Beralih ke Makanan Sehat
Jumlah orang yang kelebihan berat badan di negeri kita sekarang makin banyak, terutama di kota. Kelompok ini rawan mengalami penyakit diabetes melitus, jantung koroner, bahkan juga kanker tertentu.
Sejak mahasiswa saya suka wisata kuliner. Hampir semua jenis makanan telah saya coba, baik makanan tradisional dalam negeri maupun makanan Asia atau Eropa. Istri saya ternyata juga senang memasak, jadilah kami pasangan yang selektif memilih makanan enak.
Sewaktu masih jadi pasangan muda, kami masih mengutamakan kenikmatan makanan. Menu sehari-hari sering berganti, sering pesan makanan dari restoran dan sesekali masak sendiri terutama jika ada menu baru untuk dicoba.
Sekarang kami sudah punya dua orang anak berusia 5 dan 3 tahun. Keduanya gemuk. Kami senang sekali melihat anak-anak kami yang lucu dan gemuk. Namun, dokter spesialis anak kami menganjurkan agar pertumbuhan anak kami diperhatikan termasuk makanan sehari-hari mereka. Anak memerlukan nutrisi untuk tumbuh dan berkembang.
Banyak keluarga yang kurang mampu memberi nutrisi yang diperlukan sehingga anak mereka kurang gizi. Sebaliknya, keluarga mampu sering memberikan makan anak secara berlebihan dan membebaskan anak untuk menikmati berbagai kue dan es krim yang disukai anak-anak. Menurut dokter kami, kebiasaan makan sehat perlu ditanamkan sejak masa anak-anak sehingga jadi kebiasaan sehari-hari dan diamalkan sampai usia lanjut.
Kami agak tersentak dengan nasihat dokter anak kami. Nasihat dokter ini kami terima bukan hanya untuk kedua anak kami, tetapi juga untuk kami sebagai orangtua. Kami berusaha mencari informasi tentang makanan yang sehat. Ternyata informasi itu banyak sekali. Rupanya kebiasaan makan banyak pengaruhnya terhadap kesehatan. Kami baru mulai sadar dan peduli akan makanan sehat.
Sejauh ini, yang saya tangkap, konsumsi makanan sehat adalah bagian dari penerapan gaya hidup sehat. Selain peduli terhadap makanan, kita juga harus berolahraga secara teratur, tidur cukup, hidup optimis, serta menjaga kekebalan tubuh kita dengan baik.
Kami mulai mengurangi konsumsi garam, gula, dan lemak serta mulai banyak mengonsumsi sayur dan buah. Kami juga peduli pada zat-zat yang dapat mencemari makanan, seperti zat pengawet ataupun pestisida. Jika membeli makanan atau produk makanan, kami mulai memperhatikan label makanan dan menghitung kalori, kandungan garam atau gula.
Baik istri dan saya keduanya termasuk kelebihan berat badan. Kami baru mengamalkan konsumsi makanan sehat secara teratur sejak dua bulan ini. Kami mulai merasakan manfaatnya, apalagi kami juga sudah berolahraga secara teratur. Berat badan saya turun 2 kg, sedangkan istri 1,5 kg. Kami sekarang bertekad menghidangkan makanan sehat untuk seluruh keluarga kami.
Mohon penjelasan Dokter bagaimana keluarga seperti kami dapat menjalankan gaya hidup sehat termasuk mengonsumsi makanan sehat. Apakah pemerintah juga menganjurkan agar masyarakat mulai memperhatikan kebiasaan makan dan beralih ke konsumsi makanan sehat?
Terima kasih atas penjelasan Dokter.
J di S
Di Kementerian Kesehatan ada suatu unit yang mengurus kesehatan keluarga. Jika Anda membuka website Kemenkes dan menelusuri berbagai informasi tentang kesehatan keluarga, Anda akan memperoleh banyak informasi yang bermanfaat. Informasi ini mudah dicerna serta disertai gambar-gambar untuk memperjelas informasi.
Untuk makanan sehat ada informasi mengenai gizi seimbang. Dulu kita mengenal konsep empat sehat lima sempurna, konsep ini merupakan konsep yang bagus untuk mengatasi kekurangan gizi. Sekarang masyarakat ada yang kekurangan gizi, tetapi juga ada yang kelebihan berat badan. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan sekarang memperkenalkan konsep gizi seimbang.
Anda perlu memahami sepuluh pedoman gizi seimbang, yaitu: 1) biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok, 2) batasi konsumsi pangan manis, asin, dan berlemak, 3) lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan ideal, 4) biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi.
Berikutnya, 5) cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, 6) biasakan sarapan pagi, 7) biasakan minum air putih yang cukup dan aman, 8) banyak makan buah dan sayur, 9) biasakan membaca label pada kemasan pangan, 10) syukuri dan nikmati aneka ragam makanan.
Jika kita perhatikan pedoman ini berarti kita harus mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak. Makanan kita juga harus mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu, juga mengandung cukup kalori sesuai kegiatan kita sehari-hari.
Jika kita mengonsumsi makanan berlebihan, tubuh kita akan makin gemuk. Anak-anak dan remaja memerlukan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh mereka. Mereka juga harus banyak bergerak dan bermain di luar rumah. Anak-anak dan remaja perlu bersosialisasi meski dalam era Covid-19 ini tetap harus memperhatikan protokol kesehatan.
Sudah tentu kita dapat menikmati kuliner kesukaan kita. Namun, hendaknya kita juga harus peduli pada kandungan gula, garam, serta lemak yang terkandung di kuliner tersebut. Sesekali boleh saja kita menikmati makanan yang kita sukai, tetapi setiap hari hendaknya kita mengonsumsi makanan sehat.
Pola makanan keluarga juga akan memengaruhi kebiasaan makanan anak-anak. Jika keluarga kita telah menjadikan konsumsi makanan sehat sebagai kebiasaan, kita berharap anak-anak kita juga akan meneruskan kebiasaan itu.
Bolehkan anak-anak mengonsumsi es krim, snack, atau kue-kue yang disukainya? Boleh, tetapi anak-anak sudah mulai harus peduli pada apa yang dikonsumsinya. Apakah makanan atau minuman itu mengandung gula, garam, atau lemak tinggi. Anak-anak juga perlu diajak untuk banyak mengonsumsi sayur dan buah.
Jumlah orang yang kelebihan berat badan di negeri kita sekarang makin banyak, terutama di kota. Kelompok ini rawan mengalami penyakit diabetes melitus, jantung koroner, bahkan juga kanker tertentu. Untuk itulah, kita perlu mengonsumsi makanan yang seimbang agar berat badan kita tetap ideal.
Saya menghargai tekad keluarga Anda untuk berpindah ke makanan sehat. Tidaklah mudah mengubah kebiasaan yang selama ini sudah berlangsung cukup lama. Jadi, sesekali Anda mungkin akan melanggar aturan makanan sehat. Untuk itu Anda tak perlu sedih. Catatlah dan usahakan untuk mengurangi pelanggaran yang ada.
Untuk menerapkan hidup sehat dan mengonsumsi makanan sehat perlu tekad jangka panjang. Jangan putus asa kalau suatu waktu Anda dan keluarga tak menjalankannya dengan patuh. Ketika semua kebiasaan itu telah menyatu dengan diri Anda, mungkin Anda justru akan merasa tidak lagi suka dengan makanan-makanan yang sedap, tetapi tidak sehat. Anda sudah punya lampu merah, kuning, dan hijau yang akan menuntun Anda untuk mengonsumsi jika ada lampu hijau saja.
Saya berharap Anda sekeluarga tetap sehat dan menerapkan protokol kesehatan sehingga dapat terhindar dari Covid-19 yang masih meningkat di negeri kita. Semoga Anda sekeluarga dapat menciptakan kehidupan di rumah yang menyenangkan bagi anak-anak dan orangtua, komunikasi antaranggota keluarga bertambah baik, dan dapat beradaptasi dengan kehidupan baru pada era Covid-19 ini.