda akan tetap dipertahankan dan diseimbangkan dengan aktivitas komersial. Aktivitas komersial dinilai penting karena secara tidak langsung juga mendorong terjadi perjumpaan antarmoda di terminal.
”Kami selalu berusaha memberikan kesempatan swasta turut serta dalam proyek-proyek pemerintah dan memanfaatkan aset-aset pemerintah,” ujarnya dalam acara Investor Gathering New Terminal New Experience yang digelar secara virtual.
Kegiatan bertema ”Optimalisasi Layanan Terminal Tipe A Melalui Kepengusahaan untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi nasional” itu dipusatkan di Terminal Penumpang Tipe A Mangkang, Semarang.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat, saat ini terdapat 128 terminal penumpang tipe A di Indonesia. Terminal penumpang tipe A tersebut berperan utama melayani kendaraan umum untuk angkutan lintas batas negara dan/atau angkutan antarkota antarprovinsi yang dipadukan dengan pelayanan angkutan antarkota dalam provinsi, angkutan perkotaan, dan/atau angkutan perdesaan.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, skema terminal yang mengakomodasi beberapa fungsi tersebut diharapkan memunculkan ekosistem baru. ”Jadi, tidak hanya ada masyarakat yang pulang pergi atau beperjalanan lewat terminal, tetapi juga ada pusat kegiatan masyarakat untuk bisnis, gaya hidup, atau lainnya,” katanya.
Budi berharap, optimalisasi terminal dalam memberi layanan bagi masyarakat tersebut dapat meningkatkan kegiatan ekonomi, terutama di segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Para investor dapat menggandeng UMKM lokal untuk bergabung di terminal.
”Pada tahun-tahun mendatang kami juga akan membangun dan meningkatkan lagi secara fisik, termasuk ekosistem di dalamnya, sekitar 36 terminal penumpang tipe A di Indonesia,” ujar Budi.
Optimalisasi terminal dalam memberi layanan bagi masyarakat tersebut dapat meningkatkan kegiatan ekonomi, terutama di segmen UMKM. Para investor dapat menggandeng UMKM lokal untuk bergabung di terminal.
Direktur Prasarana Transportasi Jalan Kemenhub Mohamad Risal Wasal menambahkan, pengembangan terminal penumpang tipe A yang mengakomodasi beberapa fungsi tersebut disesuaikan kebutuhan daerah. Terminal Mangkang, misalnya, direncanakan mengakomodasi kebutuhan tenants (para penyewa), area bermain, function hall (gedung serbaguna), dan area kuliner.
”Di Terminal Tirtonadi kami bangun convention hall (gedung pertemuan) berskala internasional. Ada pula sport hall (gedung olahraga) dan lainnya,” ujarnya.
Secara terpisah, pengamat transportasi dari Universitas Soegijapranata, Djoko Setijowarno, berpendapat, terminal merupakan sarana transportasi yang digunakan penumpang untuk berganti moda angkutan. Ditinjau dari sistem jaringan, terminal berfungsi menunjang kelancaran dan ketertiban mobilisasi orang, arus barang, serta perpaduan intramoda dan antarmoda.
”Dilihat dari aspek ruang, terminal merupakan pusat aktivitas sosial ekonomi yang akan berpengaruh pada perkembangan kawasan sekitarnya,” kata Djoko.
Menurut Djoko, keberadaan terminal yang berfungsi baik dinilai dapat menarik kegiatan-kegiatan lain. Kondisi ini dapat memunculkan pusat pertumbuhan baru di kawasan sekitar terminal.
”Mengajak kaum milenial dan pengusaha UMKM mengembangkan usaha kreatif di terminal dapat membantu menyemarakkan terminal yang sudah bagus secara fisik,” ujarnya.