Pemkot Kupang Menghentikan Sementara Peribadatan Tatap Muka
›
Pemkot Kupang Menghentikan...
Iklan
Pemkot Kupang Menghentikan Sementara Peribadatan Tatap Muka
Semua rumah ibadat di Kota Kupang ditutup sementara untuk mencengah penularan Covid-19, termasuk waktu operasional pasar tradisional dan pusat perbelanjaan dibatasi.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Semua rumah ibadat di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, ditutup sementara untuk mencengah penularan Covid-19. Kegiatan peribadatan berlangsung di rumah. Demikian pula waktu operasional di pasar tradisional dan pusat perbelanjaan dibatasi. Lonjakan kasus melalui transmisi lokal semakin tak terbendung setelah Natal dan Tahun Baru. Jumlah kasus di Kota Kupang per 14 Januari 2021 sebanyak 1.375 kasus.
Wakil Wali Kota Kupang Herman Man di Kupang, Jumat (15/1/2021), mengatakan, Pemkot Kupang melalui surat edaran wali kota Kupang tertanggal 14 Januari 2021 menyebutkan, lonjakan kasus Covid-19 di Kota Kupang semakin tak terbendung. Setelah Natal dan Tahun Baru, jumlah kasus terus meningkat setiap hari. Pemkot Kupang telah mengambil sejumlah langkah untuk mencegah percepatan penularan kasus ini.
”Semua rumah ibadat baik Katolik, Kristen, Islam, Hindu, Buddha maupun Konghucu di Kota Kupang terhitung sejak 14 Januari 2021-29 Januari 2021 melakukan kegiatan peribadatan secara virtual atau online. Hal ini untuk mencegah penularan Covid-19 antara umat beragama dan masyarakat Kota Kupang. Jika jumlah kasus terus mengalami lonjakan, akan dipertimbangkan lagi,” kata Herman Man.
Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Kupang RD Gerardus Duka mengatakan, Keuskupan Agung Kupang menutup sementara semua kegiatan misa di gereja-gereja di Kota Kupang sampai dengan 29 Januari 2021. Penutupan ini sesuai surat edaran Wali Kota Kupang dan mempertimbangkan lonjakan kasus Covid-19 yang kian menanjak setiap hari.
Semua rumah ibadat baik Katolik, Kristen, Islam, Hindu, Buddha, maupun Konghucu di Kota Kupang terhitung sejak 14 Januari 2021-29 Januari 2021 melakukan kegiatan peribadatan secara virtual. (Herman Man)
Wilayah administrasi Keuskupan Agung Kupang lain, seperti Kabupaten Kupang, Sabu Raijua, Timor Tengah Selatan, Alor, dan Kabupaten Rote Ndao, tetap menggelar misa tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Jumlah kasus Covid-19 di lima kabupaten ini beranjak landai dan bisa diantisipasi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Tetapi, jika terjadi lonjakan yang signifikan, kegiatan peribadatan pun digelar secara daring.
Ketua Sinode Gereja Kristen Masehi Injili di Timor (GMIT) Pdt Mery Kolimon mengatakan, seluruh pelayanan GMIT di Kota Kupang diselenggarakan di rumah masing-masing anggota jemaat. Umat Kristen di pusat kabupaten dan pusat kecamatan wilayah pelayanan GMIT agar menyesuaikan kegiatan peribadatan sesuai perkembangan kasus di wilayah itu.
Segenap jemaat GMIT melanjutkan doa keluarga setiap pukul 19.00 Wita dengan ujud khusus terhindar dari paparan Covid-19 dan pembebasan masyarakat dunia dari virus tersebut.
”Mengingat saat ini sedang berlangsung vaksinasi Covid-19 kepada masyarkat, semua petugas gereja agar melakukan edukasi, komunikasi, dan informasi bagi jemaat agar mereka memberi diri untuk divaksin. Menerima vaksin resikonya lebih kecil ketimbang tidak divaksin sama sekali,” kata Kolimon.
Sistem buka tutup
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Kupang Ernest Ludji mengatakan, selain rumah ibadat, Pemkot Kupang juga menerapkan sistem buka-tutup untuk lima pasar tradisional di Kota Kupang. Pasar dibuka pukul 05.00-10.00 Wita, ditutup sampai pukul 15.00 Wita, dibuka lagi pukul 16.00-19.00 Wita. Selama penutupan akan dilakukan penyemprotan dengan disinfektan guna mengurangi penyebaran Covid-19 di dalam lingkungan pasar itu.
Para PNS bekerja dari rumah 75 persen, 25 masuk kantor dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Sekolah tatap muka tidak diperkenankan. Restoran dan warung makan hanya melayani konsumen di tempat itu 25 persen sesuai kapasitas tempat duduk, 75 persen hanya belanja atau diantar ke rumah.
Semua pusat perbelanjaan termasuk swalayan diizinkan beroperasi sampai dengan pukul 19.00 Wita, tetapi tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Petugas setempat mengawasi konsumen yang berbelanja agar wajib mengenakan masker dan menjaga jarak antara konsumen yang satu dan yang lain.
Transportasi umum dalam Kota Kupang membatasi penumpang agar tetap menjaga jarak duduk 1 meter dan wajib mengenakan masker. Kendaraan bus dari luar Kota Kupang agar semua penumpang, sopir, dan kondektur dilakukan pemeriksaan suhu tubuh dan apabila perlu tes antigen sebelum diberangkatkan ke rumah masing-masing.
Ruang pertemuan, restoran, dan hotel dilarang menyelenggarakan pesta atau syukuran dalam bentuk apa pun yang melibatkan kerumuman warga.
Pemkot Kupang melalui lurah setempat telah mengidentifikasi 92 titik di Kota Kupang yang selama ini menjadi titik kumpul warga. Tempat-tempat ini pun akan dipantau Satgas Covid-19 Kota Kupang sehingga tidak terjadi penumpukan masyarakat pada sore dan malam hari.
”Satgas Covid-19 yang ada di setiap kelurahan dan kecamatan agar menjalankan surat edaran Wali Kota Kupang ini. Mereka yang melanggar diberi peringatan berupa teguran lisan dan tertulis,” katanya.
Jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Kupang per 14 Januari 2021 sebanyak 1.375 kasus, sembuh 485 pasien, meninggal 43, dan 847 pasien masih dirawat. Jumlah 1.375 pasien itu sebanyak 858 pasien terpapar melalui transmisi lokal dan 528 pasien terpapar melalui perjalanan dari luar NTT.
Direktur Rumah Sakit WZ Yohannes Kupang Mindo Pangaribuan mengatakan, rumah sakit itu memiliki 55 tempat tidur untuk pasien Covid-19, tetapi saat ini sudah penuh. Demikian pula lima rumah sakit rujukan Covid-19 lain di Kota Kupang. Saat ini, semua pasien Covid-19 menjalami isolasi mandiri di rumah masing-masing.
”Memang pasien rawat jalan menurun di RSUD Yohannes Kupang. Mungkin karena masyarakat takut datang ke sana karena selain sebagai rumah sakit rujukan pasien Covid-19, juga pusat pemeriksaan spesimen PCR dari 21 kabupaten/kota. Kita harap masyarakat kembali berobat seperti biasa di rumah sakit itu,” kata Mindo.