”Staycation”, Berlibur dengan Aman dan Bahagia di Masa Pandemi Covid-19
›
”Staycation”, Berlibur dengan ...
Iklan
”Staycation”, Berlibur dengan Aman dan Bahagia di Masa Pandemi Covid-19
Akhir tahun ini mau liburan ke mana? Agar tetap aman dari korona, tetapi bisa rileks sekaligus bahagia, coba ”staycation” saja, yuk. Jangan lupa tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan.
Oleh
Krishna P Panolih (Litbang Kompas)
·4 menit baca
Staycation dengan menginap di hotel di dalam kota ataupun cuma berekreasi di rumah menjadi hiburan warga di masa pandemi. Namun, liburan singkat untuk mendapatkan suasana yang berbeda ini baru dinikmati segelintir warga.
Tekanan selama masa pandemi membuat orang butuh katup pelepas stres, atau setidaknya penyegaran dari rutinitas sehari-hari. Di tengah masih tingginya kasus Covid-19, dan imbauan agar disiplin mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah, staycation menjadi pilihan yang mulai banyak disukai orang.
Konsep ini berbeda dengan berlibur (vacation) atau pergi ke luar kota/luar negeri yang sudah disiapkan jauh-jauh hari dengan biaya yang tidak sedikit. Staycation lebih ditekankan pada kegiatan memanfaatkan waktu dalam situasi dan kondisi yang serba terbatas. Ini lebih berupa meluangkan waktu sejenak, biasanya dengan keluarga, di rumah atau sekitarnya. Biaya yang dibutuhkan tidak perlu banyak, tak selalu harus direncanakan dengan serius, dan tak terikat waktu.
Sebagai industri baru dalam dunia wisata, dalam praktiknya konsep ini ibarat ”bermuka dua”. Di satu sisi pergi berlibur ke luar kota sebagaimana lazimnya, menginap dan berkunjung ke sejumlah lokasi wisata. Di sisi lain, menurut laman tourismteacher, inti dari staycation ialah tinggal dan menciptakan suasana libur di rumah atau sekitar rumah.
Survei yang pernah dilakukan laman aytm (2016) terhadap 1.000 responden di Amerika Serikat menyebutkan, hampir 50 persen responden sering melakukan liburan ringkas ini. Sementara sisanya belum pernah atau tidak terlalu mengerti dengan konsep berlibur tersebut.
Selanjutnya di Indonesia, Wego, bisnis online travel juga melakukan survei tren staycation selama masa pandemi ini. Hasilnya, sekitar 26 persen responden berkeinginan untuk rekreasi sesaat jika pandemi sudah mereda. Survei ini dilakukan dengan menelusuri jumlah pencarian hotel dari aplikasi dan situs Wego.co.id sepanjang Mei hingga Agustus 2020.
Hal yang berbeda tecermin dari hasil jajak pendapat Kompas pada akhir November lalu. Mayoritas responden mengatakan tidak pernah berlibur ala staycation tersebut selama tiga bulan terakhir ini. Baru sekitar 18 persen yang mencobanya.
Agaknya, masyarakat lebih menyukai berlibur keluar kota yang jauh dari tempat tinggal ketimbang staycation di kota sendiri. Hal tersebut terlihat dari kemacetan panjang di sejumlah tempat tujuan favorit wisata, seperti kawasan Cisarua-Puncak, Jawa Barat. Meskipun lalu lintas cukup padat, tak menyurutkan masyarakat untuk berwisata ke tempat tersebut.
Pilihan lokasi
Konsep berlibur di dalam kota ialah pilihan yang aman untuk meminimalkan penyebaran virus. Namun, separuh lebih responden memilih untuk menikmati liburan ringkas di luar kota meskipun hanya kota ”tetangga”. Faktor ingin menikmati suasana lain di luar kota, terlebih ketika di awal pandemi ada pembatasan sosial, menjadi alasan untuk staycation di kota terdekat.
Selain itu, rumah juga menjadi pilihan lokasi staycation seperempat responden. Rumah menjadi tempat yang paling aman selama wabah ini. Kuncinya ialah menciptakan suasana yang berbeda dari aktivitas keseharian.
Aktivitas staycation yang bisa dipilih selama di rumah ialah kemping atau makan bersama di halaman rumah. Atau hanya sekadar menonton film/siaran olahraga di televisi serta membaca buku di halaman rumah. Jika bosan dengan situasi rumah, bisa bersantai di taman/danau dekat rumah yang dilakukan oleh 18 persen responden.
Alasan
Faktor menginginkan suasana yang berbeda menjadi alasan utama yang diungkapkan separuh lebih responden yang telah menjajal staycation selama masa pandemi. Aspek ingin merasakan ”sesuatu yang berbeda”, menurut artikel ”No Travel-No Problem: How to plan a Covid-19 Staycation”, juga ditekankan saat orang ingin berlibur dengan aman dan bahagia.
Artikel dalam laman dosomething.org tersebut menyatakan bahwa hal terpenting dalam berlibur ialah perasaan saat menyiapkannya. Hal inilah yang membuat suasana mental tetap terjaga.
Alasan lain yang diungkapkan oleh sekitar 11,5 persen responden ialah tergiur tawaran promosi dan diskon dari hotel-hotel yang ada. Pelaku bisnis hotel melihat peluang bahwa staycation akan dimanfaatkan bagi sebagian warga yang hobi travelling, tetapi terhambat oleh situasi pandemi. Diskon besar harga kamar plus berbagai fasilitas hotel yang menarik ditawarkan untuk menarik warga yang ingin berlibur staycation di hotel di dalam kota.
Konsep staycation di dalam kota ini bisa menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kembali sektor pariwisata yang sempat mati suri saat pandemi. Hal inilah yang membuat hampir 6 persen responden untuk ber-staycation di dalam kota.
Staycation bisa menjadi alternatif rekreasi di masa pandemi. Berlibur di rumah dengan memanfaatkan halaman rumah ataupun menikmati taman dekat rumah bisa menjadi alternatif. Pilihan lainnya ialah staycation di hotel. Rileks sejenak keluar dari rutinitas dengan staycation, kualitasnya sama besarnya dengan berekreasi keluar kota.