Sebenarnya semboyan sepatu olahraga yang terkenal sudah sesuai dengan nasihat paman saya: Just do it!
Akan tetapi, sebenarnya nasihat tidak berhenti sampai di situ. Masih ada kelanjutannya. ”Ngelmu disik, lagi tok lakoni. Laku tanpa elmu kuwi ngawur, nanging ngelmu tanpa laku kuwi ming ngimpi.”
Kira-kira maksudnya demikian: Jangan asal melangkah, tetap perlu berbekal ilmu. Tanpa bekal ilmu akan menjadi tidak karuan hasilnya. Meski demikian, memiliki ilmu tetapi tidak diterapkan, itu namanya cuma mimpi.
Menyambut pergantian tahun, Presiden Joko Widodo yakin bahwa pada 2021 Indonesia akan mampu bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Harapan baik ini akan terwujud jika Republik Indonesia bisa mengatasi pandemi Covid-19.
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin jelas menekankan bahwa penanganan pandemi Covid-19 akan mengacu kepada sains serta pengetahuan para pakar.
Bangsa Indonesia dengan kekayaan budaya luar biasa seyogianya tidak kalah di dalam berjuang melawan pandemi. Gagapnya penanganan lebih ditimbulkan oleh watak dan ketidakterbukaan dalam menerima pandangan para pakar serta kaidah sains yang sahih.
Sekarang kita mendapat senjata baru yang diperoleh dari kajian sains yang dijalankan secara ketat: vaksin. Akan tetapi, yang lebih mendasar tetap tidak boleh diabaikan. Masyarakat tetap wajib berperilaku sehat dengan semboyan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) dan yang berwenang kontinu melaksanakan 3T (testing, tracing, treatment).
Semoga pada tahun 2021 optimisme terwujud.
Hadisudjono Sastrosatomo
Jalan Pariaman, Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta, 12970
Iptek-Imtek
Dalam tulisan di harian Kompas (Selasa, 1 Desember 2020) disebutkan bahwa anak-anak kita yang ikut Tes Pisa untuk membaca, matematika, dan sains hasilnya kurang memuaskan.
Berikutnya diberitakan tentang suami-istri yang dapat menemukan vaksin efektif untuk mengatasi Covid-19.
Rasanya saya ingin membantu dengan membekali para siswa milenial itu pengetahuan yang dibutuhkan. Apalagi, mereka sejak tahun 2000 sudah mengikuti Tes Pisa. Bayangkan, biaya pasti banyak.
Dalam suasana pandemi, beberapa muda-mudi menyanyi memberi semangat melalui tayangan televisi, dengan iman-aman-imun. Ada juga yang memberi contoh sikap berdoa. Dalam situasi ini, iman memang sangat penting.
Bapak Profesor BJ Habibie mengarahkan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) sebaiknya ditemani iman dan takwa (imtak).
Dengan iptek, kita menjaga kesehatan agar giat belajar dan bekerja menghasilkan sesuatu. Dengan imtak, kita disiplin beribadah, dengan hati dan pikiran yang jernih untuk mengerjakan iptek.
Apabila keduanya dilaksanakan dengan serius, mudah-mudahan lama-lama biasa sukses dan Indonesia maju. Mohon dorongan dari para pemuka agama agar iptek dan imtak saling melengkapi.
Dalam Al Quran juga ada petunjuk mengenai iptek, misalnya biologi, matematika, fisika, ekonomi, sains, dan teknologi (Kompas, 1/12/2020). Mudah-mudahan anak-anak milenial kita bersemangat untuk menggeluti iptek dengan dukungan imtek.
Titi Supratignyo
Pondok Kacang, Tangsel
Bank Digital
Saya merupakan salah satu calon nasabah UOB melalui tmrw.id. Namun, dalam proses pendaftaran, saya mengalami kendala. Saya pun diminta datang ke kantor cabang UOB terdekat.
Saya kecewa karena sudah mengajukan pertanyaan maupun melalui CS UOB, tetapi mereka tidak bisa menemukan apa yang menjadi kendala dalam pembuatan akun saya.
Saya sudah memenuhi dan mengirim seluruh data yang diminta secara digital. Namun, mengapa dalam prosesnya masih meminta calon nasabah untuk secara manual datang ke kantor cabang?
Saya berharap tmrw.id UOB bisa menjadi solusi dalam kondisi pandemi. Sedikit saran, mungkin UOB bisa mencontoh bank-bank lain yang dalam layanan digital mengupayakan ”jemput bola” ke calon nasabah jika ada masalah.
Jessica Arum S
Apartemen Kalibata City Tower Raffles, Jakarta, 12750
Sertifikat Belum Dikembalikan
Pada 14 Juli 2015 saya melakukan perjanjian kredit di BRI Cabang Kapten A Rivai, Palembang, terhadap obyek 1 unit ruko dengan luas tanah 67,5 meter persegi dan luas bangunan 113 meter persegi. Lokasi di Sentraland Residence Ruko 33, Kelurahan Talang Kelapa, Kecamatan Alang-alang Lebar, Palembang. Masa kredit 5 tahun.
Pelunasan dipercepat pada 8 Januari 2019. Seharusnya saya sudah menerima sertifikat setelah pelunasan dua tahun lalu. Namun, sampai sekarang belum diserahkan.
Yang menangani sertifikat saya adalah Sdr Muhammad Isa (Supervisor Pemasaran BRI) dan Sdr Muhammad Syahrial (Manajer Pemasaran BRI).
Sertifikat tersebut sangat saya butuhkan.
Samsaanie
Graha Serdang Metropolis, Harjatani Kramawatu, Serang, Banten
Koreksi Angka
Kompas pada 24 Desember 2020 menyajikan artikel tentang ”Food Estate Perdesaan” yang ditulis Agus Somamihardja. Topik ini sempat menjadi isu hangat karena menyangkut cita-cita Indonesia untuk swasembada pangan.
Selama puluhan tahun, cita-cita ini selalu gagal memenuhi aspek ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.
Namun, ada yang kurang akurat dalam tulisan. Pada kolom pertama paling bawah dan kolom kedua paling atas tertulis ”Rencana food estate di Papua seluas 1,2 ha...”.
Menurut saya seharusnya 1,2 juta ha. Mohon kecermatan dalam mengontrol isi tulisan. Terima kasih.
Taufan Tenardhi
Jalan Soka Raya, Kemang Pratama 2, Bekasi
Catatan Redaksi:
Terima kasih atas koreksi yang disampaikan. Kami mohon maaf dan dengan ini kesalahan kami perbaiki.