Adinda Sukardi Berhati-hati dengan Polusi Udara Saat Lari
›
Adinda Sukardi Berhati-hati...
Iklan
Adinda Sukardi Berhati-hati dengan Polusi Udara Saat Lari
Adinda menceritakan udara berpolusi tinggi dengan kandungan serpihan partikel amat kecil—biasa disebut particulate matter (PM 2,5)—pernah membuat paru-parunya yang sehat menjadi seperti terserang asma.
Oleh
Soelastri Soekirno
·2 menit baca
Gara-gara pernah menjadi korban udara polusi tinggi, pelari Adinda Sukardi kini harus ekstra hati-hati sebelum berolahraga di luar ruang. Ia selalu lebih dulu mengecek kondisi udara di tempat ia berada sebelum berolahraga. Pengalaman buruk itu ia bagikan dalam webinar tentang pemaparan hasil pemantauan udara se-Jabodetabek yang diadakan oleh Nafas, sebuah aplikasi pengecekan kualitas udara di Jabodetabek, beberapa waktu lalu di Jakarta.
Adinda menceritakan, udara berpolusi tinggi dengan kandungan serpihan partikel amat kecil—biasa disebut particulate matter (PM 2,5)—pernah membuat paru-parunya yang sehat menjadi seperti terserang asma. Kondisi tersebut ia alami beberapa tahun lalu saat dirinya berlari di Shanghai, China.
Kejadian berawal ketika Adinda yang waktu itu sedang mengunjungi anggota keluarga melakukan kebiasaannya, olahraga lari. ”Aku lihat warna langit agak abu-abu, waktu itu memang musim dingin. Tak ada pikiran kalau itu polusi,” tutur Adinda.
Saat baru berlari sepanjang empat kilometer, tiba-tiba napasnya sesak lalu mengeluarkan bunyi seperti orang terkena serangan asma. Ia menyebut seperti orang terkena ”mengi”. Setelah memeriksakan diri ke dokter, baru ia tahu tubuhnya bereaksi seperti itu karena menghirup udara yang terkena polusi.
Keadaan tak selesai sampai ia kembali ke Jakarta. ”Hari selanjutnya aku mengalami performa kurang bagus dalam berlari. Butuh waktu dua tahun untuk mengembalikan kondisi terbaik seperti sebelum peristiwa di Shanghai itu,” lanjutnya.
Usaha yang harus ia lakukan untuk mengembalikan kondisi tubuh adalah dengan latihan pernapasan secara rutin dan latihan dasar lagi. Meski hasil cek kesehatan menyatakan tubuhnya sehat, Adinda tak mengabaikan pengalaman tak terlupakan tersebut. Apalagi dalam kondisi pandemi yang justru membuat orang harus ekstra hati-hati berkegiatan di luar ruangan.
”Kini, setiap bangun pagi aku selalu cek kualitas udara. Biasanya baru berani keluar rumah untuk olahraga setelah pukul 9 pagi dan sore hari saat kualitas udara membaik,” ujarnya. (TRI)