Menangi Pilkada, Istri Bupati Sleman Tampik Anggapan Dinasti Politik
›
Menangi Pilkada, Istri Bupati ...
Iklan
Menangi Pilkada, Istri Bupati Sleman Tampik Anggapan Dinasti Politik
KPU Sleman telah menyelesaikan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pilkada 2020. Pasangan calon nomor urut 3, Kustini Sri Purnomo-Danang Maharsa, meraih suara terbanyak. Kustini adalah istri Bupati Sleman saat ini.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Komisi Pemilihan Umum Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyelesaikan rekapitulasi hasil penghitungan suara dalam Pilkada 2020. Hasil rekapitulasi menunjukkan pasangan calon nomor urut 3, Kustini Sri Purnomo dan Danang Maharsa, meraih suara terbanyak. Kustini yang juga istri Bupati Sleman saat ini, Sri Purnomo, menyatakan langkahnya sebagai bupati bukan upaya membentuk dinasti politik.
”KPU (Komisi Pemilihan Umum) Sleman telah melakukan rapat pleno penghitungan suara tingkat kabupaten. Ini hanya cukup sehari. Hasilnya bisa diterima Bawaslu serta para saksi. Tidak ada keberatan. Semua pihak bisa menerima,” kata Ketua KPU Sleman Trapsi Haryadi saat dihubungi, Rabu (16/12/2020).
Rekapitulasi hasil penghitungan suara itu ditetapkan lewat Surat Keputusan KPU Sleman Nomor 389/PL.026-Kpt/3404/KPU-Kab/XII/2020 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sleman Tahun 2020. Surat itu ditandatangani Trapsi pada 14 Desember 2020.
Terlampir dalam surat keputusan itu, rincian hasil penghitungan suara di daerah tersebut. Pasangan nomor urut 3, Kustini Sri Purnomo dan Danang Maharsa, memperoleh suara terbanyak dengan jumlah 217.921 suara atau setara 38,46 persen. Pasangan nomor urut 2, Sri Muslimatun dan Amin Purnama, menyusul dengan 177.588 suara atau 31,3 persen. Adapun pasangan nomor urut 1, Danang Wicaksana dan Agus Choliq, meraih 171.083 suara atau 30,2 persen.
Lebih lanjut Trapsi menyampaikan, tingkat partisipasi pemilih juga meningkat dibandingkan Pilkada 2015. Kekhawatiran akan menurunnya partisipasi pemilih tidak terjadi. Namun, capaian tahun ini belum memenuhi target yang ditetapkan, yakni 80 persen.
”Partisipasi pemilih lebih dari Pilkada 2015. Waktu itu, partisipasi pemilih sebesar 72 persen. Pada 2020 ini, partisipasi pemilih mencapai 75,82 persen,” kata Trapsi.
Dihubungi secara terpisah, Kustini Sri Purnomo mengatakan, kemenangan yang diraihnya merupakan kemenangan bersama. Dengan hasil ini, hendaknya tidak ada lagi perselisihan di antara elemen warga. Pihaknya siap bersinergi dengan pasangan calon lain yang sama-sama berkontestasi dalam ajang politik tersebut.
”Kemarin kita sudah menjalankan demokrasi. Ke depan, mari bersama-sama membangun Sleman. Kemenangan ini untuk Sleman. Kita bisa bersinergi. Sesuai janji kami, membangun Sleman ya bersama-sama,” kata Kustini.
Kustini menampik langkahnya maju sebagai bupati merupakan upaya membentuk dinasti politik di Kabupaten Sleman. Alasannya, ia tak memenangi Pilkada 2020 begitu saja. Ada proses demokrasi yang harus dijalani. Saat ini, kursi kepemimpinan bupati dijabat suaminya, Sri Purnomo. Dengan memenangi Pilkada 2020, praktis, Kustini bakal melanjutkan kepemimpinan suaminya di daerah tersebut.
Calon wakil bupati nomor urut 2, Amin Purnama, mengungkapkan, pihaknya menerima kekalahan dalam ajang politik tersebut. Hasil yang telah didapatnya tetap disyukuri. Tidak ada pula rasa kecewa atas kekalahan tersebut.
”Tidak ada kata kecewa dalam kamus saya. Kompetisi hanya dalam Pilkada 2020. Setelahnya, kami siap bekerja sama dengan siapa pun. Tali silaturahmi jangan sampai terputus,” kata Amin.
Dengan memenangi Pilkada 2020, praktis, Kustini bakal melanjutkan kepemimpinan suaminya di daerah tersebut.
Secara terpisah, calon wakil bupati nomor urut 1, Agus Choliq, menghormati sepenuhnya keputusan yang telah dibuat KPU Sleman. Pihaknya turut mengucapkan selamat bagi pasangan calon nomor urut 3, Kustini Sri Purnomo-Danang Maharsa, yang memenangi Pilkada 2020.
”Kami mengucapkan selamat kepada pemenang di pilkada tahun ini. (Pemenang) supaya bisa membawa Sleman lebih baik. Kami menghormati keputusan KPU Sleman. Pilkada sudah berjalan dengan segala lika-likunya. Tidak (kecewa), saya kira proses politik memang seperti itu,” tutur Choliq.