Timnas basket perlu masuk dalam daftar prioritas vaksin pemerintah. Mereka akan menghadapi berbagai agenda internasional dalam hitungan bulan. PSSI juga mengirimkan surat permohonan vaksin untuk pesepak bola nasional.
Oleh
KELVIN HIANUSA, MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Cabang olahraga bola basket belum masuk dalam prioritas pemerintah dalam pemberian vaksin kepada atlet. Tim nasional bola basket Indonesia butuh diprioritaskan karena akan mengikuti kualifikasi dan putaran Piala Asia FIBA 2021, dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Gatot S. Dewa Broto telah merilis 17 cabang olahraga prioritas untuk menerima vaksin. Di antara banyaknya cabang, bola basket tidak masuk dalam daftar.
“Kami sebelumnya berpikir, pasti akan masuk dalam prioritas. Karena kan Kemenpora tahu basket sedang ada ajang besar di depan mata. Saya baru tahu kalau tidak masuk,” kata Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) Nirmala Dewi, saat dihubungi pada Kamis (14/1/2021), dari Jakarta.
Timnas sesuai jadwal akan menjalani jendela ketiga kualifikasi Piala Asia pada 15 Februari 2021, di Manila, Filipina. Setelah itu, timnas akan kembali berlaga ketika Indonesia menjadi tuan rumah Piala Asia, pada 16 – 28 Agustus 2021.
Kami sedang mempersiapkan diri, jadi butuh sekali vaksin itu. Karena itu, kami akan meminta Kemenpora untuk meninjau ulang, agar bisa diprioritaskan, demi prestasi timnas.
Dengan urgensi itu, PP Perbasi butuh jaminan anggota timnas, atlet dan ofisial, masuk dalam prioritas vaksin. “Kami sedang mempersiapkan diri, jadi butuh sekali vaksin itu. Karena itu, kami akan meminta Kemenpora untuk meninjau ulang, agar bisa diprioritaskan, demi prestasi timnas,” tambah Nirmala.
Selain timnas putra, PP Perbasi juga ingin vaksin diprioritaskan untuk timnas putri 3x3. Mereka akan menjalani kualifikasi Olimpiade Tokyo pada akhir Mei mendatang, di Graz, Austria.
Vaksin, ujar Nirmala, bisa menambah fokus para atlet. Pebasket timnas jadi tidak perlu khawatir berlebih karena kondisi pandemi Covid-19. Mereka juga pasti akan lebih percaya diri ketika menghadapi ajang-ajang internasional.
Hal paling dikhawatirkan, anggota timnas tidak bisa bertanding karena harus menjalani pemulihan Covid-19. Kekhawatiran itu sangat nyata. Salah satu staf kepelatihan timnas tidak bisa berangkat pada jendela kedua kualifikasi Piala Asia akibat positif Covid-19.
Di sisi lain, atlet sebagai aset bangsa, perlu dijaga agar tidak tertular sepulang dari kompetisi internasional. Mengingat, sistem kesehatan ajang-ajang internasional belum tentu berjalan optimal.
Misalnya saja, sistem “gelembung” yang diterapkan dalam jendela kedua Piala Asia FIBA, November lalu. Meski berstandar internasional, salah satu wasit Indonesia Harja Jaladri tertular Covid-19 ketika bertugas dalam laga kualifikasi. “Sistemnya sempat bocor. Ada beberapa yang kena, termasuk saya,” kata Harja.
Karena itu, vaksinasi terhadap atlet yang akan berkompetisi di luar negeri akan memberikan rasa aman lebih. Dengan itu, mereka otomatis bisa lebih fokus mengejar prestasi.
Fictor Roring, Manajer Umum Pelita Jaya Bakrie Jakarta, mengusulkan, prioritas vaksin juga bisa diberikan kepada pemain dan ofisial Liga Bola Basket Indonesia (IBL). Harapannya, rencana kompetisi IBL yang sudah dibatalkan dua kali karena kondisi pandemi, tidak terulang lagi.
“Kita mungkin bsia minta dispensasi untuk divaksin lebih dulu. Agar tim-tim ini bisa berjalan lagi. Mungkin bisa jadi jalan keluar liga yang terhenti. Karena kan kalau dihitung jumlahnya, tidak terlalu besar. Pemain, ofisial, wasit, paling hanya 200 orang lebih,” kata Fictor.
Di sisi lain, pemberian vaksin terhadap pebasket IBL juga bisa sekaligus menjadi ajang promosi kepada masyarakat. Mengingat, para pemain dan klub punya kelompok penggemar yang cukup banyak.
“Misalnya, kan ada influencer seperti Raffi Ahmad yang diprioritaskan vaksin. Mungkin pelaku olahraga bisa juga jadi pelopor seperti itu. Untuk tanda kutip jadi membantu promosi vaksin ini,” pungkas ikon basket nasional tersebut.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Yunus Nusi memastikan, pihaknya telah mengirimkan surat permohonan kepada Kementerian Kesehatan terkait permintaan vaksin untuk para pesepakbola nasional. Vaksin itu direncanakan akan diberikan kepada seluruh pemain dan tim pelatih tim nasional Indonesia serta klub Liga 1 dan Liga 2.
"Surat telah kami sampaikan kepada Menteri Kesehatan (Budi Gunawan Sadikin) dengan tembusan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Zainudin Amali). Kami mengajukan permohonan 5.000 vaksin Covid-19," ujar Yunus, Kamis (14/1/2021).
Secara resmi, PSSI pun masih menunggu respons dari surat itu. PSSI mengirimkan surat itu pada 6 Januari lalu. Kebutuhan vaksin itu, lanjut Yunus, untuk memberikan jaminan kesehatan kepada para pemain timnas yang diproyeksikan berlaga di sejumlah agenda di tahun ini, seperti SEA Games 2021, serta persiapan seluruh pemain dan pelatih untuk kompetisi yang tengah disiapkan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru.