Tottenham Hotspur menyambut tetangganya, Arsenal, dengan antusiasme tinggi. Mereka ingin menjaga supremasi langka di London Utara sekaligus puncak takhta di Inggris Raya pada derbi Minggu malam nanti.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
LONDON, SABTU - Tottenham Hotspur tengah menikmati hal langka saat ini. Mereka berada di puncak klasemen Liga Inggris seraya melihat tetangganya, Arsenal, menderita di papan bawah. Supremasi itu ingin Spurs pertahankan dalam derbi London utara, Minggu (6/12/2020) pukul 23.30 WIB di Stadion Tottenham Hotspur.
Bagi kedua klub yang sarat rivalitas antarsuporter itu, kemenangan di derbi London utara adalah ”segalanya”. Mereka nyaris tidak peduli klubnya juara atau tidak, sepanjang bisa finis lebih tinggi dari si tetangga pada akhir musim Liga Inggris.
”Hal pertama yang saya dapat dan pelajari saat tiba di klub ini adalah : bencilah Tottenham. Kalahkan mereka. Itu sudah cukup (bagi fans),” tutur bek sayap Arsenal, Hector Bellerin, dalam tayangan Football Focus di BBC, Jumat (4/12/2020).
Rivalitas terpanas di London itu bermula sejak kepindahan ”The Gunners”, yaitu dari Woolwich ke Highbury di London utara pada awal abad ke-20 lalu. Spurs, ”penduduk asli” wilayah itu, mendadak punya saingan yang hanya terpaut jarak ”selemparan batu” : 6,4 kilometer.
Hal yang ditakutkan Spurs menjelma realitas. Si pendatang menancapkan hegemoninya di wilayah itu. Koleksi trofi Spurs jauh dilewati Arsenal. Perubahan itu terutama terlihat pada era Arsene Wenger saat menjadi manajer di Arsenal.
St Totteringham\'s Day
Suporter Arsenal pun sampai punya ejekan khas bagi Spurs, yaitu St Totteringham\'s Day. Itu adalah hari ketika mereka berpesta merayakan keberhasilan Arsenal mengalahkan atau finis lebih tinggi dari Spurs di liga.
Tradisi itu rutin berjalan sejak 1996 silam. Selama puluhan tahun, suporter Spurs acapkali inferior, bersembunyi di rumah, tatkala pendukung lawan merayakan tradisi unik tersebut.
Namun, tradisi itu kini mulai menghilang. Sejak 2017, suporter ”Lili Putih” menegakkan kepalanya pada akhir musim. Sejak itu, Spurs selalu finis di depan Arsenal. Roda nasib seolah berputar. Arsenal ganti terpuruk.
”Sangatlah menyakitkan. Kami harus menderita karena tidak memberikan (capaian) cukup bagi klub ini,” ujar Manajer Arsenal Mikel Arteta seusai timnya finis kedelapan, dua peringkat di bawah Spurs, pada akhir Juli 2020 lalu.
Penderitaan Arsenal itu masih terus berlanjut pada musim ini. Saat ini, mereka terpuruk di peringkat ke-14. Itu posisi terendah pertama mereka di awal musim Liga Inggris sejak 1981. Sebaliknya, Spurs kini memuncaki klasemen Liga Inggris.
Pada musim keduanya bersama manajer kaya prestasi, Jose Mourinho, Spurs tampil sangat konsisten. Mereka satu-satunya tim yang belum kebobolan lebih dari dua digit gol. Dalam hal produktivitas, jumlah gol mereka hanya kalah dari dua tim sangat ofensif, Liverpool dan Chelsea.
Tak ayal, Spurs akan tampil dengan rasa percaya diri tinggi pada derbi kali ini, apalagi para pendukungnya diizinkan hadir di stadion. Sebanyak 2.000 fans Spurs akan mengisi tribune Stadion Tottenham Hotspur untuk kali pertama pada musim ini.
Hadirnya kembali penonton akan menjadi energi ekstra bagi duo penyerang tim tuan rumah, Son Heung-min dan Harry Kane. Keduanya kini tengah dalam tren performa bagus dan menjelma duet paling menakutkan di Inggris Raya saat ini. Mereka telah mencetak 15 gol. Tim-tim besar, seperti Manchester City dan Manchester United, menjadi korban amukan mereka sepanjang musim ini.
Supremasi itu akan mati-matian mereka jaga saat menjamu Arsenal. Spurs akan membawa dua misi ganda pada derbi itu. Selain menjaga status barunya sebagai tim terbaik di London utara saat ini, Spurs juga ingin merawat mimpi juara.
”Derbi kali ini terasa berbeda karena kami ingin meraih poin penuh untuk menjaga posisi kami di puncak klasemen. Pada musim-musim lalu, Spurs ingin mengalahkan Arsenal karena itu satu-satunya hal baik yang bisa kami berikan kepada fans,” ujar Mourinho dilansir Daily Mail edisi kemarin.
Rekor menawan Mourinho
Situasi bagus Spurs itu turut didukung rekor menawan Morinho, manajer pengoleksi tiga gelar juara Liga Inggris. Sejak pertama kali berkarier di Liga Inggris, bersama Chelsea 2004 silam, Mourinho memiliki persentase 64 persen kemenangan dalam 73 laga derbi London yang telah ia jalani.
Selalu ada momen baik dan buruk saat menghadapi Arsenal. Hal baiknya pemain selalu termotivasi saat melawan rival. Hal buruknya ialah mereka (Arsenal) adalah tim berkualitas.(Jose Mournho)
Manajer berjuluk ”Si Spesial” itu juga memiliki misi pribadi di derbi London utara itu. Ia ingin menunjukkan dirinya bisa sukses menjadi juara meskipun tidak berada di tim kaya, seperti Chelsea dan Manchester United. Dalam karier panjangnya di Inggris, Mourinho hanya sukses juara liga bersama Chelsea.
”Kami (Spurs) hanyalah kuda poni (dalam pacuan juara Liga Inggris musim ini). Kami bukan kuda (pacu). Namun, saya sangat senang dengan mentalitas tim ini,” ujar Mourinho terkait perburuan trofi Liga Inggris.
Mourinho memang menjadi sosok berbeda, dua musim terakhir. Ia tidak lagi angkuh. Bahkan, ia terang-terangan menyebut Arsenal salah satu tim berkualitas di Inggris saat ini, terlepas mereka tengah terpuruk.
”Selalu ada momen baik dan buruk saat menghadapi Arsenal. Hal baiknya pemain selalu termotivasi saat melawan rival. Hal buruknya ialah mereka (Arsenal) adalah tim berkualitas,” kata Mourinho.
Adapun Arsenal tidak kalah termotivasi. Mereka berharap derbi London itu bisa menjadi titik balik penampilan mereka. Dalam enam laga terakhirnya, mereka hanya bisa menang sekali. Empat laga lainnya kalah dan satu sisanya imbang.
”Jika menang, itu bisa mengubah pola pikir dan menaikkan kepercayaan diri seluruh pemain,” kata Pierre-Emerick Aubameyang, kapten tim Arsenal, dikutip Arsenal Media.
Hal serupa disampaikan sang manajer, Arteta. ”Kami ingin menghadirkan kepuasan untuk para pendukung yang tengah mengalami penderitaan di masa pandemi saat ini,” katanya.
Sementara itu, Sabtu malam, Everton ditahan Burnley, 1-1. Hasil laga itu menegaskan tren buruk Everton selama sebulan terakhir. (Reuters/JON)