Vaksin merupakan titik terang. Imunisasi menjadi cara paling efektif, tepat sasaran, dan murah dalam memutus rantai penularan. Kita bersyukur, hanya dalam setahun sejak Covid-19 melanda vaksin sudah dihasilkan.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Menjelang satu tahun Covid-19 memorakporandakan tatanan dunia, terbitlah titik terang. Inggris secara resmi akan mulai vaksinasi massal, pekan depan.
Kita harap-harap cemas menunggu vaksin setelah semua upaya penanggulangan belum memberikan hasil signifikan. Di pelbagai penjuru dunia masih terjadi penambahan kasus, bahkan yang sudah melandai pun naik lagi. Jerman, misalnya, terpaksa membatasi kembali aktivitas warganya.
Saat ini, metode 3M dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, yang disertai 3T (tracing, testing, dan treatment atau penelusuran, pengujian, dan pengobatan) menjadi cara kita memutus penularan. Namun, kenyataan menunjukkan, efektivitas 3M dan 3T tergantung pada banyak faktor, dari pemahaman masyarakat, kondisi geografis, mobilitas warga, sistem pemerintahan, hingga cuaca.
Belajar dari Eropa Barat dan Timur, tampaklah Eropa Timur berhasil menangani gelombang pertama. Sebaliknya di Eropa Barat, terutama Spanyol dan Italia, melonjak angka kasus dan kematiannya. Dalam The Conversation, Tamara Popic dan Alexandru D Moise dari European University Institute menyebutkan, saat gelombang pertama, Eropa Timur langsung menutup wilayahnya. Rakyat taat karena sistem kontrol pemerintahan ketat. Eropa Barat terlambat.
Namun, ketika gelombang kedua berlangsung sejak Oktober lalu, peningkatan kasus di Eropa Timur sama tingginya dengan Eropa Barat, bahkan angka kematian lebih tinggi. Dalam gelombang kedua, Eropa Timur rupanya terbuai keberhasilan mengatasi gelombang pertama. Mereka juga tidak berpengalaman menangani ledakan pasien di rumah sakit. Namun, lebih dari itu, seluruh masyarakat Eropa dan dunia rupanya jenuh menghadapi situasi ini. Penerapan 3M dan 3T mengendur.
Di Indonesia situasinya sama meskipun gelombang pertama saja belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Situasi menjadi lebih rumit di tengah pelbagai agenda politik. Kerumunan di bandara, perhelatan, dan ceramah menyumbang angka kasus signifikan. Belum lagi meninggalkan rumah sakit dan membahayakan orang banyak.
Di tengah keruwetan, vaksin adalah titik terang. Imunisasi adalah cara paling efektif, tepat sasaran, dan murah dalam memutus rantai penularan. Kita bersyukur, hanya dalam setahun sejak Covid-19 melanda vaksin sudah dihasilkan.
Saat ini lebih dari 230 calon vaksin sedang dipersiapkan di seluruh dunia, 40 pada uji klinis manusia, 10 pada fase 3. Kita berharap akan ada banyak pilihan jenis dan spesifikasi vaksin, selain juga tingkat efektivitas, harga, serta cara penyimpanan dan distribusi. Tiap negara dapat memilih vaksin sesuai kondisi dan kemampuan masing-masing.
Indonesia pun sudah mengamankan sekitar 390 juta vaksin untuk tahun depan. Agar program imunisasi ini berhasil, pemerintah harus mengerjakan PR-nya untuk menyiapkan sarana dan prasarana, sosialisasi, dan membuat skala prioritas imunisasi yang adil dan transparan.