Karpet Merah ”Serigala Roma” untuk Para Pesaingnya
›
Karpet Merah ”Serigala Roma”...
Iklan
Karpet Merah ”Serigala Roma” untuk Para Pesaingnya
AS Roma terancam terpental dari peringkat tiga besar Liga Italia setelah takluk 0-3 dari rival sekota, Lazio, Sabtu dini hari WIB. Posisi Roma kini diintai tim-tim rival lainnya, seperti Juventus, Atalanta, dan Napoli.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
ROMA, SABTU — Bermain dengan performa di bawah rata-rata membuat AS Roma digilas tuan rumah Lazio, 0-3, dalam derbi della capitale atau derbi ibu kota di Stadion Olimpico, Roma, Sabtu (16/1/2021) dini hari WIB. Kekalahan telak dalam pekan ke-18 Liga Italia itu membuat ”Serigala Roma” membentangkan karpet merah untuk para pesaingnya, menyalip posisi mereka yang sekarang masih bertengger di urutan ketiga klasemen.
Juventus, Atalanta, dan Napoli—yang belum menjalani laga pekan ini—bersiap mengambil momentum tersebut. ”Kami perlu merenungkan hasil ini dan fokus pada laga berikutnya. Pada akhirnya, kami paham jika menang dalam laga ini kami akan sangat dekat dengan posisi pertama. Sekarang, kami justru kalah sehingga harus bisa menunjukan reaksi positif, segera bangkit,” ujar bek AS Roma, Chris Smalling, dikutip laman resmi AS Roma seusai laga itu.
Hasil tesrebut membuat AS Roma di ambang terpental dari tiga besar klasemen sementara. Dengan koleksi poin 34 dari 18 laga, mereka berpeluang disalip Juventus di peringkat keempat dengan 33 poin, Atalanta di posisi kelima dengan 31 poin, dan Napoli di tempat keenam dengan 31 poin yang sama-sama baru memainkan 16 laga. Ketiga tim itu belum menjalankan laga pekan ke-18, yakni Napoli menghadapi Fiorentina, Minggu (17/1/2021); Atalanta menantang Genoa, Senin (18/1/2021); dan Juventus berduel dengan Inter Milan, Senin.
Jika ketiganya menang, otomatis mereka langsung menggeser AS Roma yang bakal terjun ke peringkat keenam. Ketiga tim itu unggul produktivitas gol dan head to head atas AS Roma.
Kekalahan ini turut membuat AS Roma belum bisa bermimpi bersaing mengejar scudetto atau trofi juara Liga Italia Serie A. Selain kian tertinggal jauh dari AC Milan di puncak klasemen, mereka juga sejatinya sulit bersaing dengan tim besar lainnya pada musim ini.
Dari enam laga menghadapi tim besar, AS Roma hanya berhasil meraih tiga poin dari total 18 poin yang tersedia. Mereka hanya meraih hasil imbang dengan Juventus 2-2, AC Milan 3-3, dan Inter Milan 2-2. Namun, mereka kalah telak dari Napoli 0-4 dan Atalanta 1-4, sebelum tumbang 0-3 dari Lazio.
Sebaliknya, raihan tiga poin itu membuat Lazio beranjak ke urutan ketujuh dengan 31 poin dari 18 laga. Mereka membuka peluang untuk merangsek ke empat besar. Performa mereka kini sedang menanjak, yakni meraih tiga kemenangan beruntun dari tiga laga terakhir.
”Kami menampilkan performa yang luar biasa berupa determinasi, agresi, kecepatan, dan stamina. Kemenangan ini sangat memuaskan. Kami menginginkannya dengan seluruh kekuatan dan berkat bantuan para pengemar luar biasa yang datang ke tempat latihan. Kemarin, kami banyak kehilangan poin karena banyak pemain yang terkena Covid-19. Sekarang, saatnya kami mengejar,” ujar Pelatih Lazio Simone Inzaghi, dikutip Football-Italia.
Jalannya laga
Hingga seperempat jam laga babak pertama berjalan, kedua tim sejatinya masih mencari-cari celah kelemahan lawan. Namun, karena kesalahan bek muda AS Roma, Roger Ibanez, di menit ke-14, Lazio bisa mencuri gol perdana dengan mudah. Ibanez, yang lebih dekat dengan bola saat di kotak penalti sendiri, telat menyapu bola yang sedang diburu gelandang sayap Lazio, Manuel Lazzari.
Lazio adalah tim yang dapat membuat Anda frustrasi dengan baik. Lalu, saat tertinggal 0-2, sulit untuk menemukan jalan kembali ke dalam permainan. (Paouo Fonseca)
Ketika akan menyapu bola, bola sapuan Ibanez justru memantul di kaki Lazzari. Bola muntah mengarah liar tepat di kaki penyerang Lazio, Ciro Immobile, yang dengan sigap langsung melakukan sontekan sehingga bola menghunjam deras ke pojok kanan atas gawang Roma yang dikawal Pau Lopez.
Setelah gol itu, AS Roma masih percaya diri untuk mengatasi ketertinggalan. Akan tetapi, Lazio lekas mengubah taktik dengan menumpuk pemain di pertahanan dan mengandalkan serangan balik. Perubahan taktik itu cukup merepotkan lini serang AS Roma yang berulang kali masuk ke pertahanan lawan, tetapi selalu mental.
Saat akan berusaha mengatasi ketertinggalan, di menit ke-23, Ibanez justru kembali membuat kesalahan di lokasi yang sama. Bek berusia 22 tahun itu kalah adu lari dengan Lazzari yang menyambut umpan terobosan. Bek asal Brasil itu sempat memepet Lazzari dan membuatnya terjatuh di kotak penalti.
Jatuhnya Lazzari membuat Ibanez kehilangan konsentrasi. Ketika wasit tidak meniupkan peluit tanda pelanggaran, Ibanez tidak siap dan terpeleset tatkala ingin beranjak mengejar Lazzari. Akibat insiden itu, Lazzari leluasa mengumpan ke gelandang Luis Alberto yang kemudian melakukan tendangan menyusur tanah ke pojok kiri bawah gawang AS Roma dan tidak terjangkau Lopez.
Tertinggal 0-2 membuat mental AS Roma terpuruk, apalagi Lazio semakin menjaga erat-erat pertahanannya. Berkali-kali aliran bola yang dibangun gelandang AS Roma, Gonzalo Villar dan Jordan Veretout, selalu terputus sebelum sampai ke pemain depan, Edin Dzeko, yang ditopang gelandang serang, Henrikh Mkhitaryan dan Lorenzo Pellegrini. Skor 0-2 untuk Lazio pun bertahan hingga peluit babak pertama usai.
Memasuki babak kedua, AS Roma coba membangun asa mengatasi ketertinggalan. Walakin, strategi bertahan Lazio sangat merepotkan para penyerang Roma. Bek Lazio, Francesco Acerbi, yang memimpin komando pertahanan sangat displin menutup setiap celah yang coba dioptimalkan lawan.
Terlalu bernafsu menyerang, AS Roma justru meninggalkan banyak lubang di pertahanan. Lazio tahu betul dengan peluang itu. Dengan serangan balik cepat, mereka bisa kembali masuk ke pertahanan lawan dan mencuri gol yang lagi-lagi dilesatkan Luis Alberto pada menit ke-67.
Setelah tertinggal 0-3, laga seolah usai bagi AS Roma, apalagi Lazio semakin bermain pragmatis untuk mengawal kemenangan yang sudah di depan mata itu. Tak pelak, sampai peluit panjang tanda laga berakhir, mereka berhasil mempertahankan keunggulan tersebut.
”Setelah dua gol pertama, kami membuat Lazio merasa lebih aman. Kemudian, kami tidak pernah menemukan cara untuk menyerang mereka dan berada di belakang garis pertahanan mereka. Lazio adalah tim yang dapat membuat Anda frustrasi dengan baik. Lalu, saat tertinggal 0-2, sulit untuk menemukan jalan kembali ke dalam permainan,” ujar Pelatih AS Roma Paulo Fonseca.