Perolehan suara sementara dalam pemilihan kepala daerah di Kota Metro, Lampung, yang mengunggulkan pasangan calon perseorangan Wahdi-Qomaru Zaman mengejutkan publik.
Oleh
VINA OKTAVIA
·4 menit baca
Hasil rekapitulasi suara dalam Pilkada Kota Metro, Lampung, yang memenangkan pasangan calon perseorangan Wahdi-Qomaru Zaman mengejutkan publik. Kemenangan paslon itu tak hanya mencetak sejarah baru, tetapi juga menjadi sinyal tumbangnya dominasi paslon yang diusung partai politik.
Bukan hal mudah bagi Wahdi-Qomaru Zaman untuk menang dalam kontestasi Pilkada Kota Metro. Suara mereka hanya berselisih tipis dari paslon Anna Morinda-Frizt Akhmad Nuzir. Pasangan yang diusung Partai Demokrat dan PDI-P itu menjadi pesaing terberat bagi Wahdi-Qomaru.
Berdasarkan hasil rekapitulasi di tingkat kota, paslon nomor urut 01, Wahdi-Qomaru Zaman, mendapat suara terbanyak dengan perolehan 28.294 suara atau 29,08 persen. Pasangan itu unggul di empat kecamatan dari total lima kecamatan yang ada di Metro.
Sementara pasangan nomor urut 04, Anna Morinda-Frizt Akhmad Nuzir, mendapat suara terbanyak kedua dengan perolehan 27.022 suara atau 27,77 persen. Pasangan yang kalah tipis dari paslon Wahdi-Qomaru itu hanya unggul di satu kecamatan.
Paslon nomor urut 03, yakni Ampian Bustami-Rudy Santoso, berada di urutan ketiga dengan perolehan suara 22.819 suara atau 23,45 persen. Adapun paslon nomor urut 02, Ahmad Mufti Salim-R Saleh Chandra Pahlawan, berada di urutan paling akhir dengan perolehan suara 19.158 suara atau 19,69 persen.
Ketua KPU Kota Metro Nurris Septa Pratama mengatakan, KPU telah menyelesaikan rakapitulasi penghitungan suara tingkat kota, Senin (14/12/2020). Secara umum, proses rekapitulasi berjalan lancar, hanya ada beberapa catatan perbaikan.
”Kami masih memberikan kesempatan kepada paslon jika tidak puas dengan hasil rekapitulasi,” kata Nurris saat dihubungi dari Bandar Lampung.
Menurut dia, KPU memberikan waktu selama tujuh hari ke depan bagi paslon untuk mengajukan keberatan terhadap hasil rekapitulasi suara. Jika tak ada sengketa, penetapan calon baru akan dilakukan setelah ada putusan dari Mahkamah Konstitusi.
Saiful Tomi selaku Ketua Tim Pemenangan Paslon Wahdi-Qomaru mengatakan, semua sukarelawan merasa puas dengan hasil sementara hitung cepat itu. Saat ini, mereka terus mengawal penghitungan suara di tingkat kecamatan. Pihaknya juga akan menunggu hasil rekapitulasi suara resmi dari KPU Kota Metro.
”Kami terus mengawal karena perolehan suara Wahdi-Qomaru merupakan suara yang muncul dari masyarakat Kota Metro,” ujar Saiful saat dihubungi dari Bandar Lampung, Jumat (11/12/2020) petang.
Pemilih dinilai lebih mempertimbangkan profil pribadi paslon daripada parpol pendukung. (Robi Cahyadi Kurniawan)
Strategi kampanye
Menurut dia, semua sukarelawan sudah bekerja keras untuk memenangkan Wahdi-Qomaru. Pelayanan pemeriksaan kesehatan gratis yang ditawarkan saat kampanye dinilai dapat menarik simpati masyarakat. Program itulah yang disinyalir menjadi pendulang suara. ”Alhamdulillah layanan berobat gratis itu mendapat sambutan baik dari masyarakat,” ujarnya.
Devi Haryati (32), warga Kelurahan Hadimulyo Timur, Kecamatan Metro Pusat, menuturkan, dia tertarik memilih Wahdi-Qomaru karena paslon itu menawarkan layanan pemeriksaan kesehatan gratis yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
Devi menyebut, dia mendapat Kartu Relawan ”Ceria” dari tim kampanye Wahdi-Qomaru. Dengan kartu itu, warga juga bisa mendapat akses gratis ke tempat wisata air Taman Metro Indonesia Indah.
Devi juga mengaku tertarik memilih Wahdi-Qomaru karena paslon itu tidak diusung oleh partai politik. Selama ini, paslon dari partai politik dianggap tidak maksimal dan lebih rentan terjerat korupsi. ”Kami ingin pemimpin yang bukan dari partai politik,” ujarnya.
Partisipasi tinggi
Pengamat politik dari Universitas Lampung, Robi Cahyadi Kurniawan, menilai, potret demokrasi dalam Pilkada 2020 Kota Metro cukup baik dengan munculnya empat pasangan calon. Bahkan, dari delapan daerah yang menggelar pilkada di Lampung, paslon yang muncul di Metro merupakan yang terbanyak.
Pasangan calon yang muncul di Metro juga tidak hanya didominasi oleh kader partai politik. Namun, pasangan calon perseorangan juga bisa mendapat panggung dalam kontestasi Pilkada 2020.
Berdasarkan data KPU Lampung, tingkat partisipasi masyarakat dalam Pilkada 2020 di Kota Metro mencapai 85,74 persen. Partisipasi masyarakat itu menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan tujuh daerah lain yang menggelar pilkada serentak di Lampung.
Robi menambahkan, kemenangan paslon Wahdi-Qomaru menjadi sejarah baru dalam Pilkada Kota Metro. Mereka merupakan paslon perseorangan pertama yang bisa menang dalam kontestasi pilkada serentak di Lampung.
Selama ini, peluang kemenangan paslon perseorangan dalam pilkada dinilai amat kecil. Kemenangan masih didominasi oleh paslon yang diusung partai politik. ”Jika paslon ini unggul sampai akhir rekapitulasi penghitungan suara, kemungkinan ada sebuah strategi politik yang dilakukan paslon itu yang dapat menyentuh publik,” katanya.
Keunggulan paslon perseorangan itu sekaligus menjadi bahan koreksi bagi parpol. Mereka harus mengevaluasi diri karena kemungkinan masyarakat menganggap kader yang diusung parpol tidak maksimal dalam bekerja. Pemilih dinilai lebih mempertimbangkan profil pribadi paslon daripada parpol pendukung.