Summarecon Serpong dan Sinar Mas Land Bukukan Penjualan Miliaran Rupiah
›
Summarecon Serpong dan Sinar...
Iklan
Summarecon Serpong dan Sinar Mas Land Bukukan Penjualan Miliaran Rupiah
Pengujung tahun 2020 menandai bangkitnya pasar properti. Dengan pendekatan sesuai kebutuhan milenial, pengembang meraup penjualan miliaran rupiah hanya dalam waktu singkat.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Di tengah pandemi Covid-19, dua pengembang properti membukukan penjualan properti miliaran rupiah. Dalam waktu lima jam, Summarecon membukukan penjualan Rp 175 miliar. Sementara itu, Sinar Mas Land yang gencar menghadirkan rumah toko atau ruko meraup penjualan Rp 500 miliar selama empat bulan.
Summarecon Serpong, unit usaha dari PT Summarecon Agung Tbk, Sabtu (5/12/2020), kembali memecah rasa pesimisme terhadap prospek penjualan properti dengan menjual habis 107 unit rumah tapak di Kluster Baroni. Pencapaian itu dilakukan melalui sistem penjualan daring untuk menjaga kenyamanan calon konsumennya sesuai protokol kesehatan. Penjualan perdana hunian dua lantai kisaran Rp 1,1 miliar tersebut disambut antusias oleh konsumen.
Magdalena Juliati, Executive Director Summarecon Serpong, mengatakan, ”Kluster Baroni menjadi jawaban untuk konsumen yang sebelumnya tidak berkesempatan mendapatkan unit di Kluster Agnesi yang telah terjual habis.”
Kluster Baroni menyasar pasar milenial atau pasangan muda. Visi Summarecon memberikan edukasi kebutuhan utama setiap manusia itu, yaitu pangan, sandang, dan papan, harus tetap menjadi prioritas, terutama untuk generasi produktif sekarang. Mereka harus bisa mewujudkan kebutuhan tersebut sedini mungkin dan dapat mengamankan masa depannya.
Kemudahan pembayaran acap kali menjadi pertimbangan konsumen dalam memutuskan pembelian properti. Guna menjawab hal itu, kemudahan yang diberikan Summarecon Serpong, antara lain, pembayaran down payment (uang muka) dapat diangsur 24 kali dengan cicilan KPR mulai dari Rp 6 jutaan.
Lain halnya pendekatan Sinar Mas Land yang mengandalkan strategi inovatif dengan konsep hype community complex. Ruko yang berhasil terserap pasar dengan baik, di antaranya, Ruko Loka 65, Avenix 92, YC Hub, Golden Madrid X, dan 91 District yang berlokasi dalam kawasan township BSD City.
Sejak konsep hype community complex diperkenalkan ke publik pada Agustus lalu, 400 ruko habis terjual hingga November lalu di BSD City. Total transaksi dari proyek ruko tersebut mencapai Rp 500 miliar. Ruko-ruko tersebut telah terjual sebelum resmi dipasarkan dan hanya mengandalkan kekuatan media sosial.
CEO Commercial BSD City Sinar Mas Land Anna Budiman, di kantornya di BSD City, Serpong, Kamis (10/12/2020), menjelaskan, lima tahap ruko hype community complex berada di harga Rp 1 miliar-Rp2,4 miliar. Ternyata, peminat segmen ini masih sangat besar.
”Hal tersebut tidak lepas dari konsep dan desain bangunan yang kami rancang agar cocok untuk kaum milenial,” ujar Anna.
Secara terpisah, Marine Novita, Country Manager Rumah.com, dalam paparan properti akhir tahun di Jakarta, Senin (7/12/2020), mengatakan, sebetulnya, awal tahun 2020, industri properti mempunyai optimisme tinggi. Ini tak lepas dari fokus pemerintah dalam mempermudah kepemilikan rumah.
Sayangnya, optimisme tersebut harus tertahan akibat pandemi Covid-19. Pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai April 2020 menjadi pukulan telak bagi ekonomi nasional secara umum, termasuk industri properti.
Baru memasuki akhir kuartal kedua 2020 pengembang dan penyedia suplai properti terlihat lebih optimistis dengan akan datangnya situasi kenormalan baru. Mereka mulai meluncurkan suplai-suplai properti baru.
Indeks suplai secara tahunan pada kuartal ketiga 2020 berada pada angka 144,7 atau naik 24,9 persen (year-on-year). Ini sekaligus menjadi indeks tertinggi dalam lima tahun terakhir. Kecemasan sempat muncul ketika indeks suplai ini mengalami penurunan 7 persen pada kuartal pertama 2020 atau awal masa pandemi.
Dari data Rumah.com, jumlah pencari hunian di kisaran harga di bawah Rp 1,5 miliar mencapai 61 persen dari total pencari rumah di Rumah.com. Tak heran, pengembang yang bermain di kisaran harga tersebut menuai permintaan cukup cepat. Terserap pasar yang melihat prospek investasi setelah vaksin Covid-19 disebarkan.