Calon Wali Kota Surabaya Berjanji Menjamin Kebebasan Beribadah
›
Calon Wali Kota Surabaya...
Iklan
Calon Wali Kota Surabaya Berjanji Menjamin Kebebasan Beribadah
Dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota untuk Surabaya, Jawa Timur, berjanji menjamin kebebasan dan kenyamanan beribadah masyarakat.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota untuk Surabaya, Jawa Timur, berjanji menjamin kebebasan dan kenyamanan beribadah masyarakat.
Surabaya diyakini sebagai barometer persatuan dan kesatuan Indonesia. Pertempuran Surabaya pada November 1945 yang diperingati sebagai Hari Pahlawan setiap 10 November membuktikan keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) tidak menghalangi masyarakat dan pejuang dari seluruh penjuru Nusantara bertempur mengorbankan raga dan rasa mempertahankan kemerdekaan.
Nilai-nilai perjuangan berlandaskan keniscayaan keberagaman masih relevan untuk kehidupan masyarakat khususnya di Surabaya, ibu kota Jatim. Dalam keberagaman, kehidupan berbangsa dan bernegara akan tetap indah.
Tidak ada minoritas dan mayoritas di Surabaya untuk beribadah. Surabaya akan tetap menjadi kota yang nyaman bagi semua kalangan karena merupakan barometer persatuan Indonesia. (Eri Cahyadi)
Dalam Debat Publik Tahap III Pemilihan Wali Kota Surabaya, Sabtu (5/12/2020) malam, Eri Cahyadi-Armuji dan Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno berkomitmen memelihara keberagaman dan toleransi. Salah satunya menjamin kebebasan dan kenyamanan beribadah untuk seluruh masyarakat.
”Tidak ada minoritas dan mayoritas di Surabaya untuk beribadah. Surabaya akan tetap menjadi kota yang nyaman bagi semua kalangan karena merupakan barometer persatuan Indonesia,” ujar Eri, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya.
Bahkan, menurut Eri-Armuji, pasangan nomor urut 1 dan diusung koalisi PDI-P dan PSI, radikalisme dan terorisme tidak akan diberi ruang. Peristiwa bom pada 13-14 Mei 2018 yang menewaskan puluhan jiwa, kebanyakan Kristiani, tidak boleh berulang. Seluruh elemen masyarakat dirangkul agar mau kerja sama memastikan kehidupan di Surabaya menghargai keberagaman, tertib, aman, nyaman, guyub, dan damai.
”Kami akan kerja sama dengan organisasi masyarakat keagamaan, pondok pesantren, Dewan Masjid, tokoh lintas agama, tenaga pendidik mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi untuk pembelajaran toleransi,” ujar Eri.
Jika terpilih sebagai wali kota, lanjut Eri, kantor pemerintahan, perumahan, dan pusat ekonomi masyarakat akan dibersihkan terus dari keberadaan kelompok-kelompok radikal. Aparatur negara akan memastikan tidak ada ruang gerak bagi radikalisme dan terorisme.
”Akan dibentuk wadah berkumpul para tokoh: kiai, romo, pemuda gereja, tokoh Hindu, tokoh Buddha; pemuda masjid; berbagai kelompok lintas agama; dan para penghayat kepercayaan. Berbeda itu biasa, hal yang lumrah. Tapi yang terpenting adalah NKRI dan NKRI itu harga mati,” tegas Eri.
Machfud-Mujiaman, pasangan nomor urut 2 yang diusung koalisi Golkar, Gerindra, Hanura, Nasdem, PAN, PKB, PKS, dan PPP menyatakan, keberagaman adalah keniscayaan bagi Surabaya sehingga perlu terus dipelihara.
Dalam kesempatan terpisah, Machfud mengaku masih terpukul dengan teror bom pada 13-Mei 2018 di tiga gereja dan kantor Polrestabes Surabaya itu. Ketika itu, Machfud, kelahiran Surabaya, menjabat Kepala Polda Jatim. Tentunya, jika terpilih nanti, Machfud tak ingin teror bom, intoleransi, dan radikalisme terjadi lagi.
”Saya arek Suroboyo tentu tidak ingin kehidupan di Surabaya dilukai dan dinodai oleh terorisme dan radikalisme,” kata Machfud.
Keberagaman akan tetap dipelihara. Kehidupan beragama dijamin. Setiap warga, lanjut Machfud, terlindungi untuk menjalankan peribadahan. Wadah-wadah untuk para pemuka dan pemuda lintas agama serta kepercayaan akan dibentuk dan didorong terus-menerus untuk sosialisasi dan memelihara nilai-nilai toleransi, keberagaman, dan kemanusiaan.