Pemulihan kuat perekonomian China menjadi kabar baik bagi perekonomian Asia dan global. China adalah mitra dagang utama negara-negara Asia.
Oleh
Redaksi
·3 menit baca
Perekonomian China resmi pulih dari dampak Covid-19 dengan berbagai indikator ekonomi, seperti pertumbuhan manufaktur dan jasa telah pulih ke level prapandemi.
China menjadi negara yang perekonomiannya pulih dari dampak pandemi yang pertama kali di dunia. Satu-satunya negara anggota G-20 yang masih membukukan pertumbuhan positif pada tahun 2020.
Pertumbuhan triwulan III-2020 tercatat 4,9 persen menyusul pertumbuhan 3,2 persen pada triwulan II dan kontraksi 6,8 persen di triwulan I. China Activity Proxy yang dikeluarkan Capital Economics menunjukkan China telah kembali ke level seperti sebelum pandemi di triwulan III.
Pertumbuhan impresif sektor manufaktur dan jasa pada November 2020 kian mempertegas tren pemulihan itu. Untuk keseluruhan 2020, Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi China tumbuh 1,85 persen, dan tahun depan diprediksi 8,2 persen, di atas rata-rata pertumbuhan tahunan dalam satu dekade terakhir. Pada 2019, produk domestik brutto (PDB) riil China tumbuh 6,11 persen. Tak sampai satu tahun sejak pandemi dimulai, saat banyak negara lain, termasuk negara maju, masih berjuang mengendalikan penyebaran dan dampak korona, China telah pulih, lebih kuat dibandingkan dengan sebelumnya.
Indeks Manajer Pembelian (PMI)—sebagai gambaran kinerja industri—yang dikeluarkan Biro Statistik Nasional (NBS) China, naik dari 51,4 pada Oktober menjadi 52,1 pada November 2020, tertinggi sejak September 2017. Sektor jasa juga terus menunjukkan peningkatan sembilan bulan berturut-turut tercermin dari PMI nonmanufaktur meningkat dari 56,2 pada Oktober ke 56,4 pada November, tertinggi sejak Juni 2012.
Peningkatan PMI juga dibarengi membaiknya permintaan ekspor, penyerapan kerja, dan menguatnya indeks kepercayaan konsumen dan pelaku bisnis. Tingkat kepercayaan pelaku bisnis mencapai titik tertinggi sejak Agustus 2014.
Hampir sepertiga pabrikan yang disurvei yakin bisnis mereka membaik 12 bulan ke depan, dengan terkendalinya pandemi dan berlanjutnya pemulihan ekonomi negara itu.
Akibat Covid-19 yang dimulai di Wuhan, Desember 2019, produksi industri China sempat terkontraksi hingga 13,5 persen di dua bulan pertama 2020, tetapi dengan cepat kembali menguat pada bulan-bulan setelahnya. Sebagian besar aktivitas bisnis sudah kembali normal setelah pemerintah mengumumkan pandemi sudah berhasil dikendalikan pada Maret.
Pemulihan kuat perekonomian China menjadi kabar baik bagi perekonomian Asia dan global. China adalah mitra dagang utama negara-negara Asia. China juga tujuan utama ekspor Indonesia. Sebagai perekonomian kedua terbesar dunia, China menyumbang sekitar 19 persen PDB global. Menggeliatnya ekonomi China akan menjadi motor penarik perekonomian dunia untuk keluar dari resesi akibat pandemi Covid-19.
Pandemi diyakini juga tidak akan menggeser status China sebagai production hub dunia kendati terjadi gelombang relokasi pabrik dari China akibat meningkatnya ongkos buruh di China, perang dagang AS-China, dan disrupsi rantai pasok global akibat pandemi.